EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,331.99/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 14 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 20 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 21 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 21 jam lalu, #Saham AS

Penjualan Ritel AS Catat Penurunan 2 Bulan Beruntun, Inflasi Anjlok Tajam

Penulis

Penjualan Ritel AS untuk bulan Maret menunjukkan terjadi pelemahan permintaan pasar domestik secara tiba-tiba pada kuartal pertama 2017.

Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat (14/4) melaporkan bahwa data Retail Sales atau Penjualan Ritel untuk bulan Maret yang mencatatkan penurunan dua bulan secara beruntun, menunjukkan terjadi pelemahan permintaan pasar domestik secara tiba-tiba pada kuartal pertama 2017.

 

Penjualan Ritel AS Catat Penurunan 2

Penjualan Ritel AS selama Maret turun -0.2 persen, melanjutkan penurunan yang terjadi pada periode Februari. Pada Februari, sektor ritel negeri Paman Sam tercatat -0.3 persen (direvisi turun dari 0.1). Itu artinya, dua bulan terakhir, kondisi pasar ritel negeri Paman Sam lesu, terutama pada periode Februari yang menjadi penurunan terbesar dalam kurun waktu hampir setahun terakhir.

Forecast ekonom melalui jajak pendapat Reuters sebelumnya memprediksi Retail Sales Maret akan turun 0.1 persen. Mengacu pada basis tahunan sejak Maret 2016, maka trend penjualan Ritel telah tumbuh 5.2 persen. Sementara itu, Core Retail Sales atau perhitungan yangtidak memasukan sektor Otomotif, bahan bakar dan material bangunan, mengalami rebound 0.5 persen bulan lalu setelah direvisi turun -0.2 persen pada periode Februari.

 

Inflasi Konsumen AS Maret Anjlok Tajam, Dollar Melemah

Selain merilis data Retail Sales, Departemen Perdagangan AS juga mempublikasikan tingkat Inflasi Konsumen atau CPI turun -0.3 persen selama Maret. Ini merupakan penurunan pertama sejak periode Februari 2016 lalu atau selama 13 bulan terakhir. Data CPI pada periode sebelumnya hanya mencatatkan kenaikan 0.1 persen saja.

Dengan adanya penurunan sebesar 0.3 persen tersebut, maka trend CPI turun menjadi 2.4 persen dari 2.7 persen secara basis tahunan pada bulan Februari. Sementara itu, Forecast ekonom melalui polling Reuters sebelumnya memprediksi CPI tidak mengalami perubahan.

Inflasi Konsumen Inti yang tidak memperhitungkan sektor energi selama bulan Maret juga mencatatkan penurunan sebesar -0.1 persen. Anjloknya Inflasi Konsumen AS Maret disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya karena harga bahan bakar turun 6.2 persen, dan biaya Wireless Telepon turun 7 persen. Sedangkan harga makanan naik 0.3 persen, biaya rumah sakit naik 0.4 persen, dan Medical Care naik 0.1 persen selama bulan Maret lalu.

Pasca rilis berbagai data Fundamental AS yang memerah tersebut, Greenback kembali melemah terhadap berbagai major currency. Pada pukul 20:26 WIB malam ini, pair EUR/USD mencoba naik menjauhi level terendah harian, berada di level 1.0627. Sedangkan pair GBP/USD naik dan diperdagangkan pada level 1.2527.

278509
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.