EUR/USD 1.072   |   USD/JPY 156.820   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.656   |   Gold 2,326.97/oz   |   Silver 27.25/oz   |   Wall Street 38,386.09   |   Nasdaq 15,983.08   |   IDX 7,243.23   |   Bitcoin 63,841.12   |   Ethereum 3,215.43   |   Litecoin 83.52   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 4 jam lalu, #Saham AS

GBP/USD Lanjutkan Penurunan Jelang GDP Inggris Besok

Penulis

Poundsterling tampak melanjutkan penurunan yang cukup dalam terhadap Dolar AS di hari Kamis (26/11) sore ini. GBP/USD tampaknya harus jatuh bangun menghadapi penguatan Dolar AS yang kian didukung oleh spekulasi kenaikan suku bunga The Fed Desember esok.

Poundsterling tampak melanjutkan penurunan yang cukup dalam terhadap Dolar AS di hari Kamis (26/11) sore ini. GBP/USD tampaknya harus jatuh bangun menghadapi penguatan Dolar AS yang kian didukung oleh spekulasi kenaikan suku bunga The Fed Desember esok. GBP/USD diperdagangkan pada posisi 1.5076, anjlok hingga 0.34 persen dari posisi sebelumnya, sehingga mencetak level rendah baru sesi perdagangan kali ini di kisaran 1.5068.

gbp
Di samping itu, mata uang Inggris juga terus tertekan terhadap Dolar menjelang pengumuman data GDP Inggris (second estimate) besok sore. Pasar mengekspektasikan GDP Inggris untuk kuartal ketiga akan menunjukkan perlambatan ekonomi hingga 0.5 persen dari 0.7 persen yang terlihat di kuartal kedua. Perlambatan GDP tersebut diperkirakan akan terjadi akibat lemahnya perdagangan, yang kemungkinan membayangi Inggris meski penjualan retailnya terbilang cukup solid.

Divergensi BOE Dan Fed AS

Tak hanya itu, dovishnya komentar-komentar dari pejabat Bank Sentral Inggris (BOE), kontradiktif dengan kebijakan The Fed AS yang mulai menuju kebijakan moneter ketat. Bahkan kemarin, Gubernur BOE, Mark Carney, mengatakan bahwa dirinya tidak tahu kapan waktu yang sesuai untuk menaikkan tingkat suku bunga. "Yang menjadi pertanyaan saya adalah, kapan waktu yang sesuai untuk menaikkan tingkat suku bunga, dan apakah kenaikan suku bunga tersebut akan konsisten dengan penguatan ekonomi domestik Inggris." tutur Carney di hadapan parlemen.

BOE dan The Fed merupakan dua bank sentral yang sempat digadang-gadang sebagai bank sentral pertama yang akan menaikkan suku bunga setelah krisis finansial global 2008. Akan tetapi, perekonomian Inggris ternyata masih kalah tangguh dengan AS. Masalah inflasi dan pertumbuhan upah di Inggris yang masih di bawah level pra-krisis masih menjadi ganjalan bagi BOE untuk mengetatkan kebijakan.

254823
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.