Menu

Masih Adakah Perangkat Untuk Menopang Runtuhnya Rupiah?

Joe Poe

Menjelang keputusan suku bunga The Fed, BI diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan lagi. Pertanyaannya, adakah instrumen lain yang bisa digunakan untuk menunjang Rupiah?

Dini hari esok, The Fed akan merilis pengumuman suku bunga dan Statement pasca pertemuan FOMC yang dipastikan berdampak tinggi. Nyaris semua harga mata uang dunia tampak tenang; pertanda wait-and-aee. Sementara itu, besok Indonesia akan mengambil sikap dengan merilis kebijakan suku bunga terbaru.

Indonesia terus berupaya mencari sisa-sisa perangkat ekonomi dan moneternya, untuk melindungi Rupiah dari kekacauan global yang mengguncang nilai tukar mata uang negara-negara berkembang. Sebagai informasi, nilai tukar Rupiah turun lebih dari 11% terhadap Dolar AS di tahun ini, dan mencapai level terendah sejak krisis keuangan Asia 1997-1998.

Hampir setiap hari, pemerintah selalu mendiskusikan langkah tambahan apa yang dapat mereka ambil untuk membantu menahan penurunan Rupiah. Beberapa langkah tegas terpaksa diambil, contohnya adalah dengan empat kali menaikkan suku bunga sejak Mei lalu (dan mungkin sekali lagi pada hari Kamis mendatang), juga memberlakukan pembatasan impor besar-besaran. Namun, pemerintah boleh dikatakan lupa menahan arus dana asing yang keluar, karena para investor mancanegara terus mengabaikan aset mereka yang ada di pasar negara-negara berkembang, guna mengejar kenaikan suku bunga AS berikut USD-nya yang lebih kuat dan menjanjikan.

Berikut adalah langkah-langkah yang diambil oleh pihak berwenang Indonesia sejauh ini:

 

Suku Bunga

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga sebesar 1.25% sejak bulan Mei, menjadikannya sebagai bank sentral paling agresif di Asia tahun ini. Pengetatan kebijakan lainnya yang mungkin akan mulai akan berlaku minggu ini adalah kembali dinaikkannya acuan suku bungan sebesar minimal 0.5% atau 50 bps, guna menanamkan keyakinan akan kredibilitas moneter Indonesia, dan memastikan bahwa Indonesia selalu di depan dalam mengantisipasi kemungkinan memburuknya situasi keuangan global.

 

Cadangan Devisa

Setelah mencapai rekor tertinggi pada bulan Januari, bank sentral telah menguras cadangan devisanya lebih dari 10%, sehingga kini menjadi sekitar USD118 miliar, dan terus melanjutkan intervensi pasar. Meskipun demikian, cadangan yang tersedia masih tetap memadai dan sanggup mencakup 6 hingga 8 bulan untuk persyaratan impor, jauh di atas batasan minimal internasional yang hanya 3 bulan.

Bank Indonesia masih memiliki banyak amunisi yang tersisa untuk mendukung Rupiah jika diperlukan, tetapi sejauh ini, semua perangkat itu hanya akan bisa membantu menetralkan gejolak menurunnya nilai tukar Rupiah; belum memungkinkan untuk dapat membalikkan tren dasar Rupiah agar menguat kembali.

 

Pembatasan Impor

Defisit neraca transaksi berjalan hanya sebesar 3% dari GDP (Gross Domestic Product), dan hal ini membuat Indonesia sangat bergantung pada arus masuk asing. Ini adalah salah satu alasan mengapa mata uang Rupiah ikut menjadi korban dalam aksi jual global. Untuk membantu mengekang impor dan mempersempit besaran defisit neraca perdagangan internasionalnya, pemerintah telah mengambil langkah-langkah berikut:

Dari langkah-langkah di atas, yang menjadi pertanyaan besar adalah, masih adakah pilihan perangkat keuangan lain guna menopang keruntuhan IDR?

 

Solusi Yang Bisa Dimanfaatkan Pemerintah

Peluang Pasar Uang Global

Sebenarnya, menurut pendapat saya masih ada berbagai langkah spesifik di pasar uang global yang masih dapat diadopsi guna menyelamatkan nilai tukar Rupiah, seperti misalnya:

 


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex

Kontrol Modal

Indonesia memperketat aturan transaksi valuta asing pada tahun 2015 dengan mewajibkan semua transaksi dilakukan dalam Rupiah. Tetapi belum ada yang berbicara tentang kontrol modal besar-besaran, seperti yang dilakukan oleh Malaysia selama krisis keuangan Asia dua dekade lalu. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah investor mengambil uang mereka keluar dari negara.

Kontrol modal kemungkinan akan menjadi "langkah terakhir" yang digunakan, hanya jika stabilitas makroekonomi Indonesia terganggu oleh perlambatan, inflasi yang lebih tinggi secara signifikan, gangguan likuiditas domestik, serta pinjaman non-performing yang lebih tinggi. Meskipun demikian, kemungkinan hal-hal itu terjadi sangat kecil, mengingat pertumbuhan dan inflasi masih terpelihara dalam batas target.

 

Swap Nilai Tukar

Indonesia dan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara sebetulnya dapat mempertimbangkan kebijakan kolektif yang terkoordinasi, dengan menggunakan jalur swap nilai tukar mata uang yang tersedia, untuk meningkatkan cadangan devisa, sekaligus membantu meningkatkan kepercayaan pasar bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih baik secara domestik maupun kawasan.

(Baca juga: Apa Itu Swap Dalam Forex?)

 

Jual Asset Murah

Banyaknya jumlah bank di Indonesia (sekitar 2,000) dan anjloknya IDR adalah kombinasi beban yang sangat berat dan tak tertahankan bagi pemerintah. Dengan adanya pelemahan nilai tukar Rupiah tahun ini, para pemberi pinjaman dan investor global akan semakin beruntung dengan membeli bank-bank tersebut dengan harga murah.

Saat ini, Indonesia masih memiliki 115 bank konvensional dan syariah, sementara hampir 1,800 bank lainnya merupakan bank perkreditan rakyat yang melayani lebih dari 260 juta penduduk di seluruh Indonesia.

Bank-bank Jepang khususnya, Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc. mengumumkan rencana peningkatan upaya untuk mengakuisisi beberapa bank tersebut. Sementara itu, Australia & New Zealang Banking Group Ltd. (ANZ) telah menghidupkan kembali upaya jangka panjang untuk menjual sahamnya yang ada di PT Bank Pan Indonesia (Panin Bank).

Pemerintah dan bank sentral sebaiknya segera melaksanakan beberapa langkah di atas guna menyelamatkan Rupiah. Sayangnya, hingga saat ini belum tampak tanda-tanda pemerintah dan bank sentral bakal melaksanakan hal-hal di atas.

 

Halangan Bagi Pemerintah

Peraturan Indonesia menyulitkan bank-bank asing untuk berinvestasi lebih dari 40% sebagai pemberi pinjaman lokal. Singapore DBS Group Holdings Ltd. contohnya, memilih untuk membatalkan pembelian PT Bank Danamon Indonesia pada tahun 2013, setelah aturan kepemilikan diumumkan. Dengan runtuhnya nilai tukar Rupiah yang anjlok hampir 11% sejak aksi jual pasar akhir Januari lalu, bank sentral senantiasa terdorong untuk menaikkan suku bunga, dan mengintensifkan intervensi pasar dengan menguras cadangan devisa.

 

Situasi Masih Terkendali

Berbeda dari situasi krisis moneter Asia lalu ketika Rupiah mengalami kejatuhan yang lebih curam, bank-bank di Indonesia sejauh ini relatif tidak tersentuh. Dari data LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), indikator kunci bank-bank jauh lebih baik sekarang. Histeria yang melanda pasar selama krisis sebelumnya telah membuat Indonesia menutup 16 pemberi pinjaman, karena rasio kecukupan modal industri merosot ke minus 15.7%, sementara kredit macet melonjak hingga hampir 50%.

Namun untuk saat ini, rasio kecukupan modal untuk bank-bank di Indonesia masih mencapai sekitar 22%, tertinggi di Asia Tenggara. Sementara itu, rasio kredit macet bruto turun menjadi 2.7%. Komite Stabilitas Sistem Keuangan memiliki IDR101.3 triliun (USD6.8 miliar) untuk membayar kembali penabung jika bank gagal bayar, dan angka tersebut bisa mencapai lebih dari IDR120 triliun pada akhir tahun depan.

Dalam perkembangan baru-baru ini, merger bank berjalan makin lambat. Sejak Bank Indonesia menyusun program konsolidasi pada tahun 2005, hanya segelintir saja yang telah bergabung, sementara 90 bank perkreditan rakyat telah ditutup atau sedang dalam proses penutupan.

Meskipun demikian, LPS menunjukkan kemampuannya untuk mengatasi tabungan bermasalah hingga IDR2 miliar per nasabah, dengan total jumlah simpanan yang dijamin adalah IDR2.411 triliun per Juli 2018. Kisaran dana tersebut cukup untuk menanamkan kepercayaan di masyarakat agar tidak terburu-buru ke bank untuk menarik uang, bahkan jika bank tidak terlalu sehat.

Kita patut berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo yang berhasil membujuk Menteri Keuangan Sri Mulyani bergabung kembali ke Indonesia, dalam upayanya menyelamatkan perekonomian dan moneter Indonesia di mata internasional.

Jadi untuk sementara waktu, boleh dikatakan, likuiditas keuangan dan moneter Indonesia masih cukup stabil guna menghadapi gejolak keuangan global sehubungan dengan perang dagang AS-China. Walaupun kurs IDR terus merosot, tetapi kondisi keuangan nasional masih cukup terjamin.

Tetapi sampai kapan hal ini akan bisa berlangsung? Sementara pemerintah terus berupaya mempertahankan kondisi finansial dan moneter negara ini, mereka juga perlu meningkatkan infrastruktur dan memperkuat faktor fundamental perekonomian bangsa. Akankah Indonesia berhasil bertahan hingga akhir nanti, atau justru akan terpuruk mengingat semakin tipisnya cadangan devisa yang terus dikuras guna mengimbangi runtuhnya IDR?

 

Outlook Teknikal Rupiah

Secara teknikal, sulit membayangkan penguatan Rupiah terhadap Dolar AS. Jika kita lihat bersama, garis support biru dan keseluruhan garis tren TSF cenderung Bullish. Angkat keramat 15,000 menjadi target berikutnya. Walau ada sedikit bounce dari perkembangan positif kondisi domestik dan negara berkembang, mampukah IDR menahan laju penguatan Dolar lebih lanjut?

Walaupun belum ada indikasi trading dari pair ini, tetapi acuan kita kali ini diharapakan bisa berguna bagi pebisnis yang berhubungan dengan ekspor-impor, atau bergerak dalam bidang jual-beli Dolar Amerika maupun mata uang asing lainnya. Jika USD/IDR tembus 15,000 minggu ini, niscaya kondisi keuangan nasional dan masyarakat Indonesia dihadapkan ke era baru, yaitu Keprihatinan Nasional.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE