EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 29 menit lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 6 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 6 jam lalu, #Saham AS

Poin-Poin Penting Dari Dua Hari Testimoni Janet Yellen

Penulis

Ketua The Fed Janet Yellen berjumpa dengan wakil-wakil rakyat AS dalam testimoni berkala-nya di Capitol Hill pada hari Selasa dan Rabu kemarin. Dalam kesempatan tersebut, ia kembali menegaskan pesannya bahwa the Fed bisa memulai menaikkan suku bunga dalam tahun ini jika perekonomian terus menguat. Poin-poin apa lagi yang dibicarakan Yellen dalam kesempatan tersebut? Berikut diantaranya.

Ketua The Fed Janet Yellen berjumpa dengan wakil-wakil rakyat AS dalam testimoni berkala-nya di Capitol Hill pada hari Selasa dan Rabu kemarin (24-25 Februari 2015). Dalam kesempatan tersebut, ia kembali menegaskan pesannya bahwa the Fed bisa memulai menaikkan suku bunga dalam tahun ini jika perekonomian terus menguat. Namun demikian, Dolar AS nampak loyo setelah pernyataan-pernyataan Yellen mengindikasikan bahwa the Fed masih akan memantau perekonomian lebih lanjut sebelum menaikkan suku bunga.

Janet Yellen


Pernyataan ketua the Fed sebagai bank sentral terdepan di Dunia memang sering menjadi game changer. Hal itu, ditambah dengan tersingkirnya proyeksi Grexit setelah diterimanya ekstensi bailout empat bulan Yunani oleh Euro, membuat Dolar sempat mengalami koreksi besar. Poin-poin apa lagi yang dibicarakan Yellen dalam kesempatan tersebut? Berikut diantaranya.

 

1. Pasar Tenaga Kerja Sudah Membaik, Tetapi Belum Memuaskan

Yellen menilai kondisi ketenagakerjaan di Amerika Serikat telah meningkat dalam berbagai dimensi, dan pengangguran jangka panjang telah berkurang secara substansial. Namun demikian, ia agak kecewa dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate) yang masih dibawah estimasi dan pertumbuhan gaji yang dianggap masih lesu.

2. Tujuan The Fed Adalah Mencapai Target Inflasi

Saat ditanya oleh Senator dari New York mengenai bagaimana the Fed bisa mempertimbangkan menaikkan suku bunga padahal pertumbuhan gaji belum sungguh-sungguh membaik, Yellen menjawab, "Tujuan kami adalah stabilitas harga, yang kami definisikan sebagai inflasi 2%. Sebelum mulai menaikkan suku bunga, komite (FOMC) perlu memiliki alasan untuk percaya diri bahwa selama jangka menengah, inflasi akan naik menuju target 2%".

Lebih lanjut, Ia mengungkapkan bahwa the Fed terus memantau pertumbuhan gaji, dan jika pasar tenaga kerja terus meningkat maka mereka percaya diri gaji lama kelamaan akan menanjak juga karena gaji cenderung menjadi indikator yang lagging dalam menunjukkan pertumbuhan. Oleh karena itu, ia tak merasa perlu melihat peningkatan signifikan pada indikator gaji sebelum menaikkan suku bunga.

Dikarenakan rendahnya inflasi saat ini, Yellen mengatakan bahwa the Fed bisa tetap "sabar" sebelum menaikkan suku bunga. Bahkan meski kata "sabar" menghilang dari statement the Fed, itu tak lantas berarti suku bunga akan segera dinaikkan. Sebaliknya, the Fed akan mulai mempertimbangkan kenaikan suku bunga dalam basis "rapat per rapat".

 

Inflasi AS

Data Inflasi Amerika Serikat: Nampak tingkat inflasi Januari 2015 hanya -0.1 %(yoy) walaupun inflasi inti masih stabil pada 1.6%

3. Ada risiko global dari China dan Eropa

Ketua The Fed penerima gelar Phd dari Yale University ini secara khusus menggarisbawahi risiko global dari China dan Eropa. Ia mengatakan, risiko ketidakseimbangan ekspor dan investasi di China bisa menimbulkan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang lebih buruk daripada perkiraan. Sedangkan mengenai Eropa, menurutnya pemulihan masih lambat dan inflasi telah jatuh terlalu jauh. Namun demikian, stimulus moneter ECB seharusnya bisa mendorong pertumbuhan dan inflasi di zona Euro.

Dalam diskusi selanjutnya, Yellen menjelaskan bahwa perkembangan di luar negeri bisa mempengaruhi ekonomi Amerika Serikat, namun setelah dibandingkan antara positif dan negatif perkembangan global bagi AS, ia cukup yakin bahwa risikonya bagi AS masih seimbang. Permintaan dan pengeluaran domestik dinilai masih kuat, sehingga pemulihan ekonomi bisa dikatakan berada pada basis yang solid. Apalagi, harga minyak yang rendah diharapkan berdampak positif bagi pemulihan ekonomi secara keseluruhan.

