EUR/USD 1.070   |   USD/JPY 155.380   |   GBP/USD 1.246   |   AUD/USD 0.650   |   Gold 2,326.50/oz   |   Silver 27.41/oz   |   Wall Street 38,460.92   |   Nasdaq 15,712.75   |   IDX 7,155.29   |   Bitcoin 64,276.90   |   Ethereum 3,139.81   |   Litecoin 83.16   |   EUR/USD dapat lanjutkan pemulihan selama support level 1.0700 bertahan, 3 jam lalu, #Forex Teknikal   |   Nilai kontrak baru PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) mencatatkan pertumbuhan sekitar 20,10% secara tahunan menjadi Rp4.9 triliun pada kuartal I/2024, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT Citra Borneo Utama Tbk. (CBUT) menetapkan pembagian dividen tahun buku 2023 sebesar Rp28.84 miliar, 9 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Saham Meta Platforms Inc (NASDAQ: META) turun tajam sebesar 15.3% menjadi $417.83, mendekati level terendah dalam tiga bulan terakhir, 9 jam lalu, #Saham AS   |   S&P 500 turun 0.6% menjadi 5,075, sementara Nasdaq 100 turun 1.1% menjadi 17,460 pada pukul 19.49 ET (23.49 GMT). Dow Jones turun 0.2% menjadi 38,591, 9 jam lalu, #Saham AS

Williams The Fed Kritik Kebijakan Fiskal AS, Dolar Hentikan Reli

Penulis

Dolar AS tampak urung melanjutkan terhadap mata uang-mata uang mayor sore ini. Williams The Fed belum lihat dampak kebijakan fiskal yang disusun Trump.

Seputarforex.com - Dolar AS tampak urung melanjutkan terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Jumat (26/Mei) sore ini. Di sesi sebelumnya, data Klaim Pengangguran AS dilaporkan menguat dan para investor sedang menanti rilis data GDP AS malam nanti.

john-williams

EUR/USD tergelincir 0.13 persen ke angka 1.1195, namun naik lagi ke kisaran 1.2260 saat berita ini ditulis. Sedangkan penguatan Dolar AS paling signifikan terjadi terhadap Pound, dimana GBP/USD sudah mencium level 1.2872 sore ini, seiring dengan menyusutnya elektabilitas PM Theresa May.

Kemarin malam, data Klaim Pengangguran AS hanya naik 1,000 menjadi 234,000. Angka itu lebih rendah daripada prediksi para ekonom yang memperkirakan kenaikan mencapai 238,000.

Data tersebut muncul setelah Notulen Rapat FOMC untuk tanggal 2-3 Mei lalu menunjukkan bahwa bank sentral AS tersebut berencana untuk mengurangi neraca keuangan mereka hingga akhir tahun. Kemungkinan akan menggunakan sistem dimana cap limit akan diimplementasikan pada seberapa banyak The Fed tidak akan re-investing setiap bulannya. Di samping itu, mengenai kenaikan suku bunga, The Fed masih membuka peluang kenaikan dalam waktu dekat, walaupun menambahkan kata bahwa akan "lebih bijak" jika menunggu data-data ekonomi AS lain lebih lanjut.


Williams: Saya Belum Lihat Kejelasan Kebijakan Fiskal

Pagi tadi, presiden The Fed untuk Wilayah San Fransisco, John Williams, mengatakan bahwa ia menghabiskan lebih banyak waktu untuk memikirkan bagaimana kelanjutan kebijakan fiskal dalam pemerintahan Presiden Donald Trump dapat berpengaruh pada ekonomi AS. Sejauh ini, Williams memandang dampak yang menguntungkan dari kebijakan fiskal untuk ekonomi jangka pendek, masih kecil sekali. Untuk jangka panjang lebih kecil lagi.

"Saya memiliki sedikit harapan atau ekspektasi, bahwa kebijakan fiskal dan kebijakan pemerintah lainnya akan makin jelas (seiring waktu); (sayangnya) hal ini belum terjadi," kata Williams.

Sedangkan untuk masalah kenaikan suku bunga. Presiden The Fed yang pernah mengunjungi Jakarta pada tahun lalu ini mengatakan bahwa The Fed membutuhkan kenaikan suku bunga tiga kali, masing-masing untuk tahun 2018 dan 2019. "Dari sisi kebijakan moneter, kami harus memposisikannya dengan baik, terlepas dari apa yang sebenarnya terjadi," kata Williams merujuk pada skenario kebijakan fiskal.

Menyusul komentar Williams, Dolar AS terus melemah terhadap Yen, dengan USD/JPY berada di angka 111.103, dari sebelumnya di angka 111.850.

279086
Penulis

Sudah aktif berkecimpung di dunia jurnalistik online dan content writer sejak tahun 2011. Mengenal dunia forex dan ekonomi untuk kemudian aktif sebagai jurnalis berita di Seputarforex.com sejak tahun 2013. Hingga kini masih aktif pula menulis di berbagai website di luar bidang forex serta sebagai penerjemah lepas.