Menu

Ulasan Saham 02 November: IHSG Waspadai Breakdown Support 5,397

Aditya Putra

Saat ini pergerakan IHSG nyaris stagnan. Saat bursa global dan regional bergerak sangat volatile, nyatanya indeks domestik cukup kuat bertahan di level 5,400. Simak pula saham-saham yang telah mencapai level terendahnya dalam 1 tahun terakhir ini.

Technical Story

Pergerakan IHSG dalam trend yang luas mencerminkan kinerja yang masih bullish, namun jika diamati sejak bulan September IHSG sepertinya telah memunculkan pergerakan yang sideways dalam rentang yang sempit, dimana level tertinggi di 5,472 dan terendah di 5,399. Di sini saya bisa memberikan warning, karena jika IHSG breakdown 5,397 maka IHSG sangat berpeluang untuk bearish, dimana sejauh ini pergerakan yang sideways nampak telah terjadi sebulan lebih. Meski harga masih dalam tren up harian dan mingguan namun saran saya untuk para trader hati-hati. Memasuki bulan November tahun ini pasar saham global akan telah ditunggu oleh Pemilu AS dan Rapat The Fed mengenai kenaikan suku bunga yang akan memberikan volatlitas di pasar saham.


Economy Update

Jepang: Bank of Japan mengatakan tidak akan mencapai target inflasi 2 persen sebelum akhir masa jabatan Haruhiko Kuroda sebagai gubernur berakhir. Perkiraan baru memberi sinyal BoJ bersedia untuk mentolerir kemajuan lambat tanpa menambah stimulus dan menimbulkan pertanyaan tentang kelangsungan kebijakan.

AS: Indeks dari The Institute for Supply Management’s naik ke level 51.9 di bulan Oktober dari 51.5 pada bulan sebelumnya. Estimasi median dalam survei Bloomberg menyerukan untuk pembacaan di 51.7. Angka di atas 50 memberikan sinyal ekspansi.


Equity Comment

Bank Indonesia (BI) mempublikasikan bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada bulan September hanya bertumbuh 6.4% dimana pada bulan sebelumnya pertumbuhan kredit terhitung masih stagnan dengan hanya berada di bawah level 7%, dampka dari perlambatan kredit ini kana lebih berdampak pada bank kecil ketimbang bank besar. Sementara data inflasi Indonesia menunjukkan level yang stabil di 3.31% YoY Oktober, terbuka peluang dibawah 4% inflasi Indonesia di tahun ini.

Adira Dinamika Multi Finance (ADMF) melaporakan kenaikan kenaikan laba bersih sebesar 114% menjadi Rp 904 miliar di kuartal III-16. ADMF masuk dalam saham yang kurang likuid, namun jenis saham ini bisa spekulatif buy di area-area terdekat, saat ini trend saham ADMF sedang dalam uptrend, dan menguji resistance 6,700 dalam jangka menengah.

Sementara Bank Negara Indonesia (BBNI) membidik pertumbuhan bisnis kredit kecil dan menengah naik sebesar 15%-20% pada tahun depan, pada 2017 ditargetkan jumlah kredit yang bisa dicapai oleh BNI kredit digital mencapai Rp 1.5 triliun. secara teknikal BBNI menguji mid term trend, harga di antara MA5,20 dan 50. Trend harga saat ini sideways. BBNI menguji support terdekatnya di 5,425 jika tembus maka selanjutnya mengarah ke level 5,375.

Adhi Karya (ADHI) masih menantikan ralisasi kontral LRT yang rencananya akan ditandatangai akhir tahun ini, kontrak baru ADHI sampai dengan akhir tahun ada di angka Rp 18 triliun, proyeksi ini turun dibandingkan dengan target perolehan kontrak baru ADHI di tahun ini yakni Rp 25 triliun, saat ini saham ADHI sedang dalam downtrend yang dalam, menguji support 2,070, terdekat di level 2,100.

Beberapa saham yang mencatakan penurunan harga saham terendahnya dalam 1 tahun tahun terakhir diantaranya: SCMA, SMSM, CINT, SDMU, OKAS.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE