Menu

Tren Sideways IHSG

Aditya Putra

Pasar saham Indonesia di awal bulan Oktober berjalan cukup positif, hal ini disebabkan oleh minat investor asing yang kembali masuk ke pasar saham kita, namun hal ini diyakini tidak akan berlangsung lama, kenapa?

Pergerakan IHSG selama sepekan lalu hanya berhasil meningkat sebesar 1.9%, dengan pergerakan sektoral yang cukup kencang di antaranya dihasilkan oleh sektor industri dasar dengan kenaikan 3.35%, diikuti sektor property 6.31%, dan keuangan 4.86%. Tidak ada sentiment yang cukup penting selama sepekan kemarin di bursa domestik selain paket kebijakan ekonomi tahap V yang baru saja dirilis.


Paket Ekonomi Tahap V

Beberapa poin penting terkait dengan paket kebijakan ekonomi tahap V:

  1. Revalusi Aset, efek? Tariff khusus untuk PPh final revaluasi berkurang dari 10 menjadi 3 persen.
  2. Penghilangan pajak berganda dana investasi real estate, property, dan infrastruktur. efek? pemerintah berharap instrumen KIK di REITs dapat muncul di pasar modal Indonesia dan menarik dana investasi real estate yang selama ini dilakukan perusahaan di luar negeri kembali ke Indonesia.
  3. Kebijakan deregulasi bagi industri perbankan syariah untuk mendorong pertumbuhan perbankan syariah.

Sejauh ini imbas dari paket kebijakan ekonomi tahap V hanya berdampak positif pada sektor properti, yang dimana dapat memanfaatkan fasilitas DIRE untuk mendapatkan fasilitas tambahan dana selain melalui perbankan. Permodalan semakin baik dan kebutuhan untuk ekspansi akan tercukupi. Sejauh ini kinerja sektor properti cukup terbantu oleh adanya fasilitas di paket kebijakan tahap V ini.


The Fed Kembali Rapat – Peluang Penurunan BI Rate di Akhir Tahun?

FOMC meeting memasuki ujung di akhir tahun, dalam pernyataan yang sedikit dovish dibandingkan hawkish, The Fed memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga di level saat ini, menyadari bahwa inflasi dan lapangan pekerjaan belum pada tingkat yang memuaskan.

Namun tetap ada persepsi hawkish di mata The Fed melihat tingkat penjualan rumah dan investasi bisnis yang meningkat, dari flat menuju solid. Tingkat perumahan dapat didefinisikan meningkat dengan laju net export, meski dalam ruang yang soft. Sementara inflasi masih dalam perubahan yang minor, mengingat kajian tersebut The Fed masih membuka ruang kenaikan suku bunga di bulan Desember tahun ini dengan tetap terus memperhatikan tingkat lapangan pekerjaan dan indeks kepercayaan konsumen.

Mari selesaikan spekulasi ini, gerak pasar saham memang akan sangat tertahan oleh dampak kenaikan suku bunga The Fed. Mau tidak mau IHSG juga terkoreksi secara masif. Lalu dengan pola kenaikan pasar saham di sekitar bulan November dan Desember setiap tahunnya, maka tahun ini dapat dipastikan pergerakan kenaikan IHSG akan berjalan sangat mixed. Salah satu hal yang dapat memulihkan kondisi pasar di tengah spekulatifnya The Fed ialah penurunan suku bunga bank Indonesia. China dan India, serta beberapa negara Asia lainnya sudah menurunkan suku bunga acuannya dalam mengantispasi perlambatan ekonomi negara mereka.

Dengan Oktober ini tingkat inflasi diprediksi kembali deflasi, maka pada akhir tahun kita berharap inflasi bisa stabil di angka 6%-an, dengan BI rate saat ini 7.5% ada selisih 1.5% (selisih investasi beresiko) – yang harus dikalkulasi oleh investor. Maka saya melihat, dengan melonggarkan kebijakan moneter dan menghiraukan The Fed, penurunan 25bps di akhir tahun ini adalah langkah bijak dalam melindungi sisi fiskal – moneter Indonesia, sembari berharap IHSG dapat berakhir di level 4,800 – 4,900 di akhir tahun.


IHSG Secara Teknikal

Saat ini IHSG sedang dalam tren positif, dilihat dari pergerakan volume (minat beli investor), cukup meningkat selama bulan Oktober. Hal ini juga ditandai dengan kenaikan IHSG selama bulan Oktober 2015 yang telah meningkat sebesar 8.3%. Namun jika kita ingin meng-analisa apakah indeks bisa mencapai 4,900 hingga akhir tahun, saya melihat indeks harus bisa melewati satu level resistance yang cukup menguji di 4,745; jika ini tertembus secara teknikal saya optimis IHSG akan bisa ditutup mendekati level 4,900 di akhir 2015 ini.

Melewatkan apa yang terjadi pada postulasi pasar saham global, IHSG berupaya menciptakan arah fundamental-nya sendiri hingga akhir tahun ini dengan tren historikal pasar saham di bulan Nov-Des yang selalu meningkat maka sebetulnya kita sedang menunggu tren baru pergerakan IHSG. Berdasarkan analisa saya mengenai ruang penurunan suku bunga di akhir tahun, yaa ini menjadi salah satu senjata untuk membawa IHSG terus melaju positif di akhir tahun. Namun apakah Gubernur Bank Indonesia berani melakukan hal tersebut? we'll see..






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE