GBP/USD mengalami kenaikan pada hari Selasa sore ini (26/04). Pair yang juga biasa disebut cable tersebut terpantau naik sebesar 0.4 persen selama sesi London dan saat berita ini ditulis, GBP/USD diperdagangkan pada level harga 1.4531 per dolar AS.
Sementara itu, saat ini para trader masih akan berfokus pada rilis data Durable Goods Orders AS bulan Maret 2016 nanti malam. Para analis memperkirakan akan ada peningkatan data tersebut dari minus 0.3 persen ke 1.9 persen, sedangkan untuk pesanan alat transportasi bekas (ex-transportation) diprediksi akan naik menjadi 0.5 persen dari sebelumnya -1.3 persen pada bulan Februari. Data-data tersebut bisa jadi akan menyebabkan volatilitas pada dolar AS.
Di samping itu, adapun penggerak utama dolar AS lain yaitu hasil rapat dan keputusan kebijakan moneter suku bunga AS oleh The Fed. Meskipun para ahli ekonomi dan analis berpendapat bahwa the Fed diperkirakan akan tetap membiarkan tingkat suku bunga pada level 0.5 persen, pernyataan dan komentar anggota FOMC masih dinilai penting bagi pasar.
Selain itu, pada sesi perdagangan sebelumnya terdapat pengaruh yang sedikit negatif dari data new home sales untuk bulan Maret di AS yang mengalami penurunan yang cukup signifikan dari sebelumnya 519,000 menjadi 511,000, padahal analis sudah memperkirakan ada peningkatan walaupun sedikit.
Menunggu Rilis Data GDP Inggris
Dari sudut pandang Poundsterling, sejumlah investor saat ini masih sibuk dengan melakukan antisipasi terhadap data GDP Inggris yang lebih rendah dengan estimasi GDP Inggris pada kuartal I tahun 2016 ini menurun dari 0.6 persen ke 0.4 persen saja. Selain itu, untuk data GDP YoY juga diprediksi akan turun menjadi 0.2 persen.
Disamping itu, isu terhadap Brexit saat ini juga telah masuk kedalam babak baru, dimana dukungan kuat muncul untuk Inggris yang harus tetap menjadi bagian dari Uni Eropa. Hal tersebut terjadi karena didorong oleh kampanye yang terus menyuarakan kontra terhadap Brexit dan ditambah dengan fakta bahwa Presiden AS Barack Obama juga menyarankan agar Inggris tidak keluar dari Uni Eropa dengan mengingat bahaya ekonomi yang berpotensi muncul jika Inggris keluar dari Uni Eropa.
Disamping itu, data poling terakhir juga menunjukkan bahwa sebagian besar orang yang memiliki hak suara/hak pilih saat ini lebih memilih untuk kontra terhadap Brexit dan menginginkan Inggris tetap masuk kedalam Uni Eropa. Data polling tersebut menyebabkan Sterling mengalami reli pada sesi perdagangan kemarin.