EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,329.82/oz   |   Silver 27.43/oz   |   Wall Street 38,085.80   |   Nasdaq 15,611.76   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,481.71   |   Ethereum 3,156.51   |   Litecoin 83.80   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 16 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 22 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 22 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 22 jam lalu, #Saham AS

Sterling Terjebak Politik Dan Undervalued

Penulis

Sterling akhir-akhir ini telah menjadi mata uang politik, yang ditarik ulur oleh kesepakan Brexit antara Inggris dan Uni Eropa.

Trader dan Investor seolah harus bertaruh dengan Sterling. Karena para pengambil kebijakan di negara Ratu Elizabeth II ini tampak tidak saling mendukung, bahkan saling curiga dengan proses kesepakatan Brexit. Partai Buruh menarik dukungan atas proses kesepakatan Brexit yang menurutnya tidak memberikan manfaat, sama persis seperti Inggris mengundurkan diri dari kedudukan sebagai anggota penuh Uni Eropa.

 

Sterling

 

Dalam pidatonya, Juru bicara Brexit dari Partai Buruh, Keir Starmer memperingatkan bahwa, proses Brexit adalah bahaya bagi iklim ekonomi dan politik Inggris. Statmer mengatakan, Brexit tidak bisa mengatasi upah stagnan, kesenjangan sosial, mengurangi pertumbuhan yang tidak merata atau meningkatkan layanan publik. Ia menambahkan, "Brexit tidak bisa memperbaiki kepercayaan publik dalam politik atau membangun komunitas yang lebih kohesif. Tidak pula menyediakan tempat bagi Inggris dalam tatanan global yang lebih kompleks".

Sementara anggota parlemen Konservatif pendukung PM Theresa May, menyatakan bahwa PM akan berjuang secara maksimal di setiap kesempatan untuk memastikan rencananya tidak merusak negara. Ditambah dengan keyakinan Proses Brexit bisa selesai sebelum dua tahun.

Terkait proses Brexit, Kepala Strategi Morgan Stanley, Hans Redeker mengatakan, "analisis sensitivitas kami menunjukkan Sterling telah menjadi mata uang politik dan sangat sensitif terhadap berita yang terkait Brexit".

Sementara Richard Falkenhall, Senior FX Strategist di SEB mengatakan "Dari perspektif jangka panjang, Sterling undervalued terhadap sebagian besar mata uang lainnya".

Namun demikian, sekalipun diproyeksikan negatif, Sterling belum melemah secara substansial ketika ada negatif berita terkait Brexit muncul ke pasar. Sebaliknya, Sterling cenderung merespon positif terhadap data-data Ekonomi yang justru cenderung menguat dari yang diperkirakan.

Sentimen di pasar keuangan tampaknya lebih relatif konstruktif atas resiko politik di AS dan Zona Euro.

 

Bagaimana menurut Anda mengenai artikel diatas? Silahkan menuliskan komentar Anda di bawah ini. Anda juga bisa mengajukan pertanyaan di halaman Tanya Jawab kami.

278234
Penulis

Mulai terjun di dunia trading akhir tahun 2009. Pertama kali belajar konsep Money Management dari seorang trader Jepang, kemudian berlanjut otodidak. Strategi trading berpatokan pada level Support dan Resistance (Supply and Demand), dengan dasar High Low yang pernah terjadi, ditunjang range market yang sedang berlangsung dan pembatasan risiko.