Menu

Ulasan Saham 02 Juni: IHSG Tersengat Langkah S&P

Aditya Putra

S&P tidak menaikkan rating investment grade Indonesia karena ekonomi Indonesia masih dibayangi resiko fiskal. IHSG diprediksi melemah hari ini di tengah memudarnya harapan S&P.

Post from US Market Recap

Bursa saham AS secara umum ditutup positif, (01/06), DJIA +0.01%, S&P 500 +0.11%, dan NASDAQ +0.08%. Rebound bursa terbantu harga minyak yang berbalik naik, serta data aktivitas manufaktur yang lebih baik dari perkiraan.

Harga minyak WTI, -0.22%, $48.90/barel

Gold Spot, 0.22%, 1,216

CPO, -0.83%, 2,598

USD/IDR, 13,655, ytd -1.41%

Update Ekonomi Global:

Update Ekonomi Domestik:

Grafik Investment Grade Indonesia S&P


Grafik Teknikal IHSG


Prediksi IHSG Hari Ini

S&P tidak menaikkan rating investment grade Indonesia, atau hanya berjarak 1 level dari investment grade yang masuk lower medium grade. S&P berkesimpulan bahwa ekonomi Indonesia masih dibayangi resiko fiskal dimana salah satunya defisit transaksi berjalan dan penerimaan negara. Asing masih net buy, sementara investor domestik melakukan bargain hunting kemarin, rupiah diprediksi akan sedikit tertekan. EIDO +0.09%.

IHSG: bearish (moderat), Support: 4,780 Resistance: 4,882

IHSG cukup kuat, dan melanjutkan tren support di 4,800. Ada volume beli yang dapat menahan IHSG kemarin, di sisi lain RSI masih bullish dan belum menunjukkan jenuh beli, dengan area bermain di antara MA20 dan MA50 yang sempit bagi IHSG.

BBNI rawan profit taking, saham-saham perbankan cenderung sideways. AALI masih bisa naik hingga 14,950. GGRM buy on weakness, HMSP macd golden cross, PTBA, ADRO masih berpotensi melanjutkan penguatan hari ini, terlihat dari candlestick yang bullish.

Fortune Indonesia (FORU) berhasil membukukan peningkatan pendapatan usaha sebesar 6.82% menjadi Rp 431.9 miliar pada 2015 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 404.32 miliar. Laba komprehensif perseroan juga tumbuh 6.32% mencapai Rp 3.66 miliar dari sebesar Rp 3.44 miliar.

Surya Semesta Internusa (SSIA) akan menjalin kerja sama dengan salah satu emiten properti untuk mengembangkan Kawasan Industri sekitar 350-400 hektare (ha) di Karawang. Keduanya akan membentuk perusahaan patungan (join venture/JV) dengan kepemilikan SSIA 51%.

Empat bulan, PPRO baru raih 26% marketing sales, PT PP Properti (PPRO) mengklaim berhasil mengantongi marketing sales atau pra penjualan Rp 671 miliar hingga akhir April 2016. Jumlah tersebut setara dengan dengan 26.8% dari total target tahun ini yakni Rp 2.5 triliun.

AALI berpotensi meraih dana Rp 3.99 triliun dari rencana aksio korporasi right issue, dimana harga eksekusi ditetapkan sebesar Rp 11,425/lembar.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE