Rekomendasi 09-13 Maret 2015: Rupiah Menembus Level Rp 13,000/Dolar, Pilih Sektor-Sektor Berikut |
Selama sepekan lalu, nampak nilai perdagangan terlihat flat di pasar regular dengan rata-rata sebesar Rp 5.3 triliun, investor asing banyak mengakumulasi beli bersih di pasar, pelemahan rupiah terhadap USD dan kebijakan pajak pemerintah yang cukup masif saat ini,
Hello Investor..
Rekapitulasi Pasar
Selama sepekan lalu, nampak nilai perdagangan terlihat flat di pasar regular dengan rata-rata sebesar Rp 5.3 triliun, investor asing banyak mengakumulasi beli bersih di pasar domestik. Sementara itu, pelemahan rupiah terhadap USD dan kebijakan pajak pemerintah yang cukup masif saat ini, telah memberikan efek psikologis negatif di mata investor, bukan tidak mungkin efek psikologis ini yang akan sangat menentukan pergerakan IHSG ke-depan dibandingkan fundamental secara medium term.
Kemudian, kebijakan bank sentral China dan India dengan memotong suku bunga acuan sebesar masing-masing sebesar 25bps sedikit banyak berpengaruh terhadap bursa domestik dan memberikan penguatan kepada saham-saham sektor keuangan. Hingga pekan lalu, IHSG berhasil mencatakan all time high di level 5,514.78 pada Jum’at (06/03), dengan nilai transaksi di pasar reguler selama sepekan yang mencapai Rp 26.58 triliun, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 893 miliar. Sektor-sektor yang berkontribusi positif terhadap IHSG selama sepekan lalu diantaranya ialah: sektor keuangan yang meningkat (1.91%), barang konsumsi (2.38%), serta aneka industri (2.32%). Saham-saham sektor properti terkoreksi cukup dalam dikarenakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berencana menerbitkan aturan baru terkait dengan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk hunian mewah pada bulan April tahun 2015 nanti, hal ini berakibat terhadap emiten-emiten properti seperti: BSDE, ASRI, APLN, dan SMRA. untuk Year to Date (YTD) hingga Jum’at (06/03), IHSG sudah mengakumulasi kenaikan sebesar 4.16%.
PER & PBV IHSG
Analisa Saya:
- Pusatkan fokus anda pada 2 poin penting minggu ini, yaitu: Pelemahan rupiah dan Suku Bunga The Fed.
- Presiden Bank Fed Dallas, Richard Fisher menilai bahwa bank sentral (The Fed) seharusnya mulai secara bertahap naikan suku bunga sebelum ekonomi mencapai target sektor kerja sepenuhnya untuk hindari resiko yang dapat memicu resesi – (berpijak pada kasus Alan Greenspan yang terlambat dalam menurunkan suku bunga acuan di AS pada waktu itu).
- Pekan ini Bank Sentral Eropa (ECB) akan memulai pembelian obligasi pemerintah, program pembelian dianggarkan sebesar 60 miliar euro per bulan hingga September 2016.
- Pembahasan hutang Yunani akan berlanjut, Zona Euro akan membahas proposal reformasi keuangan yang diajukan oleh Yunani, kami melihat akan terjadi tarik ulur dan akan sedikit banyak akan berpengaruh terhadap bursa saham global.
- Data-data ekonomi AS, seperti retail sales, jobless claims, consumer sentiment dan indeks harga produsen akan cukup penting karena akan menjadi tolak ukur bagi The Fed dalam FOMC Meeting di pekan mendatang.
- Nilai tukar rupiah telah menembus level psikologis Rp 13,000/usd, untuk emiten di pasar modal hal ini akan cukup berpengaruh dalam hal pembentukan beban biaya impor serta kerugian kurs yang timbul, sektor-sektor yang terimplikasi terhadap beban biaya impor diantaranya, sektor otomotif, barang konsumsi, semen dan manufaktur, meskipun sedikit banyak dapat di off-set dari penurunan biaya energi, namun saat ini outlooknya kami lihat underperform (U-P).
- Kementrian keuangan, OJK, dan Bank Indonesia (BI) merespon dengan mengeluarkan beberapa rencana untuk memperkuat rupiah, diantaranya dengan:
A. Mewajibkan penggunaan letter of credit (L/C) bagi eskpor komoditas utama, yaitu, minerba, kelapa sawit dan migas.
B. Memperketat peraturan tentang penyetoran devisa hasil eskpor (DHE)
C. Membebaskan atau mengurangi PPN bagi industri perkapalan, khususnya galangan kapal.
- Poin ke-3 dapat ditafsirkan positif terhadap sektor pelayaran dalam jangka waktu pendek.
- Sektor manufaktur di sub-segmen garmen &tekstil, keuangan dan komoditas akan bisa bergerak defensif minggu ini terhadap pelemahan pasar, dan masih menjadi pilihan menarik dalam berinvestasi selama sepekan ini.
- Anda boleh melakukan penambahan portofolio saham dengan fundamental yang baik seperti BBNI, ASRI, TLKM jika masing-masing menembus level support:
- BBNI: 6,600
- ASRI: 560
- TLKM: 2,890
- Pilihan saham untuk trading minggu ini: RALS, SRIL, SSMS, BBNI, POLY.
- IHSG kami perkirakan selama sepekan ini akan bergerak Sideways (flat), data ekonomi AS dan isu kenaikan suku bunga acuan The Fed (spekulasi) akan direspon secara variatif oleh investor lokal dan asing, dan tentunya pelemahan rupiah akan memberikan dampak negatif tambahan terhadap bursa domestik. IHSG kami perkirakan akan bergerak dengan support – resistance di 5,375 - 5,485
*Disclaimer ON
Stock Pick
RALS
Trend:
Bullish (Monthly)
RSI menunjukkan minat beli masih positif.
Closing price masih di atas MA20 namun di awah MA 50.
Rekomendasi: Trading Buy
S: 720 R: 805
SRIL
Trend:
Bullish – (Weekly)
Closing price di atas MA20 & MA 50.
RSI > 70% waspada profit taking.
Rekomendasi: Accumulate
S: 168 R: 191
Happy Trading All