Menu

Rekomendasi 15-19 Juni 2015: Sell-Off JCI, Time To Buy Or Hold?

Aditya Putra

Tulisan saya pada minggu lalu, bukan merupakan gambaran untuk menakut-nakuti prospek ekonomi Indonesia saat ini dan kedepannya, melainkan hanya mengingatkan ada masalah yang kini sedang di alami oleh negara kita. Oke kembali

Tulisan saya pada minggu lalu (Baca: Update Pasar Saham Dan Ekonomi: Be Careful Investor!), bukan merupakan gambaran untuk menakut-nakuti prospek ekonomi Indonesia saat ini dan ke depannya, melainkan hanya mengingatkan ada masalah pelik yang kini sedang di alami oleh negara kita. Namun saat ini saya tidak akan membahas dulu masalah ekonomi secara substansif, namun kembali saya akan membahas analisa mingguan pasar saham Indonesia kali ini, pasar modal kita seminggu lalu tersentak dan mengalami siklus naik turun yang cukup tajam, yang dimana pada (09/06) IHSG sempat menembus level 4,899, lalu kemudian rebound dan di tutup di bawah level 5,000.

Aliran dana asing masih setia keluar dari pasar modal Indonesia dengan mencatatkan aksi jual sebanyak Rp 2.9 triliun. hampir seluruh sektor mengalami aksi sell off, dengan beberapa sektor yang mengalami penurunan cukup dalam diantaranya, ialah; sektor properti (-5.58%), perkebunan (-5.38%), dan keuangan (-4.88%). Kinerja yang memburuk dari hasil perolehan laba di bulan April 2015 beberapa perbankan BUMN menjelaskan tentang sesuatu yang saat ini terjadi di Indonesia: Perlambatan Ekonomi!

Lemahnya pertumbuhan laba bersih bank mencerminkan resiko bisnis yang meningkat di perkonomian saat ini, lemahnya penetrasi kredit serta merta akan membuat mandek komponen bisnis pendukung lainnya yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, perbankan takut karena resiko kredit macet meningkat dan pada akhirnya menyebabkan krisis likuditas di perbankan yang cukup besar, (tentu kejadian krisis 1998 tidak ingin terulang).

Weekly Outlook

Bagaimana pekan ini? Mengambil data fundamental dan teknikal, serta data-data ekonomi penting yang akan rilis dan sudah rilis, nampaknya kita harus bersabar untuk melihat pemulihan pasar saham secara berkelanjutan. Salah satu data yang saya ambil ialah bagaimana data ekspor Indonesia yang terlihat turun dalam 2 kuartal terakhir, padahal ekspor merupakan ‘mesin’ pertumbuhan bagi ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir, yang dimana ekspor dari minyak&gas bumi menyumbang sekitar 18% dari total ekspor. Menurunnya ekspor dapat membuat keadaan nilai tukar kembali melemah dan cadangan devisa tergerus – efek yang terjadi – ialah penurunan kembali IHSG dalam jangka pendek. So, kesimpulan saya untuk keadaan saat ini ialah bersabar dan tetap Wait and See!

Data penting yang ditunggu lainnya ialah, suku bunga BI rate serta rapat The Fed yang akan berlangsung hari Rabu (17/06) nanti, utang Yunani juga masih akan menyumbang sentimen negatif ke pasar domestik. Beberapa acuan tersebut biasanya akan membuat pasar saham bergerak fluktuatif dan terdorong melemah.

Economy Calender Indonesia

16 Juni
Loan Growth (May), Previous: 11.3%, Forecast: 11.3%

18 Juni
Interest rate (June), Previous: 7.5%, Forecast: 7.5%

Apresiasi – Depresiasi Rupiah

Pelemahan mata uang suatu negara tidak serta merta buruk untuk kinerja ekonomi secara keseluruhan, di luar itu cukup menguntungkan. Negara yang memiliki basis komoditas yang berlimpah baik secara bahan baku mentah, setengah jadi dan jadi - yang mempunyai kualitas nomor wahid sangat diuntungkan, karena harganya bisa lebih murah di luar negri. Begitupun untuk ukuran emiten/perusahaan sejenis di bursa saham Indonesia, pelemahan rupiah terhadap USD akan menguntungkan beberapa emiten yang memiliki eksposur positif terhadap USD, (grafik yang disadur dari CLSA Indonesia dapat memberikan gambarannya).

Terlihat emiten seperti ELSA, SSIA, MYOR, PTBA, AALI, INCO akan cukup diuntungkan dengan pelemahan rupiah terhadap USD terhadap pendapatannya, begitupun sebaliknya. (Baca juga: Analisa Rupiah 15 - 19 Juni 2015)

Valuasi IHSG

IHSG saat ini diperdagangkan pada valuasi 13.27x atau berdasarkan simpangan eror (standar deviasi) -1%, valuasi IHSG tidak berbeda jauh dengan rata-rata yang diperdagangkannya di kisaran 14.47x. Dengan level saat ini yang bergerak dari 4,800 – 4,900-an sudah sesuai dengan fair value (harga wajar) IHSG – jika dihubungkan dengan indikator fundamental (makro&keuangan) yang ada saat ini.

Valuasi P/E IHSG

Valuasi P/BV IHSG

 






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE