Menu

Harga Shale Oil Terus Turun Meski Rusia Intervensi; Dark Decade Sudah Dekat?

S Antonius

Setelah harga shale oil mulai stabil di USD56 / barrel, Rusia melakukan intervensi dengan menaikkan suku bunganya sebesar 650bps. Ini merupakan salah satu hal gila yang hanya bisa dilakukan oleh Rusia. Beberapa hari setelah OPEC tidak memotong produksinya, Rusia sudah menaikkan suku bunganya sebesar 100bps.

Setelah harga shale oil mulai stabil di $56/barrel, Rusia melakukan intervensi dengan menaikkan suku bunganya sebesar 650bps. Ini merupakan salah satu hal gila yang hanya bisa dilakukan oleh Rusia.


Beberapa hari setelah OPEC tidak memotong produksinya, Rusia sudah menaikkan suku bunganya sebesar 100bps. Dan dengan kenaikkan ini berarti total kenaikkan suku bunga dari Rusia adalah 750bps. Sekarang ini suku bunga Rusia berada pada 17%.

Grafik suku bunga Rusia dari Maret 2014 – December 2014

Awas Dark Decade

Meskipun dengan intervensi ini, harga shale oil tidak terpengaruh sama sekali dan hal ini hanya membuat Negara-negara emerging market mulai kehilangan investasi. Sebagian besar kasus Negara-negara emerging market pada awalnya memiliki suku bunga yang cukup tinggi dengan inflasi yang cukup tinggi. Hal ini seperti "menghedging" tingkat inflasi dan suku bunga; setengah Keynesian dan setengah classical. Strategi yang dilakukan oleh negara-negara emerging seperti ini sebenarnya mengambil posisi aman agar tidak jatuh ke "dark decade", dimana semua komoditas hancur beserta perekonomian rusak. Salah satu contoh efek dari "dark decade" adalah kenaikan harga dolar AS terhadap rupiah dari 2000 rupiah per dollar ke 17000 rupiah per dollar.

Grafik Kurs Rupiah Versus Dolar AS 1997 - 2014

Dengan hal yang dilakukan oleh Rusia kemarin ini, itu membuktikan bahwa strategi yang dilakukan oleh Negara emerging itu gagal. Tentunya investor juga akan segera menarik investasi dari seluruh Negara emerging yang lain dengan kasus perekonomian dan kondisi yang mirip ataupun sama. Dan dengan segera setelah itu, rupiah pun naik 12960, mendekati level 13000.

Untung-Rugi Pelemahan Harga Minyak

Sejujurnya, saya juga tidak mengerti kenapa banyak sekali yang memberikan alasan perlemahan rupiah yang ada disebabkan oleh menguatnya dolar AS. Hal ini disebabkan oleh "profit taking" yang sedang dilakukan oleh para trader-trader di seluruh dunia justru sedang memperlemah dolar AS.
Sekarang pertanyaannya adalah apakah perlemahan harga minyak itu justru bagus buat perekonomian? Sebetulnya jawabannya tidak.

Sebagai buktinya, karena perlemahan harga minyak yang ada, Rusia mengalami kerugian besar dan terpaksa melakukan intervensi gila-gilaan untuk menjaga dananya meskipun Rusia tetap akan memasuki resesi pada tahun 2015. Dengan intervensi yang dilakukan maka Negara-negara emerging akan diekespektasi mulai perlahan-perlahan memasuki "dark decade" dimana semua mata uang yang ada jatuh keras terhadap dolar AS sampai tidak berharga lagi. Dan tentunya seluruh biaya hidup, biaya produksi akan naik ditambah lagi dicabutnya investasi dari Negara itu sendiri akan merusak seluruh ekonomi dan dimana-dimana perusahaan akan bankrut.

Sekarang saya tanya lagi, kenapa harga minyak yang rendah itu bagus buat perekonomian? Mungkin saja bagus buat AS karena mereka hidup dengan dolar AS. Tetapi tentunya hal ini akan sangat berbahaya buat Negara-negara lain kedepannya. Negara-negara yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mengurangi subsidi kelihatannya bagus karena mereka ingin memanfaatkan dana lebih untuk berkembang lebih baik lagi. Tetapi di sisi lain, mereka juga tidak sadar kalau "dark decade" atau dekade gelap sudah dekat .

Sementara itu, AS juga kelihatannya tidak akan mengurangi produksinya dan harga minyak akan terus turun meskipun harga shale oil telah turun dibawah $60 per barrel. Efek jangka pendek memang bagus, semua barang akan terlihat lebih murah dan rakyat bisa hidup lebih makmur tapi tidak begitu untuk jangka panjang. Keputusan OPEC untuk tidak memotong produksi ini dilakukan untuk menjaga market sharenya dalam jangka panjang. Mereka tentunya bisa memproduksi sebanyaknya dan menaikkan harganya nantinya tetapi kelihatannya hal itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat. Tetapi apakah pernah terbayang harga bbm yang sekarang ini merupakan harga dimana shale oil hanyalah $55 per barrel, bagaimana kalau harga itu masuk ke level $100 per barrel kembali?

Dikarenakan hal ini juga Standard and Poor turun terutama di bagian perusahaan energy. Bahkan perusahaan di AS juga sudah mulai mendapat tekanan dari penurunan harga minyak, bagaimana kalau begitu dengan perusahaan di Negara yang tidak memakai dolar AS? Sementara krisis ini terus menerus memanas, belum ada signal dari OPEC untuk memotong jumlah produksinya sama sekali.

Grafik Crude Oil dari 26 Nov 2013 – 16 Dec 2014

Dari segi teknisnya, trend turun jangka panjang kelihatannya sangat kuat dan tidak ada ciri-ciri penguatan lebih lanjut. Shale Oil kelihatannya masih akan turun dan target sementara berada pada level 50. Penguatan kembali untuk sementara akan menuju ke level 60. Jika berhasil tembus level 60, maka target berikutnya adalah level 65.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE