Seputarforex.com - Penguatan sebesar 16 poin tampak pada pergerakan Rupiah di sesi perdagangan Senin (27/Feb) pagi ini. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS mencapai angka Rp13,327, dari sebelumnya di angka Rp13,343.
Pidato Trump Dan Data Inflasi
Menurut para ekonom, pergerakan Rupiah masih terombang-ambing oleh arus finansial global. Presiden AS, Donald Trump, dijadwalkan akan menyampaikan pidato di hadapan Kongres AS besok. Ia diharapkan akan merinci rencana-rencana ekonominya dalam event tersebut.
Menurut ekonom dari Samuel Sekuritas, situasi di AS yang sedang dalam ketidakpastian ini menekan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Faktanya telah terefleksikan pada penurunan yield obligasi Pemerintah AS. Imbasnya berdampak pada Dolar AS yang melemah.
Kondisi dalam negeri Indonesia sendiri kini sedang menunggu rilis data inflasi. Penguatan Rupiah diperkirakan akan dibatasi oleh proyeksi inflasi yang naik hampir 50 basis poin di bulan Februari 2017 ini.
"Inflasi diperkirakan sebesar 3.9-4 persen year on year (YoY), atau naik hampir 50 basis poin. Kondisi itu membuat ruang penguatan rupiah diperkirakan menjadi terbatas," kata ekonom yang dikutip oleh Antaranews tersebut.
Kebijakan-kebijakan Trump diasumsi dapat makin menguatkan kemungkinan naiknya suku bunga The Fed. Menurut Reza Priyambada, ekonom yang diwawancarai oleh Antaranews, sebagian pelaku pasar telah menanggapi kabar tersebut dengan kembali memburu Dolar. Oleh sebab itulah, laju penguatan Rupiah tak akan jauh.
Ditambah lagi dengan pelemahan Euro akibat gejolak politik di Eropa, yang secara tak langsung memberi energi bagi Dolar AS dan melemahkan Rupiah.