Penguatan USD berlanjut pasca FOMC Meeting Kamis dini hari lalu. Kemungkinan pemicu sentimen terhadap USD adalah perkiraan kenaikan suku bunga hingga akhir tahun 2015.
Penguatan US Dollar berlanjut pasca FOMC Meeting Kamis dini hari lalu meski tidak ada hal yang signifikan dari konperensi pers ketua The Fed Janet Yellen. Keterangan Yellen dianggap biasa-biasa saja dan cenderung hati-hati. Pernyataannya hampir sama dengan meeting sebelumnya, tidak memberikan estimasi kenaikan suku bunga, dan agak risau dengan data tenaga kerja. Namun The Fed telah menurunkan proyeksi tingkat pengangguran hingga kwartal terakhir tahun ini ke angka 5.9% - 6.0% dibandingkan proyeksi Juni lalu yang 6.0% - 6.1%, sementara pertumbuhan direvisi turun dari 2.1% - 2.3% pada bulan Juni ke 2% - 2.1%, dan tingkat inflasi (y/y) hingga akhir tahun ini diproyeksikan tetap 1.5% - 1.7%. Tampaknya pasar tidak menganggap perubahan tersebut signifikan dan tetap mengambil posisi beli untuk USD.
Kemungkinan pemicu sentimen pasar terhadap USD adalah :
- Perkiraan tingkat suku bunga hingga akhir tahun 2015 yang naik dari 1.125% bulan Juni ke 1.375%. Estimasi tingkat suku bunga ini tertuang dalam ‘dot plot’ proyeksi ekonomi yang dirilis setelah FOMC Meeting.
- Tapering yang tinggal menyisakan pembelian bond sebesar USD 15 milyard dan akan berakhir bulan depan.
- Ada perbedaan pendapat dari 2 anggota FOMC yaitu Charles Plosser dan Richard Fisher yang menginginkan estimasi waktu kenaikan suku bunga yang lebih jelas.
- Diluncurkannya instrument baru pada statement The Fed sebagai bagian dari ‘exit strategy’ bank sentral untuk menormalisasi kebijakan moneter setelah menjalankan program stimulus dalam beberapa tahun terakhir. Prinsip ini telah disinggung pada FOMC Meeting Juni lalu.
Dengan harapan kenaikan suku bunga yang lebih cepat, penguatan USD diperkirakan masih akan berlanjut. Mata uang utama yang paling melemah versus USD minggu ini adalah JPY. Dengan telah ditembusnya level 109, diperkirakan USD/JPY akan terus rally hingga 110, level terendah JPY sejak Agustus 2008. Berlanjutnya pelemahan JPY ini juga dipicu oleh pernyataan gubernur Bank of Japan (BoJ) Kuroda Kamis kemarin bahwa bank sentral Jepang tersebut akan tetap menjalankan program stimulus hingga target inflasi tahunan yang 2.0% tercapai. Disamping itu ia juga mengatakan penguatan USD tidak berdampak negatif pada perekonomian Jepang.
Selain JPY, mata uang utama yang masih cenderung melemah terhadap USD adalah EUR. Sementara The Fed akan mengakhiri stimulus, European Central Bank (ECB) baru mulai menjalankan program stimulusnya. Untuk GBP sementara ini akan menguat versus USD oleh euforia kemenangan opsi ‘No’ pada referendum kemerdekaan Scotlandia.