EUR/USD 1.072   |   USD/JPY 156.820   |   GBP/USD 1.256   |   AUD/USD 0.656   |   Gold 2,326.97/oz   |   Silver 27.03/oz   |   Wall Street 38,386.09   |   Nasdaq 15,983.08   |   IDX 7,255.52   |   Bitcoin 63,841.12   |   Ethereum 3,215.43   |   Litecoin 83.52   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk melakukan divestasi atau pelepasan unit bisnis GoTo Logistics (GTL), 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Astra International Tbk. (ASII) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2024, turun 2.13% menjadi Rp81.2 triliun, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) akan melaksanakan RUPS pada 3 Mei 2024 yang diperkirakan memutuskan alokasi dividen, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 stabil pada 5,144, sementara Nasdaq 100 mendatar di 17,908 pada pukul 19:09 ET (23:09 GMT). Dow Jones turun sedikit menjadi 38,543, 6 jam lalu, #Saham AS

Non Manufacturing AS Terjerembab, Euro Merangsek Naik

Penulis

Sektor yang menjadi simbol kekuatan ekonomi AS kembali kedodoran. Berturut-turut dalam beberapa periode survei, sektor ini terlihat dalam kecenderungan tren menurun. Berbalikan dari kondisi tersebut, Euro justru mendapat momentum dari situasi negatif itu dengan bergerak naik begitu cepat.

AS kembali didera sentimen negatif. Sektor non-manufaktur yang menjadi andalan dan motor penggerak roda perekonomian negara jatuh ke level terendah dalam dua tahun. Berseberangan benua, mata uang tunggal Eropa mendapat kesempatan untuk merangsek naik.

Euro Dollar


Makin Suram

Suasana industri yang merengkuh lebih dari tujuh puluh lima persen porsi pertumbuhan ekonomi AS, tampak semakin menyedihkan. Berturut-turut dari kedua lembaga survei independen menampilkan data dengan tren yang semakin menurun. Pada bulan sebelumnya, indeks PMI Non Manufaktur ISM telah terkoreksi ke level 55.8. Di malam ini, industri ini harus kembali menelan pil pahit dengan hanya bertengger di angka 53.5.

Walaupun secara matematis level indeks ini masih berada dalam rentang ekspansi namun target-target pertumbuhan yang diperkirakan oleh para analis selalu berakhir dalam hasil yang berlawanan. Disini berarti terlihat, bulan demi bulan sektor ini semakin terimbas performa sektor-sektor lain yang telah lebih dulu bergerak dalam tren turun.

Ada kemungkinan dikarenakan sektor-sektor dalam industri non manufacturing cenderung tidak mayoritas berorientasi ekspor, maka efek dari perlambatan ekonomi global tidak secara cepat terasa. Namun bukan berarti industri ini bebas resiko. Paling tidak malam ini terdapat delapan sektor yang terpantau mengalami kontraksi dan terkoreksi. Salah satunya adalah sektor pariwisata. Dengan penguatan mata uang dolar AS terhadap banyak negara, otomatis mempengaruhi arus wisatawan yang ingin berlibur atau melakukan perjalanan wisata ke negeri Paman Sam tersebut.


Euro Bertenaga

Malam ini investor Euro hampir dipastikan tak melirik kondisi dalam kawasan Benua Biru, meskipun tak sedikit sentimen negatif dimunculkan oleh negara-negara anggota Uni Eropa. Fokus mereka mulai beralih ke kawasan Benua Amerika yang malam ini digelontor rapor merah. Sektor yang menampung hampir delapan puluh persen tenaga kerja AS tampil amburadul.

Diawali pada level 1.0918, Euro tak banyak memberi celah pada Greenback. Greenback sendiri nampaknya juga bakal loyo di sepanjang sesi perdagangan hari ini. Akhirnya setelah dikonfirmasi dengan berita buruk dari sektor jasa, Euro berhasil menjebol level cantik 1.1000 dengan bertengger pada kisaran 1.1080 pada saat berita ini diunggah.

259562
Penulis

Kukuh Raharjo aktif sebagai penulis berita dan artikel di Seputarforex.com sejak tahun 2014 serta aktif juga sebagai freelance di dunia social media promotion. Sambil masih bertrading forex online, Kukuh Raharjo juga menggeluti dunia blogging dengan posisinya sebagai pengisi konten lepas.