EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,305.79/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,110.81   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   EUR/JPY pertahankan kenaikan setelah hasil beragam dalam data IMP Jerman dan zona Euro, di atas level 165.00, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   EUR/GBP terdepresias ke dekat level 0.8600 setelah hasil beragam dalam data IMP zona Euro dan Inggris, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   GBP/JPY naik ke puncak baru harian, di atas pertengahan 191.00 setelah IMP Inggris beragam, 5 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling incar lebih banyak penurunan di tengah kuatnya prospek penurunan suku bunga BoE, 5 jam lalu, #Forex Fundamental   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 11 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 11 jam lalu, #Saham Indonesia

Aksi Profit-Taking Pangkas Kenaikan Harga Minyak

Penulis

Aksi profit-taking oleh para trader mengikis kenaikan harga minyak, tetapi sejumlah analis optimis tahun depan akan meningkat lagi.

Seputarforex.com - Harga minyak selip pada perdagangan hari Jumat pagi ini (23/12) menjelang libur Natal dan Tahun Baru. Aksi profit-taking oleh para trader dan apresiasi Dolar AS mengikis kenaikan yang telah dicapai dalam beberapa sesi perdagangan sebelumnya, tetapi sejumlah analis optimis tahun depan harga minyak akan naik lagi.

Aksi Profit Taking Pangkas Kenaikan Harga Minyak

 

Apresiasi Dolar Halangi Kenaikan Harga Komoditas

Harga minyak Brent untuk pengiriman bulan Februari di sesi Asia jatuh 0.4% ke $54.82 per barel, meski sempat naik 1.1% di sesi sebelumnya. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) tergelincir 0.5% ke harga $52.69 per barel, padahal telah naik 0.9% di akhir sesi sebelumnya.

"Ada beberapa profit-taking setelah kenaikan di sesi lalu. Harga minyak juga lebih lemah karena Dolar yang lebih kuat," kata Jonathan Barratt, pimpinan investasi di Ayers Alliance Sydney, pada Reuters.

Indeks Dolar (DXY) terpantau agak melandai hari ini, tetapi masih berada di dekat rekor tertinggi 14 tahunnya pada 103.65 yang tercapai pada awal pekan. Apresiasi Dolar membuat komoditas-komoditas yang diperdagangkan dengan mata uang ini, termasuk minyak, menjadi lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.

 

Tahun Depan Akan Naik Jadi $60 Per Barel?

Terlepas dari faktor-faktor tersebut, sebagian analis tetap mengharapkan harga minyak akan bergerak lebih tinggi tahun depan, didorong oleh kesepakatan pemangkasan produksi yang disetujui oleh negara-negara produsen minyak. Apabila terealisasikan, maka negara-negara OPEC dan Non-OPEC secara kumulatif akan mengurangi output sekitar 1.8 juta barel per hari mulai 1 Januari.

Barratt pun mengungkapkan bahwa pihaknya memperkirakan minyak mentah AS akan diperdagangkan di kisaran harga $60 pada kuartal pertama tahun 2017, dengan Brent di sekitar $62-$63 per barel.

Akan tetapi, beberapa faktor lain bisa menghambat proyeksi tersebut. Konsultan energi Poten&Partners yang berbasis di New York menyatakan bahwa momen pemangkasan produksi tersebut bertepatan dengan penjualan pertama minyak mentah AS di bulan Januari. Menurutnya, "Pemerintah AS menambahkan minyak ke pasar (global) di saat yang bersamaan dengan ketika OPEC berupaya menyingkirkannya."

Rino Purbono dari Alpari juga menyatakan situasi senada, "...beberapa negara anggota OECD sudah mulai menggenjot kapasitas produksinya semenjak isu pembatasan produksi digulirkan. Amerika dan Kanada telah memulai langkah tersebut, sehingga suplai global tidak berkurang dengan signifikan."

276822
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.