Menu

Ulasan Saham 03 November: Tembus Support 5,397, Kemana Selanjutnya IHSG

Aditya Putra

IHSG akhirnya breakdown support 5,400. Hal ini dipicu oleh kekhawatiran demo besar-besar esok hari (04/11), sehingga aksi ambil untung dilakukan sebagian besar investor. Sampai seberapa jauh IHSG akan melemah dalam jangka pendek?

Technical Story

Seperti yang telah saya katakan kemarin (02/11), potensi IHSG untuk memasuki zona bearish sangat potensial, karena sudah dekat dengan support kuat di 5,397. Hari ini seiring tekanan jual asing dan domestik dikarenakan sentimen negatif esok hari (04/11), sehingga sebagian besar investor mengambil aksi ambil untung sementara.

Pelemahan IHSG sebesar 75 poin menembus langsung level MA50 dan bollinger band support daily di 5,355. Angka ini terendah sejak pertengahan September lalu, ketika itu IHSG berhasil rebound dari posisi terendah-nya di 5,146. So, what’s next? Seperti yang telah saya singgung sebelumnya, IHSG telah mengakhiri periode bullish-sideways lalu memulai masuk periode bearish setelah breakout di 5,397. Saya melihat periode koreksi masih akan berlanjut dikarenakan konstelasi sentimen di dalam dan luar negri akan berdampak langsung terhadap IHSG. Saat ini level 5,265 dapat dijadikan level support psikologis bagi IHSG.


Economy Update

Grafik. Potensi Kenaikan FFR di Bulan Desember 2016

Seperti yang sudah diprediksi sebelumnya, The Fed akhirnya mempertahankan level suku bunga acuan pada rapat kemarin, saat ini investor global fokus pada pemilu AS dan resiko kenaikan suku bunga acuan di bulan depan pada meeting The Fed selanjutnya.


Equity Comment

BNGA pada Q3 2016 membukukan Laba Bersih Rp 563 B atau naik 532.6% dibanding Q3 2015 sebesar Rp 89 B. Pada perdagangan saat ini, PE Ratio (TTM) perseroan berada di level 15.91x. Secara teknikal, BNGA terlihat masih dalam periode uptrend. Namun, saat ini pergerakan saham BNGA cenderung sideways, menunggu konfirmasi lebih lanjut untuk breakout resistance-nya.

ARII pada Q3 2016 membukukan Rugi Bersih Rp (42 B) atau naik 60.3% dibanding Q3 2015 sebesar Rp (105 B). Pada perdagangan saat ini, PE Ratio (TTM) perseroan berada di level -5.94x. saham ARII sangat tidak likuid dan disarankan bagi investor untuk menjauhi saham ini.

VOKS pada Q3 2016 membukukan Laba Bersih Rp 56 B atau naik 328.1% dibanding Q3 2015 sebesar Rp (25 B). Pada perdagangan saat ini, PE Ratio (TTM) perseroan berada di level 5.54x. saham VOKS sangat tidak likuid dan disarankan bagi investor untuk menjauhi saham ini.

CTRP pada Q3 2016 membukukan Laba Bersih Rp 20 B atau turun -92.0% dibanding Q3 2015 sebesar Rp 244 B. Pada perdagangan saat ini, PE Ratio (TTM) perseroan berada di level 38.44x. CTRP long term uptrend, namun saat ini cenderung bergerak sideways, koreksi masih berlanjut dalam jangka pendek dan menguji level MA50 di 660.

MSKY pada Q3 2016 membukukan Rugi Bersih Rp (10 B) atau naik 96.8% dibanding Q3 2015 sebesar Rp (326 B). Pada perdagangan saat ini, PE Ratio (TTM) perseroan berada di level -111.85x. MSKY long term bullish, saat ini masih akan melanjutkan penguatan-nya, namun waspadai profit taking jangka pendek, level 1,240 resistance kuat, tembus 1,240 berpotensi mengarah ke 1,400.

Beberapa saham terlihat telah memotong MA10 dan berpotensi melemah dalam jangka dekat, strategi buy on weakness dapat digunakan pada saham-saham yang terkonfirmasih short term bearish, saham-saham tersebut diantaranya: GGRM, UNVR, PTBA, ASII, JSMR, RALS, ARTI, MIKA, BISI.






KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE