Menu

Mungkinkah Perang Dagang Menjadi Kartu Terakhir Trump?

Fullerton Markets

Trump dapat mengulur perang dagang hingga Pemilu AS 2020 sebagai strategi meningkatkan pendukung. Emas pun berpotensi naik terus karena sentimen risk-off terus meningkat.

Pekan lalu, Trump mengejutkan pasar dengan mengatakan bahwa ia berencana meningkatkan tarif impor untuk barang-barang Cina, terlepas dari biaya tambahan 25% yang sebelumnya telah dikenakan pada barang impor senilai USD250 miliar dari China.

 

"Senjata" Trump

Tweet Trump tentang tarif untuk China muncul hanya sehari setelah Fed melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps. Tindakan itu dipandang historis karena menjadi yang pertama kalinya sejak krisis keuangan 2008. Selama pertemuan FOMC, Powell mengatakan bahwa penurunan suku bunga ditujukan untuk meningkatkan inflasi dan sebagai "asuransi" terhadap risiko ketidakpastian global serta kekhawatiran perdagangan.

Trump menyatakan ketidakbahagiaannya akan putusan tersebut dengan mencuit, "Seperti biasa, Powell mengecewakan kita..." Menurutnya, Fed menunggu terlalu lama untuk menurunkan suku bunga dan tidak cukup agresif.

Dengan pemikiran seperti demikian, tampaknya Trump menggunakan eskalasi perang dagang AS-China untuk memaksa Fed menurunkan suku bunga lagi pada bulan September, mengingat salah satu alasan mengapa Powell memangkas suku bunga adalah karena kekhawatiran perdagangan. Probabilitas penurunan suku bunga berikutnya menurut Fed Fund Futures telah meningkat dari 58% menjadi 98%.

Selain itu, Trump menginginkan tingkat suku bunga yang lebih rendah untuk mendorong pasar saham, sehingga dapat meningkatkan popularitasnya. Sebagai informasi, pasar saham yang kuat biasanya dipandang sebagai indikasi jika ekonomi berjalan baik.

Di atas kertas, pemangkasan suku bunga akan mendorong pasar saham karena dua alasan utama:

  1. Bunga pinjaman yang lebih murah memungkinkan perusahaan untuk meminjam lebih banyak agar bisa berekspansi lebih lanjut, dan menurunkan biaya pinjaman.
  2. Turunnya imbal hasil obligasi akan mendorong investor ke pasar saham untuk mendapatkan return yang lebih tinggi.

Yield Treasury AS bertenor 10-tahun saat ini sudah anjlok hingga 2% dan berakhir di bawah 1.9% pekan lalu, level yang terakhir terlihat pada November 2016. Alih-alih meningkatkan karena hal itu, pasar saham malah semakin jatuh, dengan Indeks Dow Jones yang merosot hampir 600 poin dari angka tertinggi harian. Menurut analisa Fullerton Markets, indeks saham tersebut bisa turun lebih jauh, bahkan hingga 1075 poin lebih rendah dari High terakhirnya.

Masalah perdagangan menyulitkan para pedagang ritel, khususnya karena barang-barang konsumen akan naik harganya. Selanjutnya, ketika perusahaan mulai merilis hasil Q2 mereka, maka akan terlihat penurunan laba. Perlu diketahui, hasil gabungan antara data aktual yang telah dilaporkan dan estimasi untuk perusahaan yang belum merilis laporannya saat ini berada pada -1%. Padahal, 77% dari perusahaan S&P 500 sudah melakukan pelaporan. Apabila -1% adalah penurunan aktual untuk Q2, maka ini akan menjadi pertama kalinya sejak 2016 bagi indeks S&P untuk melaporkan penurunan pendapatan selama dua kuartal berturut-turut.

Karena China telah memperingatkan pembalasan atas ancaman tarif baru Trump, memburuknya situasi perang dagang dapat terus meningkat hingga tahun 2020. Trump kemungkinan bakal menggunakan perang dagang sebagai Kartu As terakhirnya untuk mendapatkan popularitas selama Pemilu 2020. Skenarionya, ia akan menarik tarif di saat-saat terakhir untuk mengangkat pasar saham dari level rendah.

XAU/USD secara umum dipandang sebagai aset yang aman untuk bertahan di masa krisis. Emas saat ini diperdagangkan pada level tinggi baru di 1453. Baik eskalasi perang dagang AS-China maupun proyeksi Fed Rate Cut adalah pendorong utama bagi emas untuk reli. Berdasarkan garis Fibonacci Retracement, emas diperkirakan bisa naik lebih tinggi menuju level harga 1545 pada akhir tahun ini.

 

Instrumen Trading Pilihan Kami

USD/CHF

Sedikit bearish, pair ini dapat melanjutkan penurunan menuju 0.9720, seiring dengan terus naiknya minat pasar terhadap safe haven.

 

USD/JPY

Sedikit bearish, pair ini juga diproyeksi terus jatuh ke 105.20, khususnya karena tensi dagang masih terus memanas.

 

XAU/USD

Pasar emas terpantau bullish, sehingga harga bisa menguat ke 1545 di penghujung 2019.

 

S&P 500

Cenderung bearish, indeks saham ini berpotensi jatuh ke 2866 dalam minggu ini.

 


Franky Nangoy

Market Strategist - Fullerton Markets

Dengan lebih dari 15 tahun pengalaman profesional dalam forex, Franky telah mengambil berbagai peran di industri ini. Ia menjadi konsultan dan analis untuk broker lokal dan internasional, dan saat ini memegang peranan sebagai Market Strategist di Fullerton Research, dimana ia bertanggung jawab mempersiapkan materi pembelajaran secara rutin, seperti Weekly Market Research dan webinar secara langsung untuk Audience global. Kelebihannya terletak pada analisis pasar Indonesia.

Pada tahun 2018, Franky menyelesaikan serangkaian Roadshow di 11 kota di seluruh Indonesia, menjangkau para trader, baik yang pemula maupun berpengalaman dengan wawasan dan kebijaksanaan terkait forex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE