Analis Commerzbank, Yen Jepang hanya akan diuntungkan jika BoJ isyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, 2 jam lalu, #Forex Fundamental   |   IHK Kanada: Prakiraan dari lima bank besar, inflasi kemungkinan naik di Februari, 2 jam lalu, #Forex Fundamental   |   Ueda, BoJ: Hasil negosiasi upah musim semi merupakan faktor besar bagi kenaikan suku bunga, 2 jam lalu, #Forex Fundamental   |   NZD/USD menghadapi tekanan jual di atas level 0.6050, menantikan keputusan suku bunga The Fed, 2 jam lalu, #Forex Teknikal   |   PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah berupaya untuk menghidupkan transaksi short selling di pasar saham dengan meluncurkan intraday short selling. , 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) diperkirakan mencetak pendapatan sebesar Rp15.3 triliun dalam laporan keuangan tahun 2023, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal menyebut pengembangan pabrik baterai CATL akan dimulai pada tahun ini. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) turut mendukung proyek tersebut, 8 jam lalu, #Saham Indonesia   |   Apple Inc (NASDAQ: AAPL) telah membuat langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan buatan (AI) dengan mengakuisisi perusahaan rintisan AI asal Kanada, DarwinAI, 8 jam lalu, #Saham AS
Selengkapnya

3 Alasan Mengapa Trump Kobarkan Perang Dagang

Nadia 5 Jul 2018
Dibaca Normal 4 Menit
forex > analisa >   #perang-dagang
Presiden AS Donald Trump bersikeras menerapkan bea impor terhadap barang-barang China yang masuk ke negaranya, meski memicu risiko perang dagang. Berikut ini 3 alasannya.

Diresmikannya bea impor terhadap barang-barang China senilai $34 miliar oleh Amerika Serikat pada 6 Juli besok, menandakan bahwa perang dagang sudah di depan mata. Isu konflik dagang menjadi pusat perhatian pasar dalam beberapa bulan terakhir. Setelah sempat mereda karena adanya negosiasi AS-China, masalah ini kembali memanas di bulan ini. Alhasil, selain wacana kenaikan suku bunga Federal Reserve berikutnya, perang dagang turut menjadi faktor penggerak harga yang banyak disorot oleh para pelaku pasar.

trade-war

 

AS Terus Ingkari Kesepakatan

Berbagai perundingan dan negosiasi telah dilakukan oleh AS dan China sebelumnya. Namun, hasilnya seperti tarik ulur, terutama dari sisi Amerika Serikat. Kedua negara sempat sepakat untuk membatalkan segala proposal terkait bea impor di negara masing-masing selama hasil negosiasi belum menemukan benang merah. Sayangnya, pihak Trump kerap mengingkari perjanjian dengan berbagai alasan, yang intinya menunjukkan bahwa apa yang diterima negaranya tidak adil.

Potensi perang dagang pun naik lagi. Tak hanya menerapkan bea impor, AS juga terkesan selalu "mengipas" api perseteruan dengan menuduh China mencuri teknologinya, dan melakukan aktivitas mata-mata seperti pencurian IP.

China yang awalnya selalu menyambut baik segala bentuk perundingan lama-lama kehilangan kesabaran. Mengetahui bahwa bea impor terhadap produk-produknya akan disahkan pada hari Jumat, 6 Juli besok, Beijing berjanji akan membuat kebijakan balasan walaupun belum membeberkan rinciannya.

3 Alasan Mengapa Donald Trump Bersikeras Tetapkan Bea Impor

Presiden AS Donald Trump jalan terus tanpa menghiraukan peringatan dari negara-negara maju lainnya, juga dari sebagian pihak di dalam negeri, mengenai efek bumerang bea impor 25 persen yang akan diterapkannya pada produk-produk China.

China yang bersumpah akan membalas kebijakan tersebut, tampaknya masih ingin melihat dulu apa yang akan terjadi pada Jumat besok. Yang jelas, Kementerian Perdagangan dan petinggi-petinggi Beijing lainnya telah memperingatkan bahwa AS-lah yang lebih dulu menabuh genderang perang dagang dan dampaknya akan dirasakan oleh ekonomi AS sendiri.

 

Namun, mengapa Trump tak gentar mengobarkan perang dagang?

