Seputarforex.com - Nilai tukar Rupiah sedikit menguat terhadap Dolar AS di hari Selasa (23/Mei) pagi ini. Penguatan kurs Rupiah terlihat di pasar antar bank dan pasar spot, dimana Rupiah diperdagangkan di harga Rp13,297 per Dolar AS. Di pasar spot, Rupiah diperdagangkan di harga Rp13,299 per Dolar AS.
Menurut ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta yang diwawancarai oleh ANTARA, penguatan nilai tukar Rupiah adalah respon dari kenaikan peringkat kredit Indonesia oleh Standard & Poors (S&P) ke level layak investasi. Selain itu, pasar juga memperhatikan angka inflasi dalam negeri bulan Mei ini yang diperkirakan akan naik. Ada pula tensi politik dalam negeri yang belum sepenuhnya mereda, juga turut menjadi pengganjal nilai tukar rupiah untuk menguat lebih banyak lagi.
Hari ini, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, melalui istrinya, Veronica Tan, mengungkapkan alasan pembatalan pengajuan banding ke pengadilan. Itu artinya, Ahok menerima keputusan majelis hakim akan vonis kurungan dua tahun terhadap dirinya dalam kasus penistaan agama.
Faktor Eksternal
Sedangkan untuk faktor dari luar negeri, Rangga mengatakan bahwa rilis notulen FOMC pekan ini akan menjadi perhatian pasar yang pertama dan memengaruhi penguatan Rupiah. "Notulen itu akan menjadi petunjuk utama tentang peluang kenaikan suku bunga AS di pertemuan FOMC selanjutnya pada Juni 2017 mendatang," kata Rangga.
Yang kedua, menurut analisa Kontan, laju penguatan kurs rupiah terhadap Dolar AS tertahan pula oleh investor yang memburu aset safe haven dan meninggalkan aset berisiko termasuk Rupiah, sehubungan dengan insiden ledakan bom di Inggris. Teror yang terjadi pada Senin malam tersebut berlokasi di Manchester Arena, tepatnya saat konser penyanyi Ariana Grande berlangsung.
Terlepas dari hal itu, analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, memperingatkan para pelaku pasar untuk tetap hati-hati atas potensi pembalikan arah nilai tukar rupiah karena euforia S&P kemungkinan akan berlangsung dalam jangka pendek saja.
