Menu

Perang Dagang Belum Usai, Safe Haven Masih Berpotensi Menguat

Fullerton Markets

Meskipun ada deal sementara untuk menunda serangkaian kenaikan tarif pada Oktober, rencana peningkatan tarif pada Desember belum ditunda. Emas, dengan status safe haven-nya, masih bisa naik lebih tinggi.

Setelah 16 bulan berlangsung dengan beragam jenis risiko yang silih berganti menerpa pasar, perang dagang AS-China akhirnya sampai pada titik temu berupa kesepakatan tiga fase. Fase satu yang merupakan kesepakatan sementara, adalah untuk mencegah tarif yang seharusnya terjadi pada 15 Oktober silam.

Presiden AS Trump dan Presiden China Xi tadinya dijadwalkan untuk menandatangani kesepakatan fase satu pada KTT APEC pertengahan November mendatang. Namun, Chili sebagai tuan rumah membatalkan acara tersebut karena unjuk rasa yang sedang berlangsung di dalam negerinya.

Untungnya, optimisme pasar terhadap kesepakatan AS-China tidak berkurang banyak, karena para perwakilan kedua negara kemungkinan akan berupaya menyelesaikan rintangan ini dengan mengatur pertemuan lain. Tujuan utamanya tentu saja untuk menyegel "fase satu" dari kesepakatan perdagangan, yang akhirnya difinalisasi oleh para negosiator setelah perundingan ke-13 berakhir pada 11 Oktober di Washington.

Namun demikian, penandatanganan kesepakatan fase satu tidak menjamin adanya suatu terobosan signifikan dalam konflik AS-China. Pasalnya, kesepakatan itu belum memasukkan penarikan tarif impor untuk barang-barang China seperti laptop, mainan, dan elektronik, yang sedianya akan diberlakukan pada 15 Desember mendatang.

Selain itu, keputusan Washington untuk memecah perjanjian menjadi beberapa bagian dan kurangnya kompromi AS yang signifikan, menunjukkan tingginya tantangan yang dihadapi Trump dalam mencapai kesepakatan komprehensif.

Tampaknya, kesepakatan tiga fase saat ini hanya cukup untuk "menyelamatkan muka" kedua belah pihak. Presiden Xi bisa menenangkan gejolak kekhawatiran rakyatnya terhadap risiko perang dagang, sementara Trump dapat membanggakan buah persetujuan dagang dengan China dalam kampanye Pilpres, sembari menegaskan kemajuan ini sebagai keberhasilannya "menundukkan" China untuk menyetujui tuntutan-tuntutan darinya.

Terakhir, masih ada banyak masalah pelik yang menggelayuti hubungan kedua negara tersebut, seperti kekayaan intelektual, pembukaan sistem keuangan China pada perbankan AS, dan sengketa teritori di Laut China Selatan.

Berbagai risiko tersebut membuat analis Fullerton Markets meyakini bahwa safe haven seperti emas dan Yen masih akan mendominasi selama masa ketidakpastian dan perlambatan ekonomi global.

 

Instrumen Trading Pilihan

EUR/JPY

Setelah membentur dua garis resistance, outlook pair ini cenderung bearish, dengan potensi penurunan lebih lanjut menuju 118.50.

 

USD/JPY

Seiring dengan pelemahan Dolar AS pasca rilis data manufaktur ISM yang menurun, USD/JPY diproyeksikan melanjutkan pergerakan bearish ke 107.50.

 

XAU/USD

Setelah breakout dari resistance penting, Gold masih menyimpan potensi penguatan menuju 1533.

 

S&P500 (SPX/USD)

Walaupun terus menanjak dalam beberapa sesi perdagangan terakhir, indeks saham ini diperkirakan mengalami retracement ke 3020 dalam pekan ini.

 


Franky Nangoy

Market Strategist - Fullerton Markets

Dengan lebih dari 15 tahun pengalaman profesional dalam forex, Franky telah mengambil berbagai peran di industri ini. Ia menjadi konsultan dan analis untuk broker lokal dan internasional, dan saat ini memegang peranan sebagai Market Strategist di Fullerton Research, dimana ia bertanggung jawab mempersiapkan materi pembelajaran secara rutin, seperti Weekly Market Research dan webinar secara langsung untuk Audience global. Kelebihannya terletak pada analisis pasar Indonesia.

Pada tahun 2018, Franky menyelesaikan serangkaian Roadshow di 11 kota di seluruh Indonesia, menjangkau para trader, baik yang pemula maupun berpengalaman dengan wawasan dan kebijaksanaan terkait forex.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE