Menu

IHSG Mengejar Target Akhir Tahun

Aditya Putra

Kinerja (year-to-date) IHSG Merupakan Yang Terburuk Diantara Negara Regional Lainnya, Dengan Semakin Dekatnya Rilis Suku Bunga The Fed, Sampai Level Berapakah IHSG Sanggup Bertahan? Lalu Bagaimana Dengan Kinerja Sektoral-nya?

Kurang dari 3 pekan lagi kita akan segera berganti tahun, namun memang cukup disayangkan performa IHSG sepertinya tidak akan banyak tertolong dan mencatatkan kinerja negatif (yoy) minus 14% (07/12).


Faktor-faktor Pelemahan IHSG

Situasi selama 2015 memang tidak cukup mendukung bagi IHSG, mulai dari;

  1. Kinerja emiten yang melambat,
  2. Pertumbuhan ekonomi tidak cukup solid,
  3. Spekulasi berkepanjangan suku bunga AS,
  4. Devaluasi Yuan – akibat perlambatan ekonomi China,
  5. Tingginya Pajak,
  6. Geo-politik, dan
  7. Pelemahan rupiah.

Beberapa faktor di atas menjadi catatan penulis selama tahun ini yang menyebabkan IHSG underperform.


Dana Asing Terus Keluar

Pergerakan investor asing juga perlu disikapi dengan seksama, jika diperhatikan, asing berbondong-bondong keluar dari pasar modal Indonesia di kuartal II lalu (akumulatif), kemudian selama tahun ini porsi asing semakin berkurang menjadi 41:59 terhadap investor domestik, dan berdasarkan data year-to-date (ytd) asing mencatatkan net sell sebanyak Rp 13.1 triliun. Upaya asing keluar dari pasar modal Indonesia ialah karena risk premium yang semakin meningkat di Indonesia, ekonomi AS yang membaik dan rebalancing portfolio akibat ketidakpastian ekonomi global.


Kinerja Sektoral Amburadul

Jika mengambil data (year-to-date) (07/12), seluruh sektor ekonomi di BEI kandas, paling parah tentu kinerja sektor pertambangan dan pekebunan yang melemah sebanyak 39% dan 31%. Sedangkan sektor defensive semisal barang konsumsi juga tidak luput dari pelemahan yang dialami oleh sektor lain-nya, padahal sektor ini termasuk sektor yang ‘mempan’ terhadap krisis sebelumnya, dengan saham UNVR, GGRM, INDF dan ICBP yang paling banyak dilepas oleh investor.

Ada upaya dari investor untuk melakukan window dressing, yakni dengan praktek rekayasa akuntansi untuk membuat neraca perusahaan dan laporan laba rugi tampak lebih baik daripada yang sebenarnya. Hal ini biasa-nya dilakukan selama rentang pertengahan bulan Nov hingga akhir Des, yang dimana Asing juga mencatatkan aksi beli terhadap saham-saham pilihannya, namun sampai dengan saat ini (08/12) tendensi ke-arah tersebut masih jauh dan kami belum melihatnya, dan nampaknya jika kita cermati investor masih berfokus pada berapa besar The Fed akan menaikkan suku bunga acuan-nya pada rapat FOMC di tanggal 15-16 Des pekan depan.


IHSG Dalam Sepekan Mendatang

Dalam sepekan mendatang pergerakan IHSG kami prediksi masih akan tertekan (bearish), sehubungan dengan rilis data ekonomi utama di negara-negara penting semisal AS dan China.

Di China akan ada rilis data trade balance, kemudian Consumer price index serta producer price index, sementara di AS, pertumbuhan ekonomi sudah mulai terlihat yang tercermin dari kenaikan inflasi serta data non-farm payroll di hari Jum’at lalu (04/12).

Perlambatan ekonomi China menjadi concern investor, hal ini bisa dilihat dari rilis data transaksi berjalan mereka (ekspor-impor). Pasar akan merespon negatif jika hasil-nya dibawah ekspektasi.

Data Trade Balance China

 

Pasar Tenaga Kerja AS yang semakin membaik sejak tahun 2013 lalu


Teknikal IHSG

IHSG memiliki support yang baik pada level 4,500. MACD saat ini cenderung sideways, dan pola investor masih lebih banyak wait and see yang terlihat dari RSI stagnan di level 50%-55%. Candle stick berada di antara MA20 dan MA50 yang artinya pergerakan cukup tertahan di area tersebut dan mendekati level harga dari MA20 dan MA50. Kami melihat resistance IHSG hingga akhir tahun mencoba realistis menuju level 4,701 dan dengan support kuat di 4,433.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE