Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 14 jam lalu, #Saham Indonesia

Turunnya GDP China Picu Stimulus Lanjutan

M Singgih 23 Oct 2014
Dibaca Normal 3 Menit
forex > analisa >   #stimulus   #gdp
Sejak kwartal ke 3 tahun 2011 GDP China terus turun dari 9.2% ke 7.3% pada kwartal ke 3 tahun ini. GDP kwartal ke 3 ini adalah yang terendah sejak 2009. Dengan resiko disinflasi global saat ini diperkirakan pemerintah Beijing akan menerapkan program stimulus lanjutan.

Ekonomi China kwartal ke 3 (q/y) tumbuh 7.3% (rilis GDP 20 Oktober lalu), lebih tinggi dari perkiraan 7.2% tetapi lebih rendah dari kwartal ke 2 yang tumbuh 7.5%. Menurut Biro Statistik Nasional China yang merilis data ini pertumbuhan kwartal ke 3 tersebut lebih disebabkan oleh naiknya output industri bulan September yang naik 8% dibandingkan kenaikan bulan sebelumnya yang 6.9% (rilis Industrial Production 20 Oktober lalu), sementara Fixed Asset Investment (FAI) turun ke 16.1% dari sebelumnya 16.5%. Investasi di sektor real estate bulan September juga turun ke 12.5% dari sebelumnya 13.2%, dan Retail Sales naik 11.6% dibandingkan bulan Agustus yang naik 11.9%.

Sejak kwartal ke 3 tahun 2011 pertumbuhan China terus turun dari 9.2% ke 7.3% pada kwartal ke 3 tahun ini. GDP kwartal ke 3 tahun ini adalah yang terendah sejak tahun 2009, dan hingga kwartal ke 3 ini ekonomi China tumbuh 7.4% sementara target pemerintah untuk tahun 2014 adalah 7.5%. Pelaku pasar memperkirakan dengan disinflasi global saat ini target tahun 2014 tersebut akan sulit dicapai dan akan menyebabkan pemerintah (Partai Komunis China) merevisi target pertumbuhannya untuk tahun 2015.

Turunnya sektor properti
Sejak kwartal ke 2 tahun ini beberapa data fundamental penting China cenderung melemah. Neraca perdagangan bulan Agustus 2014 memang mencapai rekor surplus tertinggi sebesar USD 49.8 milyard akibat meningkatnya ekspor, tetapi kebenaran data tersebut agak diragukan karena dugaan kemungkinan manipulasi faktur oleh para eksportir. Seperti tampak pada gambar berikut GDP yang mulai melemah bersamaan dengan naiknya inflasi kurang mendapat tanggapan yang serius, dan turunnya tingkat inflasi hingga dibawah 2% sekarang (CPI y/y September lalu 1.6%) memicu turunnya pertumbuhan akibat merosotnya permintaan domestik dan lemahnya kepercayaan konsumen.

                              Turunnya GDP China Picu Stimulus

Turunnya pertumbuhan ekonomi juga disebabkan oleh cenderung melemahnya output industri dan penjualan retail yang menunjukkan menurunnya aktivitas perekonomian.

                             Turunnya GDP China Picu Stimulus

Disamping itu ancaman terbesar pertumbuhan ekonomi China saat ini adalah turunnya harga properti seperti tampak pada gambar berikut. Sektor konstruksi dan real estate menyumbang 15% dari GDP China dan merupakan tulang punggung perekonomian. China telah meningkatkan produksi semen dengan cukup signifikan pada tahun 2011 dan 2012 lalu sebagai antisipasi meledaknya permintaan sektor properti. Bersamaan dengan itu kredit perumahan meningkat tajam sejak 5 tahun terakhir.

                             Turunnya GDP China Picu Stimulus

Analis memperkirakan dengan resiko disinflasi global saat ini pemerintah Beijing dan People Bank of China (PBoC) kemungkinan  besar akan menerapkan program stimulus lanjutan. Sebelumnya China telah menjalankan program stimulus pada April lalu yang menyebabkan meningkatnya proyek konstruksi perumahan dan naiknya GDP kwartal ke 2 ke angka 7.5%.

Sumber : www.actionforex.com : Decelerated Chinese Growth Calls For More Easing
                    www.forex.com : China GDP preview: Q3 was a tough quarter

Terkait Lainnya
 
Geopolitik sekali lagi menjadi pusat perhatian, karena penjualan ritel Inggris loyo, 8 jam lalu, #Forex Fundamental

USD/JPY bertahan saat Iran tidak berencana melakukan pembalasan langsung terhadap serangan udara Israel, 8 jam lalu, #Forex Fundamental

Forex hari ini: Investor mencari perlindungan di tengah laporan Israel menyerang Iran, 8 jam lalu, #Forex Fundamental

Penjualan ritel Inggris mencetak 0% MoM di bulan Maret versus 0.3% yang diharapkan, 8 jam lalu, #Forex Fundamental

Saham-saham top losers lQ45: PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) -3.85%, PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) -3.36%, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) -2.77%, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

IHSG dibuka terkoreksi mengekor bursa regional pada Jumat (19/April), turun 0.91% ke level 7,101, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk. (RMKO) mencatatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 47.4% YoY, mencapai Rp272.4 miliar, 14 jam lalu, #Saham Indonesia

Laba bersih PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) turun di kuartal I/2024, membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6.05 triliun per Maret 2024. , 14 jam lalu, #Saham Indonesia



Kirim Komentar Baru