Menu

Ulasan Saham 03 Desember: Dari SIDO Hingga ASII

Aditya Putra

Setelah rilis data Inflasi Indonesia yang masih cukup lemah dan terlihat aksi jual bersih Asing di pasar reguler, apakah IHSG berpotensi mempertahankan kenaikannya? Simak pula saham-saham pilihan kami

IHSG View

Angka inflasi di bulan November berada di level 3.0% (YoY), di bawah konsensus 3.06% (YoY). Hal ini menjadi indikasi bahwa kondisi Demand Supply pada ekonomi Indonesia belum sepenuhnya membaik. Meski demikian investor domestik melakukan bargain hunting pada (02/Desember) dengan Asing masih melakukan jual bersih Rp147 miliar. Pada perdagangan (02/Desember), IHSG naik 1.97% ke level 6,130.

Beberapa sektor yang mendorong kenaikan IHSG bisa lihat di bawah ini:

Macro View

Bank Indonesia (BI) mencatat defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) naik menjadi USD8.4 miliar atau 3.0% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal kedua 2019. Angka defisit ini naik dari USD7 miliar atau 2.6% dari PDB pada kuartal pertama.

Daily Outlook

Sepekan ini investor akan mengamati data-data ekonomi yang berasal dari Amerika Serikat (AS). Sementara di domestik setelah rilis inflasi, data ekspor dan impor akan menjadi acuan selanjutnya untuk katalis domestik. Namun jual Asing yang masih terlihat di pasar domestik harus dijadikan sinyal waspada bagi seluruh investor. Untuk hari ini, setelah kemarin bergerak strong bullish, IHSG akan memiliki peluang untuk konsolidasi normal.

Berita Emiten

Perusahaan pengolahan rumput laut kering olahan Asia Sejahtera Mina (AGAR) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada (2/Desember). Perusahaan ini meraup dana segar Rp27.5 miliar dari perhelatan initial public offering (IPO). Perusahaan penyedia bahan baku agar-agar dan karagen ini akan menggunakan 77.2% dana IPO untuk modal kerja, seperti menambah persediaan, menambah piutang dan deposit. Deposit diperlukan mengingat sebagian besar penjualan AGAR adalah ekspor, yang rawan terpengaruh fluktuasi mata uang asing.

Mandom Indonesia (TCID) merasakan kompetisi pasar kosmetik semakin ketat. Belum lagi ada risiko nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dolar AS. Karena itu, mereka mengaku kesulitan memenuhi target kinerja awal yang sudah ditetapkan. Semula, Mandom membidik pertumbuhan bisnis sekitar 5.0%-10% (YoY) tahun ini. Tahun lalu, perusahaan berkode saham TCID di BEI tersebut membukukan penjualan bersih Rp2.65 triliun. Kalau masih berpegang pada target awal, mestinya capaian penjualan bersih 2019 berkisar antara Rp2.78 triliun hingga Rp2.92 triliun.

Teknikal

Berdasarkan analisa pada grafik di bawah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

 

Saham-Saham Pilihan

1. Industri Jamu dan Farmasi (SIDO)

Last Price: 1,295

Tren Potensial: Rebound

Harga bergerak di atas upper band Bollinger bands, volume beli cukup tinggi dan diikuti dengan kenaikan harga. RSI 71.6%. MA5 sendiri memotong ke atas MA9.

Action: Hold

 

2. Sarana Menara Nusantara (TOWR)

Last Price: 760

Tren Potensial: Uptrend

Rounding bottom short term, diikuti dengan volume beli tertinggi dalam sepekan terakhir, upper band Bollinger bands.

Action: Buy on Weakness (BoW)

 

3. Kalbe Farma (KLBF)

Last Price: 1,570

Tren Potensial: Reversal-Bullish

Harga kembali di atas MA200, diikuti dengan volume beli dan perpotongan MA5 di atas MA200 dan MA20.

Action: Hold

 

4. Astra Internasional (ASII)

Last Price: 6,500

Tren Potensial: Rebound

Mulai bergerak di atas MA5 dan MA9. Indikator RSI 42.8% setelah sebelumnya oversold. Didukung oleh volume beli yang mulai bergerak naik.

Action: Hold






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE