EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 9 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 9 jam lalu, #Saham AS

Isyarat Rate Hike Bulan Depan Dorong Bullish Greenback

Penulis

Dollar AS menguat versus hampir sebagian besar mata uang major di awal sesi New York hari Selasa (21/2) setelah dua anggota pengambil kebjiakan The Fed mengatakan bahwa ada kemungkinan bagi Bank Sentral untuk melakukan Rate Hike pada pertemuan bulan Maret mendatang.

Dollar AS menguat versus hampir sebagian besar mata uang major di awal sesi New York hari Selasa (21/2) setelah dua anggota pengambil kebjiakan The Fed mengatakan bahwa ada kemungkinan bagi Bank Sentral untuk melakukan Rate Hike pada pertemuan bulan Maret mendatang. Hal tersebut langsung mendorong Greenback menguat lebih dari setengah persen terhadap Euro pada sesi perdagangan hari Selasa ini.

Isyarat Rate Hike The Fed Bulan Depan

Pair EUR/USD masih bertengger diatas level 1.06 saat pembukaan sesi Asia tadi pagi, lalu turun dan bergerak mendatar selama beberapa jam sebelum akhirnya harus jeblok ketika memasuki sesi Eropa hingga pukul 20:46 WIB malam ini berada pada level 1.0535 atau telah turun sebanyak 0.73 persen pada perdagangan hari Selasa. Bagi Euro, penurunan ini menjadi yang terbesar dalam kurun sebulan terakhir terhadap Dollar AS.

Bila mengacu pada grafik EUR/USD pada Time Frame Daily maka sangat jelas terlihat bahwa Greenback masih berjuang merebut kembali gain yang telah didapatkan semenjak Presiden Donald Trump memenangkan pemilu November silam. Seperti yang diketahui saat memasuki awal tahun 2017, performa dollar AS kian loyo terhadap Euro ataupun beberapa mata uang utama lainnya dimana Greenback sempat menyentuh level 1.0828 versus Euro awal Februari lalu yang merupakan posisi terendah sepanjang dua bulan pertama tahun 2017.

Pelemahan Dollar AS sejak bulan Januari lalu bukan tanpa alasan, ketika Pemerintah Presiden Donald Trump merasa tidak bahagia terhadap penguatan dollar AS yang kala itu Trump pernah mengatakan Dollar yang terlampau kuat akan melukai sektor ekspor Negeri Paman Sam.

Namun kondisi data fundamental yang begitu positif dalam beberapa pekan terakhir membuat pengambil kebijakan The Fed yang diketahui Janet Yellen optimis dan berjanji bakal menaikan suku bunga acuan dalam waktu dekat sehingga Dollar AS akhirnya kembali menguat terhadap berbagai major currency.

 

Petinggi The Fed Setuju Rate Hike Secepatnya

Presiden The Fed Cleveland, Loretta Mester pada hari Senin lalu mangatakan bahwa beliau setuju terhadap kenaikan suku bunga bila mengacu pada kondisi ekonomi saat ini. Pelaku pasar kini tengah menanti pernyataan anggota FOMC, Powell yang akan berbicara pada hari Rabu besok siang waktu setempat lalu hasil Notulen The Fed untuk mendapatkan kepastian lebih terhadap peluang Rate Hike Maret mendatang.

Saat berita ini diturunkan, pergerakan Greenback terpantau dominan terhadap berbagai major currency. Pair GBP/USD berada di level 1.2417 sedangkan USD/JPY diperdagangkan pada level 113.68. Dollar AS berpeluang kembali menguat bila hasil Notulen rapat The Fed besok bernada Hawkish.

277736
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.