 

4. Yellen Menolak Mendukung Perubahan Atas Dodd-Frank Act

Sebuah undang-undang yang disahkan pada 2010, Dodd-Frank Act menghadirkan regulasi bidang finansial yang paling siginifikan dalam sejarah Amerika sejak Great Depression di era 30an. Namun sebagian menuduh undang-undang tersebut tidak cukup untuk mencegah meletusnya krisis finansial lagi atau skema bailout ulangan, sementara sebagian lainnya menilai undang-undang itu mengekang institusi finansial secara berlebihan. Karena itu, banyak suara ingin merubah undang-undang tersebut, dengan bank-bank komunitas dan regional berusaha keras agar Dodd-Frank Act diubah. Meski demikian, menurut Yellen, Dodd-Frank Act menyediakan fleksibilitas bagi regulator untuk mendisain peraturan bank.

Sebaliknya, Yellen memberitahukan rencana the Fed untuk mengajukan peraturan baru tahun ini tentang aktivitas bank di pasar komoditas, seperti Alumunium dan Minyak.

 

5. Yellen Menolak Untuk Tidak Berkomentar Tentang Isu Ekonomi Secara Luas

Bukan sekali dua saja komentar-komentar Yellen tentang kondisi ekonomi Amerika Serikat dan Dunia menimbulkan riak-riak serta gelombang di pasar secara tak terduga. Karena ini, pernahkah Anda berpikir bahwa Yellen sebaiknya diam saja? Selain mempengaruhi pasar, komentar-komentarnya juga mengusik para anggota dewan karena ia sering menyebut-nyebut tentang kesenjangan pendapatan. Akhirnya, salah satu anggota dewan dari partai Republik dalam testimoni kemarin menyarankan pada Yellen bahwa ia sebaiknya tidak usah berkomentar tentang hal-hal yang tidak secara khusus berbicara tentang kebijakan moneter.

Dengan tegas, Yellen menolak. Katanya, "Semua pendahulu saya (ketua the Fed sebelumnya) telah berbicara tentang masalah dan tren ekonomi penting dan besar yang mempengaruhi negeri. Saya merasa saya punya hak untuk melakukan hal yang sama."


Disamping menanggapi pertanyaan terkait kondisi ekonomi dan stabilitas keuangan, ketua the Fed juga melayani kritikan pedas terkait kedekatannya dengan White House. Dalam daftar rapat yang telah dilakukan Yellen sejak dilantik yang dirilis baru-baru ini, ia tercatat lebih banyak melakukan pertemuan dengan sisi eksekutif AS (White House) ketimbang legislatif (senat dan kongres). Anggota Dewan nampaknya mengkhawatirkan kalau kebijakan the Fed kedepan akan dipengaruhi oleh kepentingan politik tertentu, sebuah tuduhan yang dengan cepat ditangkis Yellen. Namun demikian, hal itu cukup menjadi bahan pembicaraan di kalangan analis karena Yellen merupakan ketua the Fed pertama yang dituduh terpengaruh bias politik.

Sedangkan dari sisi ekonomi, para analis berpikir bahwa testimoni Yellen mengindikasikan kenaikan suku bunga the Fed takkan terjadi sebelum Juni. Beberapa bahkan menilai kenaikan pertama akan dilaksanakan September atau lebih lama lagi dari itu. Ini dikarenakan adanya proyeksi inflasi dalam beberapa bulan mendatang akan terus menerus selip dibawah target 2 persen yang digadang-gadang sebagai tujuan utama The Fed. Kathy Lien dari BK Asset Management, berpendapat the Fed pertama-tama akan menyingkirkan kata "sabar" dari statement mereka terlebih dahulu, baru kemudian menaikkan suku bunga pada bulan September. Secara khusus ia menunjuk the Fed mungkin akan mulai merubah arah kebijakan pada rapat-rapat FOMC yang diikuti oleh konferensi pers. Dalam tahun 2015 ini, rapat semacam itu hanya akan terjadi empat kali, diantaranya pada Maret dan Juni. Dengan asumsi Maret masih terlalu cepat, maka pilihan terbaik berikutnya (untuk mulai menyingkirkan kata "sabar") adalah Juni. Ekspektasi ini sebenarnya tak banyak berbeda dengan ekspektasi lama pasar, hanya saja tingginya harapan pada prospek kenaikan suku bunga mulai Juni membuat Dolar kemarin sempat melemah dan menyediakan kesempatan bagi investor untuk membeli Dolar di level yang lebih rendah.

224116

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.


Fibonacci Sederhana
terimakasih Seputar forexBelajar Trading Gratis >>> DISINI