EUR/USD 1.071   |   USD/JPY 158.190   |   GBP/USD 1.252   |   AUD/USD 0.655   |   Gold 2,333.98/oz   |   Silver 27.48/oz   |   Wall Street 38,239.66   |   Nasdaq 15,927.90   |   IDX 7,090.50   |   Bitcoin 63,113.23   |   Ethereum 3,262.77   |   Litecoin 83.95   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) akan menerbitkan laporan keuangan periode kuartal I/2024 pada hari ini. Pendapatan diprediksi Rp2.67 triliun dengan rugi bersih Rp799 miliar, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp29.10 triliun per Maret 2024, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menyiapkan pelepasan sejumlah aset properti di kawasan Monas kepada investor asing sebagai salah satu persiapan pemindahan pemerintahan ke IKN Nusantara, 1 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,1137, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 17,862, pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 38,489, 1 jam lalu, #Saham AS

Komite Perbankan AS Peringatkan Bahaya Libra Facebook

Penulis

Stablecoin yang digagas Facebook kembali dituding merugikan bagi sistem perekonomian. Kali ini, dewan perbankan AS yang angkat bicara. Apa saja alasan yang disampaikan?

Federal Advisory Council (FAC) pada awal bulan ini menyampaikan bahwa proyek Cryptocurrency yang digagas Facebook, Libra, berpotensi menciptakan sebuah sistem shadow banking. Sebagai Stablecoin yang berkomitmen untuk menyediakan sistem pembayaran alternatif dengan nilai tukar yang dipatok terhadap mata uang fiat, Libra memang telah menghadapi berbagai kritikan dari banyak otoritas. Kali ini, komite FAC yang menaungi perwakilan bank-bank besar di AS khawatir jika kemunculan Libra akan mengurangi volume transaksi perbankan.

Bahaya Libra Facebook

Selain itu, pandangan negatif FAC terhadap kripto yang dikembangkan Asosiasi Libra ini berpangkal pada risiko penurunan minat nasabah terhadap pembukaan rekening giro. Sistem kerja mata uang kripto berbasis Blockchain juga dipandang berrisiko menimbulkan tantangan bagi model bisnis perbankan yang dibangun berlandaskan privasi.

Lebih lanjut, FAC berargumen bahwa Facebook berpotensi membuat sebuah ekosistem moneter digital baru di luar pengawasan pasar finansial, atau yang juga dikenal sebagai sistem "perbankan bayangan" (shadow banking). Hal ini didasarkan pada data pengguna aktif Facebook sudah mencapai 170 juta, atau sekitar 52 persen dari total penduduk Amerika Serikat.

"Seiring dengan meningkatnya penggunaan Libra, transaksi dan penyimpanan dana akan semakin banyak beralih ke platform (kripto) tersebut. Hal ini akan mengurangi likuiditas pasar secara cepat, dan peralihan (ke Libra) juga akan menyebar ke sektor simpan pinjam serta investasi," tutur FAC dalam pernyataan resminya.

Risiko tersebut ditengarai bisa berdampak luas pada kebijakan moneter nasional, karena dapat semakin mengurangi peran pemerintah dalam fungsi pengawasan dan pengelolaan ekonomi domestik. Menanggapi kekhawatiran otoritas AS yang semakin merebak, Facebook berencana mengirimkan Chief Operating Officer Sheryl Sandberg untuk menyampaikan testimoni terkait Libra di hadapan House Financial Services Committee.

290407
Penulis

Seorang trader sejak 2012 yang mempunyai hobi menulis. Suka membahas serunya persaingan ekonomi antar negara dengan sebuah tulisan. Aktivitas trading menggunakan Price Action dan rumor fundamental saja. Karena trading itu memang simpel.