Sentimen Emas Yang Menarik Untuk Diperhatikan |
Harga emas biasanya menguat di awal tahun karena ada momen Imlek. Namun tahun ini, ada sentimen-sentimen lain yang turut andil dalam pergerakan harga emas.
Membicarakan emas di sekitar perayaan Imlek memang menarik, karena momen tahun baru China pada umumnya dianggap sebagai sentimen positif untuk emas. Umumnya setiap tahun secara musiman, antara September hingga Februari adalah periode bullish untuk emas. Pelaku emas kategori Commercials yang terdiri dari produsen (penambang, pengrajin emas, dll), konsumen emas (toko emas, pabrikasi elektronik, dll), dan Swap Dealers membeli emas untuk memenuhi permintaan Deepavali di bulan Desember. Dorongan minat beli emas berlanjut hingga ke bulan Februari, mengingat momen tahun baru Cina biasanya dirayakan pada bulan tersebut.
Selain itu, rilis laporan keuangan fiskal para perusahaan produsen dan konsumen emas di periode tersebut turut memberikan sentimen positif pada trend emas secara musiman. Walaupun tidak selalu membuat harga emas naik, tapi secara rata-rata, harga emas akan naik pada bulan September hingga Februari.
Lalu bagaimana dengan tahun ini? Berikut beberapa sentimen emas yang layak untuk diperhatikan:
Sentimen Negatif Untuk Emas
- Logam mulia bergerak melemah di hari Jumat, dikarenakan data ekonomi AS yang ternyata lebih kuat dari dugaan, menyebabkan saham-saham naik merespon Non-Farm Payrolls yang naik 304,000 atau level terbesar dalam 11 bulan terakhir.
- Index Manufacturing ISM untuk bulan Januari 2019 juga tidak disangka naik ke 56.6, yang sebelumnya diduga hanya sekitar 54 saja, menyebabkan inflasi melambat sehingga mengurangi permintaan emas sebagai lindung nilai inflasi.
- Indeks Dolar AS menguat
- The Fed menurunkan neraca yang menyebabkan likuiditas Dolar lebih ketat
- Melambatnya ekonomi Tiongkok dan ketegangan perdagangan AS-China yang meredam permintaan China untuk logam industri.
Sentimen Positif Untuk Emas
- Kondisi geopolitik global dan volatilitas pasar saham telah memicu pembelian emas, menyebabkan ETF emas naik ke High lima tahun terakhir di hari Kamis, 31 Januari 2019.
- Kebijakan moneter bank sentral Jepang dan bank sentral Eropa yang ekspansif, meskipun ECB mengakhiri program pelonggaran kuantitatif pada Desember 2018.
- Kebijakan moneter yang lebih mudah oleh bank sentral China, yang sebelumnya mewajibkan bank memiliki cadangan sebesar 100 bp pada 4 Januari.
Berdasarkan rating Opini Teknikal Barchart. Sekitar 96% trader melihat sinyal Buy untuk emas, tapi kekuatannya lemah secara jangka pendek. Secara umum, emas cenderung masih melanjutkan bullish. Namun karena market sudah mendekati daerah Overbought, disarankan berhati-hati jika ada pembalikan arah.