Dikutip dari MarketWatch, tulisan Bart Oosterveld (Direktur Atlantic Council Global Business and Economics Program) mengungkap ada 3 alasan yang kemungkinan melatarbelakangi aksi Donald Trump:

  1. Pemerintahan sebelumnya mewariskan perekonomian yang mantap dengan risiko overheating. Ketika Trump dilantik di pada tahun 2017 lalu, ekonomi Amerika telah hampir memenuhi kondisi Full Employment. Sejak itu, penambahan lapangan kerja terus melaju hingga hampir 200,000 dalam satu bulan.

    Kondisi ini rupanya tak sepenuhnya baik. Ekonomi Amerika menghadapi risiko overheating dan inflasi. Karena itu, menciptakan kembali pengangguran melalui penerapan bea impor, yang dikombinasikan dengan kenaikan suku bunga secara bertahap oleh bank sentral (The Fed), akan menyediakan sedikit ruang untuk mencegah terjadinya overheating.

    Bisa dikatakan, penerapan bea impor oleh pemerintahan AS saat ini merupakan suatu cara untuk mengurangi konsumsi dan mengagregasi permintaan. Meski terkesan kasar, toh metode ini cukup untuk mengimbangi kenaikan pajak yang telah lebih dulu diteken.
  2. Bea impor dan langkah-langkah balasan dari negara lain tak akan banyak berpengaruh secara politik terhadap pemerintahan dalam negeri AS. Tarif balasan yang diterapkan oleh Uni Eropa, China, dan Kanada, dirancang sedemikian rupa untuk memberikan dampak yang signifikan kepada negara-negara bagian yang mendukung Trump dalam Pemilu 2016. Namun, implementasi kebijakan yang notabene perang dagang itu memiliki kelemahan: Mereka akan dilakukan secara bertahap.

    Selain itu, penyesuaian harga memerlukan banyak waktu, dan meningkatnya pengangguran akibat tarif balasan tak akan cukup berarti untuk memengaruhi prospek kandidat-kandidat Partai Republik dalam Pemilu Pertengahan di bulan November mendatang.

    Presiden Trump nantinya akan menggunakan kebijakan-kebijakan balasan tersebut sebagai pembenaran atas keputusannya. Ia seolah-olah ingin menunjukkan bahwa negara-negara lain, utamanya China, tak "sebaik" yang dikira. Menariknya lagi, banyak yang tidak menyadari bahwa saat ini Trump sedang menikmati approval rating tertinggi di partainya. Jika taktik Trump memang benar seperti yang dispekulasikan Bart Oosterveld dalam tulisannya, maka hal ini jelas menandakan keberhasilan rencana Trump.
  3. Dolar AS terus menguat. Dalam berbagai berita forex, Dolar AS masih didominasi gerakan bullish sejak pertengahan April lalu. Trump sengaja menungganginya agar Amerika Serikat dapat bertahan di tengah perang dagang. Dengan menguatnya Dolar, daya beli masyarakat dan perusahaan-perusahaan Amerika terhadap barang impor diharapkan dapat meningkat. Jadi meskipun tarif jadi diberlakukan terhadap sejumlah barang yang didatangkan dari negara lain, (diharapkan) efeknya tak akan berimbas pada masyarakat dan perusahaan.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 
Analis Commerzbank, Yen Jepang hanya akan diuntungkan jika BoJ isyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut, 2 jam lalu, #Forex Fundamental

IHK Kanada: Prakiraan dari lima bank besar, inflasi kemungkinan naik di Februari, 2 jam lalu, #Forex Fundamental

Ueda, BoJ: Hasil negosiasi upah musim semi merupakan faktor besar bagi kenaikan suku bunga, 2 jam lalu, #Forex Fundamental

NZD/USD menghadapi tekanan jual di atas level 0.6050, menantikan keputusan suku bunga The Fed, 2 jam lalu, #Forex Teknikal

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah berupaya untuk menghidupkan transaksi short selling di pasar saham dengan meluncurkan intraday short selling. , 8 jam lalu, #Saham Indonesia

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) diperkirakan mencetak pendapatan sebesar Rp15.3 triliun dalam laporan keuangan tahun 2023, 8 jam lalu, #Saham Indonesia

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal menyebut pengembangan pabrik baterai CATL akan dimulai pada tahun ini. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) turut mendukung proyek tersebut, 8 jam lalu, #Saham Indonesia

Apple Inc (NASDAQ: AAPL) telah membuat langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan buatan (AI) dengan mengakuisisi perusahaan rintisan AI asal Kanada, DarwinAI, 8 jam lalu, #Saham AS

