EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,168.54   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 2 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 2 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 2 jam lalu, #Saham Indonesia

GDP Kuartal Pertama AS Catat Pertumbuhan Terlemah 3 Tahun

Penulis

Laporan GDP First Release AS mencatatkan pertumbuhan paling lemah dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Sektor bisnis yang tak juga membaik, membuat janji Trump makin sulit terealisasi.

Mengawali sesi New York hari Jumat (28/4) telah dirilis laporan GDP First Release AS Kuartal 1 yang mencatatkan pertumbuhan paling lemah dalam kurun waktu 3 tahun terakhir. Belanja rumah tangga di Negeri Paman Sam tertatih di sepanjang kuartal pertama 2017, sementara sektor bisnis tidak kunjung membaik. Kedua hal ini membuat janji Presiden Trump semakin jauh dari terealisasi.

 

GDP Kuartal Pertama AS Catat

Data yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan Advance GDP kuartal pertama 2017 hanya tumbuh 0.7 persen, bersamaan dengan saat Pemerintah Federal memangkas anggaran belanja Pertahanan. Ini merupakan pertumbuhan ekonomi AS dalam performa terburuk sejak 2014 lalu.

Padahal, GDP selama kuartal ke-4 tahun 2016 lalu berhasil tumbuh 2.1 persen dan forecast ekonom dalam polling Reuters sebelumnya memprediksi ekonomi AS akan tumbuh 1.2 persen. Namun, survey tersebut dihimpun Reuters sebelum rilis data persediaan barang bulan Maret yang akhirnya tercatat mengalami defisit pada hari Kamis (27/4) kemarin.

Meski dirilis melambat, data Advance GDP yang rilis malam ini belum bisa mewakili gambaran sebenarnya kesehatan ekonomi Amerika Serikat, mengingat masih ada rilis data GDP second estimate dan final. Pasalnya, kondisi pasar tenaga kerja AS yang berada dekat Full Employment dan Kepercayaan Konsumen yang stabil di level tinggi menunjukkan bahwa perlambatan ekonomi AS pada GDP First Release sebagian besar disebabkan oleh karena faktor cuaca ekstrim yang bersifat sementara.

Selain itu, faktor lainnya yang menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi kuartal pertama (First Release) menurut sebagian besar ekonom adalah akibat kesulitan dalam perhitungan data yang telah diakui Pemerintah AS sebelumnya. Namun, terlepas dari berbagai faktor penghambat tersebut, ekonom merasa skeptis terhadap upaya Trump mengenjot pertumbuhan ekonomi tahunan pada laju 4 persen.

Pasca rilis data Advance GDP yang masih berada dibawah ekspektasi, Dollar AS malahan bergerak menguat terhadap berbagai major currency pada pukul 20:13 WIB. Pair EUR/USD berada di level 1.0908 atau turun cukup dalam setelah menjauhi level tertinggi harian pada sesi Eropa tadi sore. Hal serupa juga terlihat pada GBP/USD, berada di level 1.2917.

278718
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.