EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.790   |   GBP/USD 1.235   |   AUD/USD 0.646   |   Gold 2,305.51/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,116.40   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 3 jam lalu, #Saham Indonesia

Proyeksi Pair Forex Mayor Pada Tahun 2017

Penulis

Diantara pair forex mayor, mata uang mana yang akan bullish di tahun 2017? mana pula yang bakal bearish dan tertekan? Simak proyeksi dari sejumlah analis ternama ini.

Sederetan kejutan mewarnai pergerakan pair forex mayor pada tahun 2016. Mulai dari langkah bank-bank sentral memangkas suku bunga, kemenangan kubu anti-Uni Eropa di referendum Brexit, hingga terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS ke-45. Pada titik kulminasinya, Dolar AS akhirnya reli ke puncak tertinggi 14 tahun beriringan dengan dinaikkannya suku bunga Federal Reserve di pertengahan bulan Desember ini.

Dengan memantau perkembangan-perkembangan yang telah terjadi sejauh ini, bagaimana prediksi pergerakan pair forex mayor pada tahun 2017? Sejumlah analis ternama telah mempublikasikan prediksi pair forex mayor berdasarkan pengamatan mereka. Berikut ini rangkuman pilihan editorial seputarforex.

Proyeksi Forex 2017

 

Dolar AS Masih Bisa Reli, Kecuali Kalau FED Mangkir Lagi

Reli Dolar AS belakangan ini didasari oleh dua faktor utama, yakni ekspektasi peningkatan pertumbuhan AS di bawah kepemimpinan presiden terpilih Donald Trump, serta harapan akan berlanjutnya kenaikan suku bunga AS hingga tahun depan. Namun, kedua hal tersebut juga bisa menjadi faktor yang menggembosi reli Dolar.

Pertama, meski janji Trump tentang stimulus fiskal masif diharapkan menggenjot ekonomi AS, tetapi pasar juga mewaspadai dampak janji lainnya tentang evaluasi ulang perjanjian-perjanjian dagang antar negara. Dalam hal ini, jika tindakan pemerintah AS malah memicu perang dagang dengan negara ekonomi terbesar kedua dunia (China), maka malah bisa menurunkan daya tarik Dolar AS. Selain itu, ada kemungkinan apresiasi greenback malah berimbas pada menurunnya pendapatan korporasi AS, dalam situasi mana ekspansi ekonomi bisa batal terjadi.

Kedua, sebagaimana dicatat oleh Jamie Saettele dari DailyFX, FED Funds Futures saat ini baru memperhitungkan kenaikan suku bunga sekitar 50 basis poin hingga akhir tahun 2017, lebih rendah dibanding forecast dot plot FOMC yang sebesar 75 basis poin. Ini artinya, jika data dan pidato para pejabat FED cenderung hawkish maka reli Dolar AS akan kembali mendapatkan energi; tetapi jika FED menampakkan indikasi dovish, maka keruntuhan keyakinan pasar bisa mengakibatkan pembalikan harga.

 

Euro Bearish Plus Beban Politik

Sehubungan dengan proyeksi utama Dolar AS yang tetap bullish di atas, maka Euro sebagai oposisi langsungnya diperkirakan masih dalam tekanan dengan EUR/USD terus menurun. Keputusan rapat ECB Desember untuk memperpanjang masa Quantitative Easing (QE) menempatkan Euro dalam posisi "kalah" ketika suku bunga di tempat lain meningkat. Selisih yield obligasi AS dan Jerman belakangan makin tajam, dan itu memberikan alasan bagi para investor untuk terus melepas Euro.

Di akhir kuartal I/2017, pasar forex akan mulai memantau perkembangan politik Zona Euro dengan dijadwalkannya pemilu Belanda (15 Maret 2017), Perancis (April dan Mei), serta Jerman (waktu belum ditentukan). Setelah kejutan hasil referendum Brexit dan pilpres AS tahun 2017 ini, ada baiknya trader mewaspadai pergolakan pasar di sekitar tanggal-tanggal terkait.

 

Pounds Tergantung Negosiasi Brexit

BNP Paribas mengekspektasikan GBP untuk "outperform" mata uang G10 lainnya di tahun 2017 dan tetap kukuh versus Dolar AS yang masih diproyeksikan menguat. Menurut bank multinasional asal Perancis itu, meski perekonomian Inggris menghadapi tantangan ketidakpastian gegara Brexit, tetapi nilai tukar GBP saat ini sudah memperhitungkan "skenario terburuk".

