EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,099.51   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 10 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 17 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 17 jam lalu, #Saham AS

Dolar AS Dapat Pijakan Setelah Komentar Trump Di Davos

Penulis

Dolar AS menguat pada hari kamis malam tadi setelah komentar Trump di World Economic Forum yang dihadirinya di Davos, Swiss.

Dolar AS mendapat sedikit pijakan di pasar mata uang pada pertengahan sesi New York Kamis malam (25/Januari) kemarin. Penguatan Dolar ini terjadi setelah kehadiran Presiden AS, Donald Trump, pada acara pertemuan dengan Forum Ekonomi Global di Davos, Swiss. Dalam wawancara pasca pertemuan tersebut, Trump menyampaikan betapa besar keinginannya agar Dolar AS dapat menguat.

 

Donald Trump ingin dolar AS menguat

Keinginan Kecil Trump

Pasca pertemuan di Davos, Swiss, tadi malam, Dolar AS sedikit mendapat dorongan setelah wawancara Trump dengan CNBC. Pada wawancara tersebut, Trump menyampaikan keinginannya pada penguatan dolar AS. Statement yang dibuat Trump ini sangat berbeda dengan yang disampaikan oleh Menkeu AS sebelumnya mengenai lemahnya dolar.

Komentar Trump ini sempat membuat Euro turun dari tertinggi 3 tahunnya di level 1.2538 dan menendang Sterling dari level tertingginya setahun terakhir di level 1.4334. Padahal, beberapa pekan belakangan ini, USD sempat terperosok hingga ke level terendahnya disusul beberapa kekhawatiran akan isu politik di AS, naiknya pajak untuk impor panel surya, serta Government Shutdown.

 

Pertemuan Di Davos

Pada World Economic Forum kemarin, Trump bertemu dengan para CEO, bankir, dan elite global lain. Pertemuan ini membahas perihal kemungkinan para elite global ini menggelontorkan dananya untuk investasi di AS. Kunjungan Presiden AS ke-45 ini merupakan kunjungan pertama sejak tahun 2000 silam pada masa pemerintahan Bill Clinton.

Pada kesempatan ini Trump memberikan waktu kepada para pemimpin perusahaan besar dunia seperti Nestle, SAP and Siemens, Deloitte and Bayer untuk mepresentasikan keadaan bisnisnya saat ini menyangkut kebijakan-kebijakan AS belakangan.

Dikutip dari wartawan Reuters, yang berkesempatan hadir dalam acara tersebut, banyak dari eksekutif-eksekutif itu yang memuji Trump perihal kebijakannya tentang pemotongan pajak untuk perusahaan tahun lalu. Pemotongan ini dianggap sebagai sebuah sinyal positif pertumbuhan ekonomi di AS.

 

Trend Tidak Akan Berubah

Komentar Trump yang disertai penguatan dolar AS ini dianggap tidak akan mengubah trend oleh beberapa pelaku besar pasar. Dikutip dari Reuters, penasehat investasi dari LGT bank di Singapura mengatakan, "Momentum di market, keadaan fundamental tetap mengarah pada lemahnya Dolar AS sepanjang tahun 2018 ini."

Para ahli ini berpendapat, lemahnya Dolar diiringi oleh kekhawatiran akan terlalu tingginya resiko untuk berinvestasi pada obligasi AS. Apalagi jika mengingat pengurangan stimulus pada kebijakan-kebijakan moneter di seluruh Bank Sentral Dunia. Beberapa kebijakan dianggap dapat mengubah dinamika suku bunga untuk beberapa tahun terakhir, berbeda dengan bila hanya FED yang menaikkan suku bunganya.

Sejak merebaknya kabar dari pertemuan di Davos tersebut hingga sampai berita ini ditulis, EUR/USD bertahan stabil di daerah 1.2420. Penurunan singkat sempat terjadi setelah Euro sempat menyentuh level tertingginya selama tiga tahun terakhir di 1.2538 hari Kamis pasca komentar Presiden ECB, Mario Draghi, tentang optimisnya pertumbuhan ekonomi Eropa saat ini.

Sedangkan GBP/USD telah naik ke level 1.4170 di awal sesi Asia hari ini, setelah tadi malam sempat turun ke kisaran 1.4086. Dalam sepekan terakhir, Sterling berhasil merangkak stabil hingga menginjak level tertinggi pasca Referendum Brexit 2016 lalu di 1.4334.

Penguatan Dolar AS ini akan diuji lagi nanti malam oleh beberapa rentetan data fundamental yang keluar seperti Advance GDP dan Core Durable Goods Order.

282106
Penulis

Meski berlatar belakang jurusan Biomedical Engineering, Muh Nuzul sudah menjadi trader forex sejak tahun 2013. Dengan dasar tekniknya, penulis ahli dalam membuat indikator dan Expert Advisor Metatrader. Hobi membaca dan menulis sejak kecil dan mulai aktif menulis di Seputarforex karena ingin membagikan pengetahuan selama menjadi trader.