EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.540   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.642   |   Gold 2,380.27/oz   |   Silver 28.68/oz   |   Wall Street 37,942.43   |   Nasdaq 15,601.50   |   IDX 7,087.32   |   Bitcoin 63,512.75   |   Ethereum 3,066.03   |   Litecoin 80.80   |   XAU/USD bullish efek masih berlanjutnya tensi konflik Israel-Iran, 6 jam lalu, #Emas Fundamental   |   Pasar bergerak dalam mode risk-off di tengah berita utama mengenai serangan Israel ke Iran, 6 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Poundsterling menemukan area support, meskipun sentimen risk-off membuat bias penurunan tetap terjaga, 7 jam lalu, #Forex Fundamental   |   GBP/JPY bertahan di bawah level 192.00 setelah data penjualan ritel Inggris, 7 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat jumlah pengunjung saat libur lebaran 2024 ini mencapai 432,700 orang, 13 jam lalu, #Saham Indonesia   |   S&P 500 turun 0.2% menjadi 5,039, sementara Nasdaq 100 turun 0.4% menjadi 17,484 pada pukul 20:09 ET (00:09 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 37,950, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Netflix turun hampir 5% dalam perdagangan aftermarket setelah prospek pendapatannya pada kuartal kedua meleset dari estimasi, 13 jam lalu, #Saham AS   |   Apple menghapus WhatsApp dan Threads milik Meta Platforms (NASDAQ:META) dari App Store di Cina pada hari Jumat setelah diperintahkan oleh pemerintah Cina, 13 jam lalu, #Saham AS

Harga Emas Anjlok Meski Catatan Paruh Tahun Masih Cuan

Penulis

Selama empat minggu berturut-turut di bulan Juni, harga emas melorot akibat beralihnya dana investor ke obligasi global.

Seputarforex.com - Harga Emas ditutup anjlok pada hari Jumat lalu, mencatatkan penurunan bulanan pertamanya sejak Maret 2017. Selama empat minggu berturut-turut di bulan Juni, logam mulia ini melorot akibat beralihnya dana-dana investor ke obligasi global. Padahal, harga Emas menutup paruh pertama tahun 2017 dalam kondisi gain sebesar nyaris 8%. ETF populer SPDR Gold Shares yang mencatatkan kenaikan kumulatif 7.8% sepanjang semester satu, pun turun 0.2% di akhir pekan.

Harga Emas

 

Emas Kehilangan "Supporter"

"Setelah melaju kuat di kuartal pertama, emas telah stabil di kisaran harga yang lebih luas di kuartal kedua, (sehingga) menghasilkan kemajuan yang kecil atau bahkan tak ada kemajuan sama sekali," kata Rob Haworth, ahli strategi investasi senior di US Bancorp Wealth Management, sebagaimana dikutip oleh MarketWatch. Secara kuartalan, emas melorot 0.7% dalam periode April-Juni,

"Dukungan di awal tahun ini berlandasan pada lemahnya Dolar AS dan rendahnya tingkat suku bunga riil," katanya. Namun, "menengok kembali ke paruh pertama tahun ini, penggerak-penggerak ini agaknya takkan terulang. Tingkat suku bunga riil sudah meningkat sepanjang sebulan terakhir, dan kebijakan (Federal Reserve) adalah untuk mendukung tingkat suku bunga riil lebih lanjut, sehingga menciptakan tekanan tambahan bagi emas."

Harga emas makin nelangsa pada hari Jumat setelah indeks PMI Chicago dilaporkan mengalami peningkatan dari 59.4 pada bulan Mei ke 65.7 pada bulan Juni, sekaligus mencatat rekor tertinggi sejak Mei 2014. Laporan tersebut menambah jumlah data yang mendukung kenaikan suku bunga FED lagi dalam tahun ini.

 

Perhatikan Sentimen Bank Sentral

Saat ini, pasar memperhatikan sinyal-sinyal beralihnya sentimen bank-bank sentral AS dan Eropa dari dovish ke hawkish dengan mengurangi aktivitas pembelian obligasi dan menaikkan suku bunga. Akibatnya, harga obligasi jatuh dan sebaliknya, yield obligasi meningkat. Sejalan dengan perubahan ini, daya tarik Emas menurun karena kalah dengan kemungkinan kenaikan imbal hasil obligasi dalam bentuk bunga yang lebih tinggi.

Kurs Dolar AS yang lebih kokoh juga meningkatkan tekanan atas Emas. Pada Senin pagi ini (3/7), indeks Dolar merangkak naik dari 95.631 ke 95.730; sementara Gold Spot XAU/USD tertahan di kisaran 1237.76, terendah sejak 26 Juni. Harga Emas Antam di butik emas Logam Mulia Antam Pulogadung, Jakarta, pun turun Rp 2,000 menjadi Rp 585,000 per gram di sesi perdagangan pertama setelah libur lebaran. Sedangkan harga buyback dipatok pada Rp 529,000 per gram dari sebelumnya Rp 531,000 per gram.

279458
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.