Emas terpantau terus melemah sepanjang sesi perdagangan hari Jumat (22/7) dimana harga logam mulia tersebut menuju penurunan 2 pekan beruntun. Padahal awal bulan Juli, harga emas sempat menyentuh level tertinggi versus dollar pasca referendum Inggris. Time frame daily menunjukan kemerosotan harga emas sudah mulai terjadi sejak tanggal 11 Juli hingga sekarang.
Setelah membeli emas dalam jumlah besar pasca Brexit bulan juni lalu yang mendorong emas rally hingga menyentuh 1375 USD per troy ounce yang merupakan level tertinggi selama lebih dari dua tahun, harga emas terus mengalami penurunan. Penurunan harga emas selama 2 pekan terakhir ini lebih disebabkan oleh aksi profit taking dan tampaknya investor berhati hati menjelang pertemuan Federal Reserve 27 Juli mendatang.
Pada hari sebelumnya, harga emas sempat terangkat setelah European Central Bank tidak mengubah kebijakan terhadap suku bunga dan pembelian aset dimana emas sempat naik hingga 1333 USD per troy ounce, namun sepanjang sesi perdagangan hari jumat ini emas justru kembali melemah 0.98 persen hingga menyentuh level low harian 1319.57 USD per troy ounce.
Survey Reuters : Suku Bunga The Fed Naik Akhir Tahun 2016
Berdasarkan hasil survey yang diadakan oleh Reuters menunjukan bahwa mayoritas ekonom memprakirakan Federal Reserve baru akan melakukan rate hike setidaknya pada akhir tahun 2016. Namun sayangnya hal ini tidak banyak mendorong kenaikan harga emas. Beberapa pejabat The Fed beberapa waktu lalu juga menyampaikan pandangan yang sama terhadap peluang kenaikan suku bunga bank sentral AS yang idealnya dilakukan setelah pemilu presiden.
Meskipun begitu, pelaku pasar lebih memilih menunggu hasil pertemuan 27 Juli mendatang untuk mencari tahu sinyal rate hike dan proyeksi perekonomian AS. Apabila hasil keputusan pertemuan The Fed mensinyalkan suku bunga naik akhir tahun maka kemungkinan besar emas akan kembali menguat. Saat ini emas berada di level 1322.79 USD per troy ounce.
