EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.850   |   GBP/USD 1.237   |   AUD/USD 0.645   |   Gold 2,327.43/oz   |   Silver 27.33/oz   |   Wall Street 38,503.69   |   Nasdaq 15,696.64   |   IDX 7,162.30   |   Bitcoin 66,837.68   |   Ethereum 3,201.65   |   Litecoin 85.47   |   Dow Jones Industrial Average naik 0.69% menjadi 38,503. Indeks S&P 500 naik 1.20% menjadi 5,070. Nasdaq Composite naik 1.59% menjadi 15,696, 4 jam lalu, #Saham AS   |   PT Bumi Resources Tbk (BUMI) membukukan kenaikan laba bersih, mengantongi pendapatan senilai $311.01 juta hingga Maret 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) mencetak pendapatan sebesar Rp994.15 miliar dengan laba bersih Rp129.11 miliar, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menyiapkan dana Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal untuk mengeksekusi rencana buyback 396.50 juta saham, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

Kuroda BoJ Berikrar Pertahankan Stimulus, Yen Tetap Menguat

Penulis

Pidato Gubernur Bank Sentral Jepang, Haruhiko Kuroda, hari ini gagal menahan penguatan Yen, meski katanya suku bunga akan tetap negatif.

Dalam pidatonya di hadapan Majelis Rendah Parlemen Jepang hari Rabu ini (28/Februari), Gubernur Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ), Haruhiko Kuroda, menyatakan bahwa bilamana pihaknya mulai menormalisasi kebijakan moneter, prosesnya akan sangat bertahap, dan mereka akan memperhatikan risikonya pada perekonomian secara seksama.

 

kuroda jepang

"(Jika diasumsikan) kita telah mencapai target inflasi 2 persen, maka proses (normalisasi) ini akan sangat gradual dan memperhitungkan kondisi ekonomi," katanya. Sedangkan untuk saat ini, menurut Haruhiko Kuroda, BoJ akan terus melanjutkan pelonggaran moneter secara masif, hingga inflasi mencapai target 2 persen dan perekonomian tumbuh stabil.

Berdasarkan pernyataan itu, berarti penghentian stimulus yang diluncurkan dalam kerangka kebijakan moneter longgar oleh BoJ masih jauh di masa depan. Laju inflasi Jepang hanya naik 0.9% year-on-year pada bulan Januari lalu.

 

Jadikan AS Sebagai Teladan

Bank sentral Jepang telah menjaga suku bunga pada minus 0.1%, dan melakukan pembelian obligasi pemerintah secara besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir. BoJ juga melakukan pembelian Exchange-Traded Fund (ETF), sebuah langkah yang banyak dikritisi karena dianggap memelintir kondisi yang melandasi harga saham.

Banyak ekonom di dalam dan di luar Jepang khawatir kalau-kalau program yang juga disebut Quantitative Easing itu akan kelewat berkepanjangan, sehingga BoJ tak bisa menghentikannya tanpa menggoyahkan pasar finansial.

Menanggapi kekhawatiran tersebut, Kuroda menyebut bank sentral AS, Federal Reserve, sebagai contoh yang menunjukkan bahwa Quantitative Easing bisa dihentikan dan kebijakan moneter bisa dinormalisasi, sembari tetap mewaspadai outlook risiko.

 

Tapering Diam-Diam Lagi

Terlepas dari pidato Kuroda, pelaku pasar tetap mendorong Yen menguat. Saat berita ditulis di penghujung sesi Asia, pasangan mata uang USD/JPY telah menurun 0.21% ke 107.11. EUR/JPY juga melorot 0.27% ke 130.95.

Pasalnya, pagi tadi Bloomberg melaporkan bahwa BoJ lagi-lagi "diam-diam" mengurangi pembelian obligasinya. Pembelian obligasi hari ini untuk surat utang bertenor 25-40 tahun hanya sebesar 70 milyar Yen, turun 10 milyar Yen dari 80 milyar Yen di periode sebelumnya.

282603
Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.