EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.45/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,150.20   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 51 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 51 menit lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 52 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 58 menit lalu, #Saham Indonesia

James Bullard: Fed Harus Tunda Kenaikan Suku Bunga Lanjutan

Penulis

Bullard berpendapar, terlalu cepat melakukan Rate Hike justru bisa membahayakan ekonomi.

Di tengah tingginya probabilitas kenaikan suku bunga Federal Reserve (Fed Rate Hike) pada bulan Desember mendatang, masih tersisa sedikit pertentangan diantara para petinggi Bank Sentral AS terkait jadwal kenaikan suku bunga acuan. Penolakan akan kenaikan suku bunga datang dari Presiden Fed St. Louis, James Bullard, yang berbicara pada hari Selasa (14/11) pagi waktu setempat.

James Bullard : Fed Harus Tunda

"Data Inflasi sepanjang 2017 secara mengejutkan berada di level rendah dan perlu dipertanyakan terkait gagasan untuk kembali melakukan Rate Hike bulan Desember", ucap James Bullard yang berbicara dalam sebuah sambutan di Louisville, Kentucky. Bullard menambahkan bahkan jikalau Inflasi (pada akhirnya) dapat mencapai target 2 persen, hal itu tidak akan terjadi sebelum 2018 atau 2019.

Penolakan dari Bullard yang cenderung dovish terhadap prospek kenaikan suku bunga itu bukanlah tanpa alasan, melainkan dia berpendapat bahwa terlalu cepat melakukan Rate Hike justru bisa membahayakan di saat kondisi perekonomian AS belum sepenuhnya kokoh.

Perlu diketahui bahwa Bank Sentral AS telah menaikkan suku bunga sebanyak dua kali sepanjang tahun ini, dan dijadwalkan kembali melakukan Rate Hike lanjutan pada pertemuan bulan depan. Namun, para petinggi Bank Sentral AS tidak secara bulat setuju dengan jadwal Rate Hike bulan depan, ada beberapa anggota yang menolak. Pasalnya, tingkat Inflasi Inti (PCE Core) masih berkubang di level 1.3 persen, jauh dari target ideal 2 persen. Kondisi tekanan Inflasi di bawah target itu sudah berlangsung selama lima setengah tahun dan belum ada tanda peningkatan secara signifikan.

 

Inflasi Produsen AS Bulan Oktober Naik Lewati Estimasi

Secara terpisah, dirilis data Inflasi Produsen AS bulan Oktober oleh Departemen Tenaga Kerja yang mencatatkan kenaikan melewati ekspektasi. Didorong oleh kenaikan pada biaya layanan, dan terdapat tanda-tanda pertumbuhan Inflasi di tingkat grosir.

Menurut Departemen terkait, Producer Price Index (PPI) naik 0.4 persen pada bulan lalu, lebih baik dibandingkan kenaikan 0.1 persen yang diekspektasikan oleh ekonom. Kenaikan data Inflasi Produsen bulan Oktober sama dengan kenaikan pada periode sebelumnya. Sedangkan secara basis tahunan, PPI telah naik sebanyak 2.6 persen hingga bulan September lalu.

Sementara itu, Core PPI, yang tidak memperhitungkan layanan makanan, energi dan perdagangan, juga mencatatkan kenaikan dalam margin yang sama (0.4 persen); setara dengan kenaikan pada periode September dan lebih baik dibandingkan estimasi pada 0.2 persen.

Trend pertumbuhan Inflasi Produsen AS bulan Oktober yang membaik diharapkan akan mendorong Inflasi Inti di tingkat konsumen, yang menjadi indikator utama bagi Bank Sentral untuk melakukan Rate Hike.

281028
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.