EUR/USD 1.067   |   USD/JPY 154.280   |   GBP/USD 1.245   |   AUD/USD 0.644   |   Gold 2,368.46/oz   |   Silver 28.58/oz   |   Wall Street 37,753.31   |   Nasdaq 15,683.37   |   IDX 7,162.04   |   Bitcoin 61,276.69   |   Ethereum 2,984.73   |   Litecoin 80.17   |   PT XL Axiata Tbk (EXCL) mencatat peningkatan trafik penggunaan data sebesar 16% sepanjang masa libur Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham-saham di Wall Street AS ditutup lebih rendah pada hari Rabu karena harga minyak mentah anjlok dan investor mempertimbangkan komentar The Fed, 4 jam lalu, #Saham AS   |   RUPST emiten batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) akan dilaksanakan pada 15 Mei 2024, 4 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Perusahaan pemasaran digital Ibotta yang didukung oleh Walmart, kemungkinan akan mengumpulkan dana sebesar $577.3 juta dengan valuasi $2.67 miliar, setelah menetapkan harga penawaran saham perdananya pada hari Rabu, 4 jam lalu, #Saham Indonesia

Kurs Rupiah Kokoh Meski The Fed Naikkan Suku Bunga

Penulis

Nilai tukar Rupiah tetap menguat delapan poin meskipun The Fed AS menaikkan suku bunga. Lemahnya inflasi AS membuat Dolar tertekan.

Seputarforex.com - Kenaikan suku bunga The Fed (bank sentral AS) rupanya tak berdampak buruk bagi kurs Rupiah. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS hingga Kamis (15/Jun) siang ini masih cukup kuat, dengan kenaikan delapan poin ke Rp13,277 per Dolar AS dalam transaksi antar bank yang dikutip oleh Antaranews. Sementara itu, kurs USD/IDR versi Bloomberg juga menunjukkan penurunan. Pair tersebut flat ke angka Rp13,282, yang artinya tak ada penguatan Dolar AS terhadap Rupiah.

rupiah-hari-ini

Dini hari tadi, rapat FOMC The Fed AS memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebanyak seperempat basis poin. Rentang target suku bunga AS saat ini adalah 1.00 persen - 1.25 persen. Kenaikan suku bunga ini memang sudah banyak diekspektasikan oleh pasar.


Inflasi AS Menekan Kurs Dolar

Sayangnya, kenaikan suku bunga yang biasanya menguatkan Dolar AS tersebut dinodai oleh lemahnya inflasi dan penjualan ritel AS. Sebelumnya, The Fed tak mengkhawatirkan lemahnya inflasi AS karena dianggap hanya sementara. Namun, sejak bulan Januari, CPI AS terus bergerak turun. Hal ini membuat para investor ragu jika The Fed masih mampu menaikkan suku bunganya satu kali lagi sesuai dengan dot plot mereka. Inilah yang membuat Dolar AS tertekan.

Kondisi ini diamini oleh ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, yang dikutip oleh Antaranews hari ini. "Sesuai ekspektasi, suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed Fund Rate/FFR) naik sebesar 25 bps. Namun mayoritas anggota The Fed yang merevisi turun proyeksi inflasi 2017 menekan dolar AS," kata Rangga. Ia menambahkan bahwa Dolar AS masih berpotensi melemah dalam beberapa hari ke depan.

Analis SoeGee Futures yang diwawancarai oleh Kontan memandang dari sudut yang sedikit berbeda. Menurutnya, Rupiah tetap kuat karena dana asing yang masuk ke dalam negeri yang tetap kencang karena kenaikan peringkat kredit Indonesia dari Standard & Poor's beberapa waktu lalu menjadi alasan mengapa Rupiah tidak terlalu terusik.

usd-idr-15-juni

279315
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.