EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 153.520   |   GBP/USD 1.259   |   AUD/USD 0.663   |   Gold 2,323.23/oz   |   Silver 27.57/oz   |   Wall Street 38,852.27   |   Nasdaq 16,349.25   |   IDX 7,421.21   |   Bitcoin 63,161.95   |   Ethereum 3,062.73   |   Litecoin 80.79   |   PT Indika Energy Tbk. (INDY) menetapkan dividen tunai sebesar $30 juta atau sekitar Rp480 miliar, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Harga saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel naik 3.6% ke level Rp575 per unit, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Remala Abadi Tbk. (DATA) naik 34.04% atau nyaris menyentuh ARA usai resmi mencatatkan saham perdana di BEI pada hari ini, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil di 5,205, sementara Nasdaq 100 turun sedikit menjadi 18,184 pada pukul 19:33 ET (23:33 WIB). Dow Jones datar di 38,991, 2 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Mendaki, AS Dan Libya Tingkatkan Produksi

Penulis

Pada hari Jumat, Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah oil drilling rigs di Amerika Serikat meningkat sebanyak 13 ke angka 523.

Seputarforex.com - Harga minyak mentah berjangka ditutup sedikit lebih tinggi pada pada akhir perdagangan hari Jumat lalu dan berupaya mendaki pada perdagangan pagi ini (27/12), meski dipublikasikan sejumlah laporan bearish dari AS dan Libya, di tengah berkurangnya volume trading menjelang pergantian tahun. Minyak mentah Brent sebelumnya ditutup naik tipis 0.2% pada $55.16 per barel dan kini berada di kisaran $55.20. Sementara itu, minyak mentah WTI menanjak 0.13% ke harga penutupan $53.02, dan sekarang terpantau diperdagangkan di sekitar $53.17.

Harga Minyak Naik Tipis

 

Indikasi Peningkatan Produksi Di AS Dan Libya

Negara-negara anggota OPEC telah menyepakati pemangkasan output kumulatif sebesar 1.2 juta barel per hari mulai 1 Januari 2017 dalam kesepakatan kuota pertama sejak tahun 2008. Pakta tersebut disusul oleh kesepakatan susulan dari 11 negara produsen minyak Non-OPEC untuk mengurangi suplai sebanyak total 558,000 barel per hari.

Namun demikian, sejumlah analis tak yakin kalau rencana pemangkasan produksi akan berdampak se-signifikan yang diharapkan pasar. Terdapat pula kekhawatiran terkait indikasi peningkatan produksi di Amerika Serikat dan Libya.

Pada hari Jumat, Baker Hughes melaporkan bahwa jumlah oil drilling rigs di Amerika Serikat meningkat sebanyak 13 ke angka 523; kenaikan kedelapan berturut-turut ke level tertinggi dalam nyaris satu tahun. Ini sejalan dengan peringatan beberapa analis bahwa reli harga minyak baru-baru ini mendorong para produsen minyak shale AS untuk memompa suplai lebih banyak, sehingga bisa mementahkan upaya pemangkasan produksi oleh OPEC.

Sementara itu, Libya yang diperbolehkan untuk menggenjot produksi dalam kesepakatan OPEC, telah mengumumkan pembukaan kembali pipa-pipa dari dua ladang minyak utama. Menurut pejabat setempat, pembukaan kembali ini bisa meningkatkan output Libya sebanyak sekitar 270,000 bph dalam tiga bulan mendatang.

 

Trader Tutup Buku, Tunggu Realisasi OPEC

Dalam sepekan mendatang, volume trading diekspektasikan tetap rendah sehubungan dengan banyaknya trader yang sudah tutup buku menjelang pergantian tahun, sehingga mengurangi likuiditas di pasar. Pelaku pasar pun nampak ragu untuk membuat langkah signifikan menjelang akhir tahun ini, sembari menunggu bagaimana OPEC akan merealisasikan rencana pemangkasan produksinya.

Namun demikian, pelaku pasar akan tetap memantau sejumlah data mengenai persediaan minyak mentah AS yang dijadwalkan rilis hari Rabu dan Kamis. Komentar dari pejabat negara-negara produsen minyak juga dapat memberikan petunjuk mengenai realisasi kesepakatan pemangkasan produksi.

276843
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.