EUR/USD 1.064   |   USD/JPY 154.630   |   GBP/USD 1.243   |   AUD/USD 0.641   |   Gold 2,386.17/oz   |   Silver 28.53/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,081.46   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 12 menit lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 12 menit lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 6 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 6 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 6 jam lalu, #Saham AS

CPI Inggris November Naik, Poundsterling Terjerembap

Penulis

GBP/USD yang sempat meruncing naik sesaat setelah pengumuman, justru lanjut menurun.

Seputarforex.com - Rilis laporan Inflasi Konsumen (CPI) Inggris yang naik pada bulan November, pada Selasa (12/Des) sore ini justru membuat Poundsterling tertunduk. Inflasi Inggris di luar dugaan naik ke level tertinggi dalam hampir enam tahun pasca keputusan untuk Brexit tahun lalu.

boe-flag

CPI Inggris menyentuh level tinggi tahunan (YoY) 3.1 persen pada bulan November, terdorong oleh aktivitas jual beli tiket pesawat terbang, games di komputer, dan harga makanan khususnya coklat. Harga makanan di Inggris telah merefleksikan dampak dari jebloknya Pound pasca Brexit tahun lalu.

CPI tahunan Inggris naik dari 3.0 persen pada bulan Oktober dan di atas ekspektasi rata-rata para ekonom Reuters dengan persentase yang sama. Ada pula sinyal-sinyal yang menunjukkan bahwa pabrik-pabrik sedang menghadapi dimulainya kembali dorongan harga karena harga minyak global yang mengalami kenaikan.

Inflasi Inti (Core Inflation) Inggris, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang volatil, tercatat stabil di angka 2.7 persen bulan November.

CPI Inggris untuk bulan November ini menjadi salah satu data yang akan menjadi catatan dari Gubernur Bank Sentral Inggris (BoE) kepada Menteri Keuangan. Gubernur BoE akan menjelaskan bagaimana komite MPC BoE berencana mengembalikan inflasi ke 2 persen.

Selain itu, data pada hari Selasa ini cukup penting bagi Sterling, mengingat tingkat suku bunga BoE ke depan akan ditentukan pula oleh tingkat inflasi Inggris. "Secara umum, ada indikasi yang menunjukkan bahwa MPC perlu menaikkan suku bunga lagi dengan segera untuk membasmi tekanan inflasi. Memang, kami memperkirakan bahwa inflasi saat ini kemungkinan sudah memuncak," kata Paul Hollingsworth, ekonom Capital Economics.


Alasan Teknikal Penurunan GBP/USD

Menanggapi laporan CPI Inggris, GBP/USD yang sempat meruncing naik sesaat setelah pengumuman, justru lanjut menurun. Saat berita ini ditulis, GBP/USD diperdagangkan di angka 1.3312, dari level tinggi 1.3379.

Hal ini sudah diprediksi oleh analis teknikal Seputarforex hari ini, bahwa GBP/USD diprediksikan akan bergerak menurun setelah usaha untuk Rebound menemui Resistance. Rebound akan mengetes Resistance pada batas bawah median line Channel Andrew's Pitchfork. Jika harga tidak mampu menembus garis tersebut, maka harga berpotensi untuk terus menurun.

281456
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.