EUR/USD 1.066   |   USD/JPY 154.370   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,376.39/oz   |   Silver 28.30/oz   |   Wall Street 37,775.38   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,044.68   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 19 menit lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 20 menit lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 27 menit lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 29 menit lalu, #Saham AS

Ekonomi Jepang Membaik, USD/JPY Melandai

Penulis

Pelemahan Greenback serta membaiknya kinerja ekonomi Jepang, mendorong Yen menguat terhadap Dolar AS.

Seputarforex.com - Tema pelemahan Dolar AS mendominasi pasar seusai libur Natal. Hal ini, serta membaiknya kinerja ekonomi Jepang, mendorong pasangan mata uang USD/JPY bergerak melandai pada sesi Asia hari Kamis pagi ini (28/Desember). Namun demikian, Yen masih terpantau melemah terhadap mata uang mayor lainnya di tengah gonjang-ganjing kebijakan moneternya.

Saat berita ditulis, USD/JPY berada posisi -0.16% dari harga pembukaan ke 113.160 pada platform TradingView (IDC). Di saat yang sama, EUR/JPY masih nangkring di 134.791, level tertinggi sejak Oktober 2015; dan GBP/JPY tetap tergantung di 151.827, tertinggi sejak Juni 2016.

Ekonomi Jepang Membaik

 

Produksi Industri Dan Ritel Jepang Terus Melaju

Produksi Industri Jepang untuk bulan November (preliminer) naik 0.6% MoM, lebih tinggi dibanding estimasi maupun kenaikan 0.5% pada bulan Oktober. Ini merupakan kenaikan Produksi Industri untuk bulan kedua berurutan; terutama didorong oleh laju aktivitas yang lebih tinggi di sektor permesinan untuk aneka industri, didampingi oleh bangkitnya produksi besi dan baja, perangkat komunikasi dan informasi, serta produk petroleum.

Sementara itu, Penjualan Ritel bulan November juga mengalami peningkatan 2.2% YoY di Jepang. Ini merupakan pembalikan drastis dari -0.2% di periode Oktober, dan jauh di atas estimasi kenaikan 1.2% yang sebelumnya diperkirakan. Peningkatan penjualan khususnya disumbangkan oleh pakaian dan aksesoris, kendaraan bermotor, dan bahan bakar (BBM).

 

Anggota Dewan BoJ Inginkan Debat Tentang Suku Bunga

Dilansir oleh Reuters pagi ini, sejumlah anggota Dewan Gubernur Bank of Japan (BoJ) menghimbau agar diadakan debat mengenai kenaikan suku bunga atau mengurangi pembelian Exchange-Traded Funds (ETF) dalam rangka memperbaiki outlook ekonomi. Perkara tersebut dimuat dalam rangkuman opini yang telah disampaikan dalam rapat kebijakan minggu lalu.

Salah satu anggota Dewan yang tak disebutkan namanya mengatakan, jika outlook untuk inflasi dan ekonomi diharapkan meningkat, maka BoJ harus mempertimbangkan apakah "penyesuaian level suku bunga akan diperlukan". Sedangkan seorang anggota Dewan lainnya menyarankan agar BoJ meneliti efek kebijakan dan kemungkinan efek samping pembelian ETF dari semua segi, karena fenomena kenaikan harga saham dan pendapatan perusahaan belakangan ini.

Indeks NIKKEI 225

Pertumbuhan ekonomi Jepang tahun ini telah melampaui ekspektasi sebagian ekonom, dan pasar sahamnya sudah reli tinggi dengan didorong oleh kenaikan pendapatan perusahaan (Corporate Earning). Karenanya, beberapa pelaku pasar mulai mempertanyakan apakah BoJ perlu mulai mengurangi pelonggaran moneternya.

"Belanja Konsumen bagus, didorong oleh kenaikan pasar saham. (Di sisi lain) fokus kebijakan BoJ terletak pada suku bunga, sehingga wajar untuk mempertanyakan aksi pembelian aset-aset berisiko (yang dilakukannya dalam rangka pelonggaran moneter)," ungkap Hiroshi Miyazaki, ekonom senior di Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities.

Namun demikian, Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda telah berulangkali menegaskan bahwa selama inflasi masih jauh dari target dua persen, maka ia takkan menaikkan suku bunga.

281664
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.