EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,317.32/oz   |   Silver 27.31/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,163.09   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 5 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 5 jam lalu, #Saham AS

Harga Minyak Kembali Digulingkan Oleh Limpahan Surplus Produksi

Penulis

Harga minyak dihantam oleh kabar bahwa total produksi minyak negara-negara OPEC mencapai 33 juta barel per hari (bph), level tertinggi tahun 2017.

Seputarforex.com - Harga minyak turun lagi pada perdagangan Rabu malam hingga pagi ini (2/Agustus), setelah data stok minyak mentah AS terbaru menunjukkan peningkatan secara tak terduga. Di sisi lain, output negara-negara anggota OPEC masih saja kukuh di level tinggi.

Harga Minyak

Harga minyak mentah Brent telah melorot lebih dari 0.7% ke $51.42 per barel saat berita ini ditulis. Sedangkan West Texas Intermediate (WTI) merosot 0.85% ke kisaran $48.77 per barel.

 

OPEC Ingkar Janji

Lembaga American Petroleum Institute (API) tadi malam menyatakan, stok minyak mentah AS naik sebanyak 1.8 juta barel dalam periode sepekan yang berakhir tanggal 28 Juli lalu. Dengan demikian, total stok minyak mentah AS versi API telah mencapai 488.8 juta barel, perlahan menutup penurunan stok yang dialami pada bulan Juni.

Di pasar global, harga minyak juga dihantam oleh kabar bahwa total produksi minyak negara-negara OPEC mencapai 33 juta barel per hari (bph), level tertinggi tahun 2017. Padahal, semestinya OPEC mengikuti kesepakatan pemangkasan output yang telah dibuat bersama dengan sejumlah produsen minyak lainnya, seperti Rusia, dimana mereka berjanji untuk mengurangi produksi hingga nyaris 1.8 juta bph selama Januari 2017-Maret 2018.

 

Surplus Bisa Berlanjut Sampai 2021?

Menurut Lembaga Konsultan Bidang Energi Douglas-Westwood, peningkatan output global ini dapat menyebabkan surplus melimpah kembali dalam waktu dekat, dan berlangsung hingga bertahun-tahun yang akan datang. Setidaknya, hingga tahun 2021.

Senada dengan Douglas-Westwood, Steve Robertson, Kepala Riset Perusahaan Global Oilfield Services, mengatakan pada Reuters, "Limpahan surplus benar-benar akan kembali di tahun 2018. Ini karena diaktifkannya kembali ladang-ladang minyak yang sebelumnya ditutup saat krisis. Selain itu, (terjadi) kenaikan produksi karena peningkatan investasi dan aktivitas di wilayah-wilayah AS yang biasanya tidak dieksplorasi."

279758
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.