Seputarforex.com - Dolar AS melemah terhadap Yen di sesi perdagangan Selasa (09/April) malam ini. Selain karena data JOLTS AS yang merosot, para trader juga lebih memilih Yen sebagai safe haven, setelah Amerika Serikat mengumumkan untuk mempertimbangkan penerapan bea terhadap barang-barang impor dari Eropa. Di samping itu, IMF juga baru saja dikabarkan menurunkan Outlook ekonomi global.
JOLTS AS Februari 2019 Merosot Drastis
Jumlah pembukaan lapangan kerja di AS turun tajam ke level 7.087 juta pada bulan Februari 2019. Angka tersebut jauh di bawah ekspektasi pasar di 7.550 juta. Data JOLTS pada bulan Januari yang direvisi naik menjadi 7.625 juta, membuat penurunan dalam data JOLTS Februari kian signifikan. Jika dibandingkan dengan data setahun ke belakang, JOLTS kali ini menjadi yang terendah sejak Maret 2018.
Meski demikian, data JOLTS hanya berdampak medium terhadap Dolar AS. Pelemahan Dolar AS terhadap Yen diperparah oleh isu bea impor AS terbaru dan Outlook IMF.
Bea Impor Terbaru AS Dan Outlook IMF
Kemarin, US Trade Representative mengajukan daftar aneka ragam barang-barang impor dari Uni Eropa yang masuk ke AS. Barang-barang tersebut yang terdiri dari pesawat komersial, produk olahan susu, hingga Wine, rencananya akan dikenai bea impor sebagai balasan atas subsidi yang diberlakukan oleh Uni Eropa kepada Airbus. Subsidi tersebut dianggap merugikan AS.
Di sisi lain, IMF hari ini memotong kembali Outlook pertumbuhan global untuk tahun 2019 ke 3.3 persen. Level tersebut adalah yang terendah sejak tahun 2016, dan turun dari proyeksi pada bulan Januari di 3.5 persen.
USD/JPY Turun
Ketiga faktor tersebut membuat Yen dinilai lebih aman untuk dijadikan safe haven ketimbang Dolar AS. Akibatnya, USD/JPY pun jeblok 0.32 persen ke 111.122 dalam time frame harian.
"Yen sekarang ini menduduki peringkat teratas dengan menurunnya saham-saham yang membebani minat risiko," kata Joe Manimbo, analis senior di Western Union Business Solutions, Washington.