EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 152.200   |   GBP/USD 1.261   |   AUD/USD 0.664   |   Gold 2,302.32/oz   |   Silver 26.76/oz   |   Wall Street 38,573.34   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 5 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 5 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 12 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 12 jam lalu, #Saham AS

Minyak Masih Dalam Bahaya, Ekonomi China Mengecewakan

Penulis

Harga minyak masih mendapat tekanan, terkait pembebasan sanksi ekonomi Iran. Meskipun masih terjadi silang pendapat, para analis juga khawatir Iran segera meningkatkan produksi minyaknya. Sementara di lain pihak, data ekonomi China dilaporkan mengecewakan.

Harga minyak masih mendapat tekanan, terkait pembebasan sanksi ekonomi Iran. Meskipun masih terjadi silang pendapat, para analis juga khawatir Iran segera meningkatkan produksi minyaknya. Sementara di lain pihak, data ekonomi China dilaporkan mengecewakan.

Minyak

Kemarin (18/1), pergerakan minyak berjangka cenderung stabil, hanya saja masih berkisar pada level terendah seperti 2003 silam setelah sanksi pihak Barat terhadap Iran dibebaskan. Rilis GDP China kuartal keempat tahun lalu merupakan yang terendah sejak 1990. GDP y-o-y China melambat ke 6.8 persen di bawah perkiraan menetap pada 6.9 persen. Laporan produksi industri dan penjualan ritel China juga terlihat mengecewakan.

Hingga Selasa pagi (19/1), harga minyak masih berada dalam tekanan, mengingat Iran telah mengumumkan bahwa akan melakukan peningkatan tajam dalam produksi minyaknya. "Telah begitu jelas bahwa sentimen investorlah yang menggerakkan harga minyak. Posisi bearish menunjukkan dominasinya sejak tahun 1983, mengindikasikan kekhawatiran mengenai Iran yang akan semakin membanjiri pasar minyak," pernyataan ANZ Bank dalam catatannya kepada para trader hari ini.

Sanksi dari pihak Barat telah memaksa Iran untuk memangkas ekspor minyaknya sebesar 2 juta barel menjadi hanya kurang dari 1 juta barel per hari. Sementara harga emas hitam dalam 18 belas bulan terakhir telah merosot 70 persen yang dimulai sejak pertengahan 2014 lalu. Kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) di bursa COMEX melemah 1.02 persen menuju 29.12 per barel. Brent untuk dikirim bulan Maret masih bergerak sideways, sedikit menguat 0.81 persen ke USD 28.78 per barel.

Pandangan Goldman Sachs Mengenai Kembalinya Iran

Seperti dikutip dari CNBC, Goldman Sachs berasumsi bahwa produksi minyak Iran akan meningkat 285ribu barel per hari di tahun 2016 ini. Hanya sekitar setengah dari jumlah yang dikatakan oleh Menteri Perminyakan Iran, bahwa mereka telah siap menambah ekspor minyaknya 500ribu barel per hari. Firma perbankan asal Amerika Serikat tersebut juga mengatakan, "Pengumuman akhir pekan lalu (pembebasan sanksi Iran), telah berkontribusi besar pada penurunan harga minyak belakangan ini".

Sebagian besar trader beranggapan, kembalinya Iran di pasar minyak akan relatif lambat karena kebutuhan untuk merombak infrastruktur, setelah bertahun-tahun berada di bawah sanksi. Namun mereka juga mengkhawatirkan hal tersebut bisa saja segera terlaksana, karena jumlah cadangan minyak mentah yang dimiliki Iran sangatlah besar dan siap untuk dijual. Saat ini, diperkirakan negara tersebut memiliki sebanyak 12 juta barel minyak mentah dan 24 juta barel kondensat.

258522
Penulis

M Septian mulai berkecimpung di dunia forex sejak 2015. Setelah itu, menyelami berbagai instrumen trading dan berlanjut menjadi jurnalis yang meliput seputar forex dan komoditas di Seputarforex mulai 2016.