EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.23/oz   |   Silver 27.40/oz   |   Wall Street 37,986.22   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 9 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 16 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 16 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 16 jam lalu, #Saham AS

Perusahaan Migas Turunkan Produksi, Pendapatan Negara Diprediksi Melandai

Penulis

Kantor berita Reuters kemarin (11/6) melaporkan perusahaan-perusahaan energi multinasional diperkirakan akan mengurangi produksi minyak dan gas di Indonesia. Sementara itu, penurunan produksi migas Indonesia tahun depan berpotensi meningkatkan beban keuangan negara yang semakin mengandalkan impor dalam memenuhi kebutuhan vital energi.

Kantor berita Reuters kemarin (11/6) melaporkan perusahaan-perusahaan energi multinasional diperkirakan akan mengurangi produksi minyak dan gas di Indonesia. Zikrullah, deputi pimpinan SKKMigas diberitakan menyatakan di Senayan bahwa pihaknya memproyeksikan produksi minyak mentah dan gas di sejumlah perusahaan mayor bakal menurun.

 

Blok Cepu

 

Turunnya Pengeluaran Perusahaan

Output harian dari blok Cepu yang dioperasikan oleh ExxonMobil diproyeksi bakal meningkat 40% dari perkiraan 116,900 barel per hari tahun ini menjadi 165,000 barel perhari di tahun 2016. Akan tetapi sebelumnya ExxonMobil menunjuk angka 200,000 barel perhari sebagai puncak output tahun ini. Lebih lanjut, menurut Zikrullah, output di Chevron, produsen minyak mentah terbesar di Indonesia, telah jatuh 24% sejak tahun 2010.

Raksasa minyak Perancis, Total, juga mengatakan di hari yang sama bahwa mereka mengantisipasi output dari ladang produksi minyak terbesar di Indonesia untuk turun sekitar 12.5% di tahun 2016 sehubungan dengan pemotongan pengeluaran perusahaan (spending) sebesar minimal 35%. Selain ketiga perusahaan tersebut, SKKMigas juga memperkirakan target produksi yang lebih rendah di BP dan ConocoPhillips.

Sementara itu, SKKMigas sebelumnya telah mentargetkan output minyak mentah nasional tahun 2015 ini untuk mencapai 828,00 barel perhari, meski juga telah memperkirakan pengeluaran perusahaan di sektor upstream untuk turun dari 25.6 milyar Dolar AS pada 2014 menjadi 22.6 milyar Dolar AS pada 2015.

 

Keanggotaan OPEC

Situasi ini sejalan dengan iklim sektor energi dunia saat ini. Perusahaan-perusahaan energi di berbagai wilayah di Dunia telah berjuang untuk bertahan di tengah rendahnya harga minyak dengan menunda ekspansi, merumahkan karyawan, serta memangkas pengeluaran perusahaan. Harga minyak yang terakhir tercatat di kisaran 60 Dolar AS per barel belum mampu memotivasi perusahaan-perusahaan minyak untuk menggenjot produksi karena dikhawatirkan harga akan jatuh lagi jika surplus minyak global terulang.

Di sisi lain, proyeksi penurunan output migas ini menjadi paradoks mengingat pada 5 Juni lalu Indonesia baru saja disambut OPEC untuk kembali menjadi anggota penuh di kartel minyak dunia tersebut. Semua anggota OPEC saat ini, tanpa kecuali, adalah negara-negara eksportir minyak, sedangkan Indonesia telah menjadi importir netto minyak sejak tahun 2003. Meski demikian, dilaporkan bahwa keinginan Indonesia untuk kembali menjadi anggota OPEC didukung oleh para anggotanya, khususnya Arab Saudi.


Produksi Minyak IndonesiaData Produksi Minyak Indonesia Tahun 2000-2014

 

Pendapatan Negara

Sementara itu, penurunan produksi migas Indonesia tahun depan berpotensi meningkatkan beban keuangan negara yang semakin mengandalkan impor dalam memenuhi kebutuhan vital energi. Sementara produksi migas menurun, permintaan bahan bakar di Indonesia terus meningkat dan diduga akan naik 38% di kuartal ketiga tahun ini dari 6.6 juta barel tahun lalu.

Produksi migas juga merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang terpenting, tetapi penerimaan minyak pemerintah diperkirakan akan turun paling tidak sepertiganya tahun ini akibat kesenjangan antara tingginya biaya produksi dan penurunan harga minyak. Harga minyak telah merosot 40% dalam setahun terakhir, sehingga kurangnya efisiensi biaya produksi mengancam keberlangsungan output produksi migas kedepan.

Penulis

Alumnus Fakultas Ekonomi, mengenal dunia trading sejak tahun 2011. Seorang News-junkie yang menyukai analisa fundamental untuk trading forex dan investasi saham. Kini menulis topik seputar Currency, Stocks, Commodity, dan Personal Finance dalam bentuk berita maupun artikel sembari trading di sela jam kerja.