EUR/USD 1.088   |   USD/JPY 155.870   |   GBP/USD 1.271   |   AUD/USD 0.670   |   Gold 2,437.32/oz   |   Silver 32.51/oz   |   Wall Street 40,003.59   |   Nasdaq 16,685.97   |   IDX 7,317.24   |   Bitcoin 66,278.37   |   Ethereum 3,071.84   |   Litecoin 82.22   |   PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp1.1 miliar dari capaian laba bersih tahun buku 2023, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) bakal membagikan dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp129.38 miliar, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) akan membagikan tambahan dividen tunai sebesar Rp482.43 miliar dengan cum date jatuh pada hari ini, 3 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 naik 0.1% menjadi 5,334, sementara Nasdaq 100 naik 0.1% menjadi 18,661 pada pukul 19:23 ET (23:23 GMT). Dow Jones naik 0.1% menjadi 40,179, 3 jam lalu, #Saham AS

PMI Manufaktur China Tertekan Pembatasan COVID

Penulis

Pembatasan COVID yang diterapkan pemerintah China berdampak buruk terhadap aktivitas manufaktur dan jasa. Akibatnya, kedua sektor itu kembali terkontraksi.

Seputarforex - Data PMI manufaktur China yang dipublikasikan oleh National Bureau of Statistic pada hari Rabu (30/November) menunjukkan sektor industri kembali berkontraksi pada bulan November. Hal ini ditandai dengan penurunan indeks dari 49.2 menjadi 48.0, lebih rendah dari ekspektasi pasar untuk penurunan ke 49.0 saja.

PMI Manufaktur China

Kemerosotan sebagian besar dipicu oleh langkah pembatasan COVID yang kembali diterapkan pemerintah. Pasalnya, beberapa kawasan di China telah menjadi episentrum penyebaran COVID dalam beberapa waktu terakhir. Jumlah kasus harian bahkan sudah mencapai 40,000, sehingga pemerintah China terpaksa kembali memberlakukan pembatasan terhadap kegiatan publik dan aktivitas bisnis.

Penurunan tajam pun terjadi di beberapa sub-indeks manufaktur. Komponen Output turun dari 49.6 menjadi 47.8, New Orders melemah dari 48.1 menjadi 46.4, sementara Pesanan Ekspor menyusut dari 47.6 menjadi 46.7.

 

PMI Jasa Juga Melorot, Ekonomi China Lesu

Data PMI non-manufaktur China juga mengalami kemunduran selama dua bulan terakhir. Terpantau, sektor jasa China turun dari 48.7 menjadi 46.7 pada bulan November.

Menurut ahli statistik senior NBS, Zhao Qinghe, saat ini terdapat 15 dari 21 kategori jasa yang masih terpuruk (berkontraksi). Namun, ia juga mengakui jika beberapa kategori sektor jasa seperti farmasi, pemrosesan makanan, IT, kelistrikan, dan kontruksi masih berekspansi.

Perekonomian China secara umum tengah menghadapi hambatan besar sejak awal tahun 2022. Kebijakan Zero COVID telah memaksa Beijing memberlakukan pembatasan ketat pada bulan April dan Mei lalu yang berdampak buruk terhadap ekonomi. Itulah mengapa, pembatasan yang kembali diterapkan belum lama ini diprotes oleh masyarakat hingga menimbulkan bentrokan dengan aparat kepolisian setempat.

Selain itu, ekonomi China juga tidak bisa mengandalkan sektor perdagangan karena ketidakpastian ekonomi global yang disebabkan inflasi tinggi. Hal inilah yang membuat ekspor China turun 0.3 persen secara tahunan pada bulan Oktober, merosot cukup jauh dari kenaikan 5.7 persen pada bulan September. "Kami melihat level kemakmuran ekonomi China telah sedikit menurun," Zhao menyimpulkan dalam sebuah catatan.

Download Seputarforex App

298599
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.