Apalagi, belakangan ini terdengar ada pergeseran pandangan dalam retorika pemerintah Inggris tentang Brexit, dengan mengesampingkan masalah imigrasi dan lebih berfokus pada kebijakan-kebijakan pro-bisnis. BNP Paribas menilai GBP sekarang diperdagangkan terlalu murah dibanding nilai "fair" jangka panjangnya, sehingga sebagian pelaku pasar kini perlahan-lahan menaikkan jumlah Pounds dalam portofolio mereka.

Jamie Saettele dalam proyeksinya untuk kuartal I/2017 menggarisbawahi kisaran GBP/USD antara 1.2800-1.3600. Trend yang berlangsung jelas bearish, tetapi untuk memperpanjang pergerakan ekstrim ini akan membutuhkan keyakinan luar biasa. Memasuki 2017, masih dipertanyakan apakah Cable bisa terus meregang. Terlebih karena dari data historis ditemukan bahwa GBP sudah berada pada level rendah tiga dekade.

GBPUSD D1

Mereview chart Daily dalam tiga kuartal terakhir, Saettele menunjukkan sejumlah level teknikal penting untuk pergerakan GBP/USD di kuartal I/2017. Di sisi bawah, crash sampai sekitar 1.1900 dimungkinkan terjadi sebelum transisi momentum. Sedangkan di sisi atas, level 1.2800 merepresentasikan resisten awal, sementara 1.3500 menjadi resisten yang lebih substansial.

 

Yen Bakal Terus Depresiasi, Kecuali Jika...

Dalam nota yang mendeklarasikan GBP sebagai kandidat "outperformer" di tahun 2017, BNP Paribas menyatakan Yen Jepang sebagai bakal mata uang terlemah, dengan USD/JPY diprediksi mencapai 128. Biarpun mata uang lain ada kemungkinan pulih versus Dolar AS, proyeksi Yen buruk karena strategi BoJ mentarget Yield Curve dinilai akan membuat mata uang itu tetap rapuh di tengah naiknya laju inflasi global.

Akan tetapi, David Rodriguez dan Michael Boutros dari DailyFX menyebut ada tiga risiko utama bagi pergerakan USD/JPY di awal tahun 2017:

1. Tak adanya tindakan dari Bank of Japan dan Federal Reserve.
Menengok kembali proyeksi tahun lalu, 2016 semestinya menjadi tahun di mana divergensi kebijakan membuat Yen ambruk terhadap Dolar AS. Namun, FED mangkir dari proyeksi kenaikan suku bunga sebanyak empat kali yang dikeluarkan pada Desember 2015, dan tambahan paket stimulus BoJ pun lebih kecil dari ekspektasi. Jika hal ini terulang kembali di 2017, maka USD/JPY bisa terus menurun.

2. Dinamika Politik.
Perjanjian Trans-Pacific Partnership (TPP) merupakan suatu upaya Jepang untuk membentuk grup dagang yang mengecualikan China. Masalahnya sekarang, perjanjian TPP yang sedianya akan diikuti juga oleh AS ini terkendala oleh retorika Trump yang cenderung anti-perdagangan internasional. Dalam hal ini, jika TPP disetujui oleh parlemen AS, maka Jepang akan diuntungkan. Di sisi lain, Kementrian Keuangan Jepang telah berulang kali mengancam akan intervensi jika Yen terus menguat, padahal politisi AS bakal gusar dengan manipulasi forex agresif dan bisa makin cenderung menggagalkan TPP.

3. Peningkatan volatilitas pasar finansial.
Dilihat dari dinamika pasar, Yen cenderung menguat (USD/JPY menurun) saat pasar bergejolak. Jelas bahwa stabilitas pasar finansial turut menentukan pergerakan nilai tukar mata uang Safe Haven ini dan membuat pergerakannya di tahun 2017 mendatang lebih sulit ditebak.

276856

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.


Samsudin
apakah UJ masih dalam trend up, tapi mengapa data  "PMI" As kemaren bagus tapi justru UJ melemah cukup tajam.. seharunya kan di dorong makin naik.. dan melewati harga 118.65. tapi malah terjun bebas. ada apa itu?