Seputarforex.com - Dolar AS mendapatkan angin segar di awal sesi perdagangan Asia, Senin (11/Sep) pagi ini. Mata uang AS tersebut menjauhi level rendahnya pekan lalu terhadap mata uang-mata uang mayor lainnya. Pasar lega karena akhir pekan kemarin dilewati tanpa adanya percobaan misil Korea Utara.
Negara pimpinan Kim Jong Un tersebut lebih memilih untuk merayakan hari jadinya yang ke-69 tahun dengan memberikan penghargaan kepada para ilmuwan lokalnya, terutama yang telah membantu peluncuran uji coba nuklir di minggu-minggu sebelumnya.
Dolar AS dibuka menguat terhadap Yen, USD/JPY menambah kenaikan sebanyak 0.5 persen dan diperdagangkan pada angka 108.40, meninggalkan titik nadir 10 bulan di level 107.32 yang terbentuk pada hari Jumat lalu. Yen merupakan mata uang yang selalu diuntungkan oleh gejolak geopolitik karena status Jepang sebagai negara net creditor.
EUR/USD menurun 0.2 persen dengan diperdagangkan pada angka 1.2012 setelah melesat ke level 1.2092 di akhir pekan. Minggu lalu, ECB mensinyalir bahwa pembicaraan mengenai tapering stimulus akan dilakukan pada rapat bulan depan.
Indeks Dolar, yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang mayor lainnya, meningkat 0.2 persen ke angka 91.524, setelah meluncur turun ke level rendah dua setengah tahun di angka 91.011 pada hari Jumat lalu.
Dolar AS Tak Sepenuhnya Negatif
"Kondisi umum di pasar sekarang ini memang masih seputar keberlanjutan pelemahan Dolar AS, tetapi jika kita melihat semua faktor, maka kita tak perlu memasang perkiraan negatif pada Dolar sepenuhnya," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Ahli Strategi Forex di Mizuho Securities yang diwawancarai oleh Reuters.
Yamamoto menambahkan bahwa kekuatan ekonomi AS yang masih relatif, serta harapan investor akan rencana reformasi pajak, pelan-pelan akan terlewati. Selain itu, masalah Korea Utara dan Badai Irma merupakan faktor temporer yang dampaknya tidak panjang.
Level 108 di pair USD/JPY adalah level yang bagus untuk buy, kata Yamamoto. Ia masih berharap AS akan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang reformasi pajak dalam kaitannya dengan pertumbuhan AS tahun depan.
