EUR/USD 1.079   |   USD/JPY 152.200   |   GBP/USD 1.261   |   AUD/USD 0.664   |   Gold 2,296.22/oz   |   Silver 26.56/oz   |   Wall Street 38,664.73   |   Nasdaq 15,840.96   |   IDX 7,134.72   |   Bitcoin 59,123.43   |   Ethereum 2,988.17   |   Litecoin 80.12   |   Penutupan mingguan GBP/USD di atas 1.2550 dapat menarik pembeli, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Pound Sterling bergerak lebih tinggi dengan perhatian tertuju pada NFP AS, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Dolar AS melanjutkan pelemahan karena pasar menunggu data pekerjaan utama, 8 jam lalu, #Forex Fundamental   |   USD/CHF kehilangan daya tarik di bawah level 0.9100, menantikan data NFP, 8 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0.85% ke 38,225, S&P 500 juga menguat 0.91% ke 5,064, dan Nasdaq menanjak 1.51% ke 15,840, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT United Tractors Tbk. (UNTR) menjadwalkan cum dividen pada hari ini, Jumat (3/Mei), 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   BEI menyetop perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) mulai hari ini, 15 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Shutterstock, Inc (NYSE: NYSE:SSTK) telah merilis laporan keuangan Q1/2024, melampaui ekspektasi pendapatan dan EBITDA dengan angka $214 juta dan $56 juta, 15 jam lalu, #Saham AS

Prospek Pasokan Ketat, Harga Minyak Bertahan Di Puncak

Penulis

Harga minyak stabil di kisaran tertinggi 2023 karena sentimen pengetatan pasokan yang dihembuskan oleh Rusia dan Arab Saudi.

Seputarforex - Harga minyak dunia bertahan dekat level tertinggi tahun 2023 pada hari Senin (04/September), masih menjaga momentum bullish yang terbentuk sejak pekan lalu. Pada saat berita ditulis, harga minyak Brent bullish di kisaran $89.42 per barel, sementara harga minyak WTI menguat di $86.16 per barel.

Harga Minyak Bertahan di Level Tertinggi 2023

Penguatan harga minyak sejauh ini didukung oleh pernyataan Rusia pada minggu lalu. Dalam pernyataan yang disampaikan pada Vladimir Putin, Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengisyaratkan bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan dengan negara anggota OPEC lainnya untuk mengurangi output.

"Kami telah sepakat, tapi kami baru akan mengumumkan parameter-parameter utamanya minggu depan," demikian ujar Alexander Novak.

Dalam kesempatan terpisah, Rusia juga mengungkapkan langkah pemotongan ekspor minyak sebesar 500,000 barel per hari di bulan Agustus; ini mencakup sekitar 5% dari total output-nya. Salah satu eksportir minyak terbesar di dunia itu juga berniat memangkas ekspor sebesar 300,000 barel per hari pada September. Bahkan, Novak mengisyaratkan jika kebijakan tersebut bisa dilanjutkan hingga Oktober.

Sementara di Arab Saudi, analis memprediksi adanya pemotongan produksi 1 juta barel per hari untuk bulan ke-3 secara beruntun hingga Oktober. Hal ini didasari oleh putusan pemerintah setempat untuk kembali memangkas output secara sukarela di bulan September. Pihak Kementerian Energi Saudi menyatakan jika kebijakan tersebut bisa "diperpanjang (saja), atau diperpanjang dan diperdalam."

Pengurangan produksi yang serentak dilakukan Saudi dan Rusia diperkirakan terus menopang bullish harga minyak, mengingat peran besar keduanya sebagai pemasok minyak dunia.

 

Data Ekonomi Positif, Minyak Pantau Penguatan Dolar

Selain prospek pengurangan suplai, publikasi data ekonomi China dan AS juga mendukung harga minyak. Data PMI Manufaktur China dikabarkan membaik, sementara rilis Non-Farm Payroll AS akhir pekan lalu berhasil melampaui ekspektasi. Sejumlah analis mengatakan jika perbaikan data ekonomi China akhir-akhir ini merupakan hasil dari kebijakan stimulus yang digelontorkan pemerintah.

Terlepas dari beberapa katalis positif yang mendukung pergerakan harga minyak, pasar masih menantikan data ekonomi lebih lanjut untuk mengonfirmasi prospek permintaan. Selain itu, penguatan dolar AS di tengah meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed juga patut diwaspadai, karena bisa membatasi momentum bullish minyak dalam jangka pendek.

Download Seputarforex App

299741
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.