Menu

Ethereum Anjlok Di Bawah Low Desember 2017, Ini 3 Penyebabnya

Yodik Prastya

Ethereum telah anjlok hingga lebih dari 50 persen. Apa saja alasannya? Kemana selanjutnya Ethereum akan pergi? Simak analisanya berikut.

Ethereum, Salah satu kripto terpopuler setelah Bitcoin selama tahun 2017 lalu mengalami kenaikan dari level di bawah $100 hingga ke puncak tertingginya di $1,400. Jika dihitung secara matematis, Ethereum atau lekat dengan sebutan ETH telah naik lebih dari 1,400% dalam kurun waktu 1 tahun saja.

Namun setelah dianggap sebagai pesaing utama Bitcoin karena kemampuannya yang dapat diprogram secara bebas, Ethereum telah jatuh lebih dari 50% dalam beberapa bulan terakhir. Saat ini ETH/USD sudah anjlok hingga ke bawah level $400. Kemungkinan besar, mata uang kripto ini akan mengunjungi level support berikutnya di $150.

 

Berbagai Penyebab Ethereum Tak Lagi Diminati

Ada beberapa hal yang membuat Ethereum mengalami penurunan minat sangat drastis, di antaranya adalah:

 

1. Membuat Altcoin Baru Relatif Mudah

Untuk membuat Altcoin baru, bahkan pemula di kriptografi pun mampu melakukannya. Karena basis program ERC20 milik Ethereum berbasis Open-Source, saat ini banyak panduan di halaman Web maupun Youtube yang menjelaskancara menciptakan Token Ethereum hanya dalam waktu satu jam.

Saat basis ERC20 mulai dirilis, banyak sekali permintaan koin ETH yang datang. Namun seiring dengan banyaknya Altcoin yang muncul, kepercayaan terhadap aset digital ini menjadi anjlok drastis. Investor besar tentunya tidak mau menginvestasikan dana hanya untuk sesuatu yang dapat diciptakan kembali dengan mudah.

 

2. Larangan Terhadap Kripto Semakin Masif

Baru-baru ini, kita sudah mendengar bahwa platform media iklan raksasa seperti Google, Facebook, dan Twitter telah memblokir seluruh Iklan terkait kripto, mulai dari ICO, trading, bursa, dan lain sebagainya. Mereka mengambil langkah protektif untuk melindungi pengguna dari berbagai iklan yang berpotensi menyesatkan pengguna.

Larangan selanjutnya datang dari SEC (Securities and Exchange Commission) yang sedang memperketat aturan terhadap sejumlah perusahaan kripto. Bulan lalu, Robert Cohen, Kepala Unit Cyber SEC, mengklaim setidaknya ada lusinan perusahaan yang telah ditunda operasinya karena tertahan oleh peraturan SEC.

 

3. Hacking Semakin Merajalela

Kriptografi dianggap sebagai platform dengan sistem pembayaran dan aset digital paling aman di seluruh dunia. Meskipun memang sistemnya hampir tidak bisa diretas, tetapi masih terdapat faktor X dari Third Party (pemegang Wallet, keamanan bursa, dll) yang dapat menyebabkan berbagai macam insiden peretasan. Untuk menyegarkan pikiran Anda, mungkin bisa diingat bahwa belum genap sebulan Coincheck kehilangan NEM senilai lebih dari $530 juta, atau sekitar Rp7.1 triliun.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE