EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 9 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 9 jam lalu, #Saham AS

GBP/USD Tembus 1.30 Pasca Data Penjualan Ritel Inggris

Penulis

Di tengah kemelut proses Brexit, GBP/USD melonjak ke level $1.30-an karena data penjualan ritel Inggris naik 2.3 persen melebihi ekspektasi.

Seputarforex.com - Poundsterling kembali ke level yang terakhir terbentuk pada Septmber lalu terhadap Dolar AS. Di tengah kemelut proses Brexit, GBP/USD melonjak ke level $1.30-an, tepatnya di angka 1.3035, dari angka 1.2971 yang tercapai kemarin.

gbpusd


Cuaca Hangat Dongkrak Penjualan Ritel

Pendorongnya adalah laporan Penjualan Ritel Inggris untuk bulan April, yang pada Kamis (18/Mei) sore ini tercatat naik 2.3 persen, jauh melebihi ekspektasi kenaikan 1.5 persen. Cuaca yang hangat dianggap sebagai penyebab masyarakat senang keluar untuk berbelanja. Utamanya belanja alat-alat berkebun dan perlengakapan rumah.

Dibandingkan dengan bulan April tahun lalu, Penjualan Ritel Inggris naik 4.0 persen, juga melebihi ekspektasi 2.3 persen saat itu.

Laporan ini menunjukkan bahwa perekonomian Inggris memantul naik di kuartal kedua, setelah kemerosotan yang terjadi di awal tahun. Inflasi yang melaju namun tidak diiringi dengan pertumbuhan gaji menjadi penyebab lesunya belanja ritel pada awal tahun ini. Inflasi Inggris menyentuh level tinggi tiga tahun di angka 2.7 persen pada bulan April. Bank Sentral Inggris (BoE) mengekspektasikan inflasi akan memuncak ke level 2.8 persen di akhir tahun ini.

 

Mendorong Prospek Pertumbuhan Kuartal Dua

Howard Archer, Kepala Ekonom Inggris di IHS Markit, mengatakan bahwa tingginya Penjualan Ritel Inggris bulan lalu, mendorong prospek pertumbuhan di kuartal kedua. "Ini melambungkan harapan bahwa belanja konsumen tidak akan menghambat pertumbuhan GDP Inggris seperti yang tampak pada kuartal pertama," kata Archer. "Sayangnya, lonjakan Pertumbuhan Ritel pada bulan April tampaknya belum akan menjadi awal terperbaruinya kenaikan belanja konsumen mengingat tajamnya tekanan pada daya beli."

Penjualan Ritel Inggris yang melonjak sukses menjadi vitamin untuk menguatkan Poundsterling yang sebelumnya juga sudah mendaki karena melemahnya Dolar AS. Pemulihan nilai Sterling--meski masih jauh dari level 1.50 seperti sebelum referendum--dapat membantu membatasi ancaman inflasi beberapa bulan ke depan.

278979
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.