EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,111.92   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon, dengan membuka hampir 1 juta ton unit karbon, 57 menit lalu, #Saham Indonesia   |   PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) meraih fasilitas pinjaman dari Bank BNI (BBNI) senilai $250 juta, 58 menit lalu, #Saham Indonesia   |   Induk perusahaan Google, Alphabet Inc (NASDAQ: GOOGL), menguat sekitar 12%, mencapai rekor tertinggi di sekitar $174.70, 59 menit lalu, #Saham AS   |   Nasdaq naik 1.2% menjadi 17,778, sementara S&P 500 naik 0.8% menjadi 5,123 pada pukul 18.49 ET (22.49 WIB). Dow Jones Futures naik 0.1% menjadi 38,323, 1 jam lalu, #Saham AS

PM May Desak Uni Eropa Akhiri Deadlock Perundingan Brexit

Penulis

Perdana Menteri Inggris, Theresa May pada hari Kamis (19/10) mendesak Uni Eropa untuk mengakhiri kebuntuan dialog terkait Brexit.

Perdana Menteri Inggris, Theresa May pada hari Kamis (19/10) mendesak Uni Eropa untuk mengakhiri kebuntuan dialog terkait Brexit, serta meminta para pemimpin blok tersebut agar merespon dengan "segera", guna menghapus kekhawatiran warga Uni Eropa yang bermukim di Inggris.

PM May Desak Uni Eropa Akhiri Deadlock

Theresa May yang menghadiri KTT selama dua hari di Brussels, Belgia, dan bertemu dengan para pemimpin negara Uni Eropa, harus menurunkan harapan mampu memenangkan perundingan mengenai proses penceraian Inggris dari Uni Eropa pada tahun 2019 mendatang. May gagal dalam negosiasi yang berakhir deadlock tersebut, dan sebagai gantinya, May sedang fokus membuat progress positif, terutama menyangkut Hak Warga Negara.

"Kami akan melihat progress konkrit yang akan dicapai dalam perundingan perceraian Inggris dan menetapkan rencana ambisius dalam beberapa pekan mendatang. Khususnya (contoh), ingin melihat 'urgensi' dalam perundingan mengenai Hak Warga Negara," ucap May kepada wartawan setempat.

Namun, May menolak menjawab pertanyaan mengenai biaya yang harus Inggris keluarkan ketika telah resmi meninggalkan Uni Eropa setelah pada bulan lalu di Italia. Sebelumnya, May menawarkan dana sebanyak 20 Milyar Euro (24 Milyar USD), tetapi sejumlah petinggi Uni Eropa mengindikasikan penolakan.

 

Theresa May Hadapi Tekanan Dari Parlemen

Posisi May yang lemah di Parlemen setelah pada pemilu gagal meraih kursi mayoritas, membuat dirinya terbelenggu oleh tuntutan dari partai untuk "pergi" dari perundingan, kecuali bila Uni Eropa setuju untuk mengangkat mengenai masalah perdagangan.

Dalam sebuah surat terbuka kepada May pada hari Kamis menunjukan, anggota Parlemen Pro-Brexit dan pebisnis mendesak perundingan dengan EU terkait perdagangan, Inggris harus memberi sinyal bahwa siap tunduk pada aturan dari WTO (World Trade Organization). Khususnya, selepas Maret 2019, ketika Inggris dijadwalkan resmi bercerai dengan Uni Eropa.

280670
Penulis

Pandawa punya minat besar terhadap dunia kepenulisan dan sejak tahun 2010 aktif mengikuti perkembangan ekonomi dunia. Penulis juga seorang Trader Forex yang berpengalaman lebih dari 5 tahun dan hingga kini terus belajar untuk menjadi lebih baik.