Menurut analis Nordea, EUR/USD akan jatuh jika The Fed mempertahankan suku bunga tidak berubah lebih lama, 1 hari, #Forex Fundamental

USD/CHF turun di bawah level 0.8550, investor menantikan keputusan suku bunga The Fed dan SNB, 1 hari, #Forex Teknikal

EUR/JPY menguat di bawah pertengahan level 162.00-an, menanti keputusan suku bunga BoJ, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/CAD naik tipis mendekati level 1.3540, fokus pada IHK Kanada dan kebijakan The Fed, 1 hari, #Forex Teknikal

Bank of England (BoE) akan menggelar rapat kebijakan pada hari Kamis besok, tetapi pasar mengekspektasikan tidak ada perubahan suku bunga, 1 hari, #Forex Fundamental

Rilis data inflasi Inggris terbaru bisa mempengaruhi outlook kebijakan BoE selanjutnya, 1 hari, #Forex Fundamental

Konsensus memperkirakan CPI Inggris akan melemah dari 4.0% ke 3.5% dalam basis tahunan. Hasil yang sesuai atau bahkan lebih rendah dari ekspektasi akan mendukung percepatan Rate Cut BoE, 1 hari, #Forex Fundamental

Risiko penurunan GBP/USD masih tinggi di tengah potensi volatilitas pekan ini, 1 hari, #Forex Fundamental

Dolar Australia tertahan di kisaran 0.6550 versus Dolar AS setelah mengalami kemerosotan akhir pekan lalu, 1 hari, #Forex Teknikal

Area support di 0.6550 dapat memicu aksi beli AUD/USD jika harga menembus 0.6650, 1 hari, #Forex Teknikal

Konsolidasi AUD/USD masih mungkin terjadi karena ketidakpastian global, 1 hari, #Forex Fundamental

Euro bergerak tidak pasti setelah terkoreksi dari kenaikan awal minggu lalu, 1 hari, #Forex Teknikal

Dengan area pergerakan EUR/USD di sekitar 1.09, level 1.10 dan 1.07 masing-masing menjadi resistance dan support kuat, 1 hari, #Forex Teknikal

Meskipun outlook bearish belum terkonfirmasi, EUR/USD bertendensi sideways ke bawah, 1 hari, #Forex Teknikal

Dolar AS menguat terhadap Dolar Kanada dan menemukan support di EMA-50 mingguan, 1 hari, #Forex Teknikal

Resistance kuat USD/CAD terlihat di level 1.3620. Breakout dari batas tersebut dapat memicu penguatan ke area 1.39, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/JPY mengalami reli signifikan dan berpotensi menembus 149, 1 hari, #Forex Teknikal

Area support USD/JPY terbentuk pada level 147.33, 1 hari, #Forex Teknikal

Pullback jangka pendek USD/JPY dapat dimanfaatkan sebagai peluang beli di tengah selisih kebijakan suku bunga The Fed dan BoJ saat ini, 1 hari, #Forex Teknikal

Setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di $73,800, Bitcoin tergelincir ke kisaran $65,000, 1 hari, #Kripto Teknikal

Koreksi bearish BTC diikuti Altcoin yang mengalami kemerosotan hingga dua digit dalam beberapa hari terakhir, 1 hari, #Kripto Teknikal

Menurut laporan Cointelegraph, arus masuk harian dari ETF Bitcoin turun drastis hingga 80% pada pertengahan minggu lalu, 1 hari, #Kripto Fundamental

Analis masih optimis dengan prospek ke depan karena kondisi makroekonomi saat ini masih mendukung penguatan kripto, 1 hari, #Kripto Fundamental

PT Metro Pacific Tollways Indonesia Services (MPTIS) kembali merilis pembaruan jadwal tender offer saham META dalam proses menjadi perusahaan tertutup atau go private pada 19 Maret-17 April 2024. , 1 hari, #Saham Indonesia

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) berencana melakukan spin off 3 unit usaha, yaitu pelabuhan, dermaga dan fasilitas penyimpanan, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Ciputra Development Tbk (CTRA) menargetkan, marketing sales atau pendapatan pra penjualan sebesar Rp11.1 triliun di tahun 2024, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) berupaya terus meningkatkan kinerja bisnisnya dengan mulai serius mengembangkan bisnis komponen kendaraan listrik, 1 hari, #Saham Indonesia



Kirim Komentar Baru