EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,305.79/oz   |   Silver 26.89/oz   |   Wall Street 38,239.98   |   Nasdaq 15,451.31   |   IDX 7,110.81   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada kuartal I/2024 meraup pendapatan senilai $73.82 juta, menyusut 15.96% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) akan menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) hari ini, guna memberikan keputusan pembagian dividen serta pengangkatan direksi baru, 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Waskita Karya (WSKT) kembali memenangkan gugatan permohonan PKPU yang dilayangkan kedua kalinya oleh emiten keluarga Jusuf Kalla, Bukaka (BUKK), 5 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) melesat 20% seiring rencana perseroan melakukan kuasi reorganisasi untuk membagikan dividen kepada para pemegang saham, 5 jam lalu, #Saham Indonesia

Kesuksesan OPEC Naikkan Harga Minyak Bergantung Pada AS

Penulis

Terlepas dari terus berlanjutnya upaya OPEC dalam menyusutkan limpahan surplus, harga minyak belum jauh beranjak dari ambang 50 USD per barel.

Seputarforex.com - Pergerakan harga minyak masih lesu pada perdagangan hari Senin pagi ini (29/5), meski sudah rebound dari penurunan drastis pasca pertemuan OPEC di Wina. Kontrak berjangka Brent diperdagangkan di kisaran $52.03, melorot 12 sen dari harga penutupan sebelumnya. Sementara West Texas Intermediate (WTI) tetap terpuruk di bawah $50 per barel.

Harga Minyak

 

Putusan OPEC Mengecewakan Pasar

Minggu lalu, Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dan sejumlah negara produsen minyak non-OPEC lainnya setuju memperpanjang masa kesepakatan pemangkasan output hingga Maret 2018. Namun, mereka tak menambah besaran pemangkasan; hal mana bertolak belakang dengan ekspektasi sebagian pelaku pasar. Kekecewaan tersebut berimbas pada anjloknya harga minyak Brent dan WTI hingga nyaris lima persen.

 

Produksi Minyak AS Makin Giat

Terlepas dari terus berlanjutnya upaya OPEC dalam menyusutkan limpahan surplus dalam enam bulan terakhir, harga minyak belum jauh beranjak dari ambang $50 per barel.

Pasalnya, produksi minyak shale Amerika Serikat terus membubung. Menurut Reuters, produksi negeri Paman Sam telah meroket sekitar 10 persen sejak pertengahan tahun 2016 hingga 9.3 juta bph, terus mendekati level output produsen minyak terbesar dunia, Rusia dan Arab Saudi.

Laporan pekanan Baker Hughes mengenai jumlah sumur pengeboran (oil drilling rigs) di AS pun menunjukkan peningkatan selama 19 minggu berturut-turut. Berdasarkan data yang dirilis akhir pekan lalu, rig counts sudah mencapai 722, tertinggi sejak April 2015.

Hari ini, pasar berjangka AS tutup dalam rangka Memorial Day. Namun, data inventori minyak mentah AS versi American Petroleum Institute (API) dijadwalkan rilis pada hari Rabu, disusul oleh laporan Energy Information Administration (EIA) pada hari Kamis. Keduanya akan terus dipantau oleh pelaku pasar, sementara menantikan rapat OPEC berikutnya pada bulan November.

279100
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.